1 Yohanes 2: 12-14  Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Latar belakang yang paling menonjol dari penulisan surat Yohanes ini adalah beredarnya banyak ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang yang dahulunya merupakan bagian dari jemaat Tuhan, ternyata didapati Yohanes bahwa mereka sudah meninggalkan persekutuan orang-orang percaya. Ajaran-ajaran tersebut memutarbalikkan Injil mengenai penyangkalan bahwa di dalam Kristus ada hidup kekal, bahwa Yesus bukanlah Kristus yang menjelma menjadi manusia, dan lain-lain. Bahkan ajaran-ajaran tersebut mengajarkan bahwa mentaati perintah Kristus dan hidup kudus terpisah dari dosa dan dunia sudah tidak diperlukan lagi.

Lewat surat-suratnya, Yohanes berusaha untuk membeberkan dan menyangkal doktrin-doktrin yang salah dari para guru palsu tersebut dengan menasehati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran dan mengejar suatu pertumbuhan rohani untuk mencapai keserupaan dengan Yesus. Karena semakin seseorang mengalami kedewasaan pertumbuhan rohani, maka semakin ia tidak dapat diombang ambingkan lagi oleh berbagai rupa angin pengajaran.

Ketika kita berbicara tentang sebuah kehidupan dalam bentuk apapun, kita tidak dapat memisahkannya dengan apa yang disebut dengan pertumbuhan. Pertumbuhan adalah bukti bahwa seseorang itu hidup. Waktu kita menanam sebuah benih di dalam tanah, lambat laun benih itu suatu hari akan bertumbuh menjadi sebuah tanaman atau sebuah pohon besar. Itulah hal yang sangat alamiah dalam sebuah kehidupan. Esensi sebuah kehidupan dapat didefinisikan dengan adanya sebuah pertumbuhan atau perkembangan yang dinamis. Kehidupan adalah sama dengan pertumbuhan. Dimana terdapat kehidupan, disitulah terdapat pertumbuhan juga, dan dimana ada pertumbuhan, disitulah terdapat kehidupan.

Hal itu berlaku juga dalam sebuah kehidupan rohani. Tuhan memberikan kita sebuah kehidupan rohani dalam Kristus dengan suatu maksud agar kehidupan tersebut mengalami pertumbuhan. Dan pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan menuju ke kedewasaan. Salah satu hal yang menyedihkan dalam sebuah kehidupan adalah ketika terjadi hambatan di dalam pertumbuhan. Hal yang sama bisa pula terjadi dalam kehidupan rohani adalah ketika terjadinya kegagalan dalam pertumbuhan, karena ketika hal itu terjadi maka seseorang tidak dapat menikmati berkat ilahi secara keseluruhan ataupun berkat-berkat tertentu yang Tuhan telah sediakan khusus bagi mereka yang telah dewasa di dalam Kristus. Jadi yang namanya pertumbuhan rohani adalah bukan hanya dipandang sebagai sekedar hak istimewa yang dimiliki setiap orang percaya, tetapi juga sebuah kewajiban yang harus dikejar. Tujuan akhir dari sebuah pertumbuhan rohani adalah menjadi serupa dengan Kristus. Inilah yang dimaksud oleh Yohanes dalam suratnya, sekaligus menjadi pesan Tuhan bagi kita memasuki bulan November ini.

Tuhan ingin agar kita umat-Nya memiliki cara berpikir yang benar tentang makna sebuah pertumbuhan rohani. Salah memaknai hal tersebut, berakibatkan terjadinya keterbelakangan pertumbuhan rohani (spiritual retarded). Yohanes menjelaskan tahap-tahap pertumbuhan rohani secara sederhana ke dalam tiga tahapan, yaitu:

(1). Tahap anak-anak

1 Yoh. 2: 12  Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak (yun. teknon), sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. (14) Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak (yun. paidion), karena kamu mengenal Bapa.

Inilah tahap pertama dalam sebuah pertumbuhan menurut Yohanes, dan ia menamakan tahap ini dengan sebutan anak-anak atau anak kecil. Tahap ini bukanlah sesuatu yang buruk. Dalam bahasa Yunaninya disebut dengan “teknon”, yang berarti anak-anak berdasarkan kelahiran, tanpa memandang usia. Setiap kita, berapa pun usianya, adalah anak-anak dari orang tua kita. Sampai masa tua dan meninggal pun kita tetap adalah anak-anak dari orang tua kita. Makna rohani dari kata “teknon” di atas, adalah bahwa setiap kita yang sudah dilahirkan kembali di dalam Kristus maka kita disebut “anak-anak Allah” atau “orang yang telah diselamatkan”. Di tahap ini, Tuhan mau kita menyadari bahwa oleh karena kasih-Nya kita telah ditebus, dosa kita telah diampuni karena Kristus telah membayar lunas segala penalti akibat dosa-dosa kita.

Namun Yohanes segera menekankan di dalam ayat 14, bahwa kita harus segera beranjak naik ke tahap berikutnya, yaitu anak-anak dalam arti “paidion”, yang memiliki makna sebagai anak-anak yang masih berada di dalam instruksi dan pengawasan orang tuanya. Makna sederhananya adalah sebagai seorang anak yang sudah dilahirkan kembali di dalam Kristus, Tuhan tidak mau kita hanya puas dengan status anak-anak Tuhan yang hanya tahu siapa nama orang tuanya saja, tahu belaian dan kasih sayang orang tuanya saja, namun anak pun perlu diisi pengetahuannya, dilatih, diajar dan diberikan instruksi-instruksi.

(2). Tahap orang-orang muda

1 Yoh. 2: 14  …Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Ada masa dimana anak-anak menikmati belaian dan kasih sayang orang tuanya, namun tahap kedua dari pertumbuhan rohani ini sangatlah penting. Suatu perpindahan dari tahap belaian kasih sayang lewat keintiman orang tua kepada anaknya, beranjak ke tahap pengetahuan dan pengenalan akan Allah. Dari hubungan emosional meningkat kepada hubungan doktrinal. Inilah yang dinamakan tahap pemuridan, dimana orang percaya menjalani tahap dimuridkan oleh seorang guru, mentor, atau pun oleh seorang Bapa rohani. Karena seperti yang dikatakan oleh Yohanes dalam suratnya, bahwa ada roh antkristus yang terus menyelusup masuk melalui berbagai doktrin dan pengajaran palsu. Ada peperangan-peperangan yang harus dihadapi, dan peperangan ini dimenangkan oleh orang-orang muda. Ayat di atas mengatakan bahwa kaum mudalah yang telah mengalahkan yang jahat. Mengapa mereka dapat mengalahkannya? Karena mereka kuat. Dengan apa mereka dapat menjadi kuat? Karena firman Tuhan tinggal di dalam mereka.

(3). Tahap bapa-bapa

1 Yoh. 2: 13  Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya.

Tahap ini merupakan tahap kedewasaan rohani seseorang, dimana ia bukan hanya menyadari bahwa dirinya telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah, bukan hanya memiliki pemahaman yang benar tentang kebenaran firman Tuhan, namun juga seseorang yang mengalami pertumbuhan lewat keakraban hubungan yang dijalin dengan Bapa di Sorga. Seorang yang melayani bukan hanya karena tahu tentang pekerjaan Tuhan, tetapi melayani Tuhan dengan cara-Nya Tuhan dan atas kehendak-Nya Tuhan.

Mari umat Tuhan, lewat pesan ini kita terus diingatkan bahwa betapa pentingnya pertumbuhan rohani di dalam Kristus itu. Bukti bahwa seseorang memiliki kehidupan adalah karena adanya pertumbuhan yang terjadi pada orang itu. Kegagalan dalam pertumbuhan membuat seseorang tidak dapat menikmati berkat ilahi secara keseluruhan ataupun berkat-berkat tertentu yang Tuhan telah sediakan khusus bagi mereka yang telah dewasa di dalam Kristus. Selamat bertumbuh!

Tuhan Yesus memberkati!

03 November 2013 – Tahap -Tahap Pertumbuhan Rohani (Visi 2014 – Growing To Maturity)

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.