Jangan Membiarkan Adanya Kebocoran (Pesan Gembala, 28 April 2024)

JANGAN MEMBIARKAN ADANYA KEBOCORAN

Yeremia 2:13 Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.

Melalui nabi Yeremia, Tuhan mengungkapkan kekecewaan dan kesedihannya yang mendalam atas umat-Nya. Bagaimana tidak, Tuhan telah melakukan segala upaya untuk menciptakan, menebus, membangun, melindungi, dan memenuhi kebutuhan mereka, serta memperingatkan mereka berulang kali, namun umat-Nya tetap memilih untuk meninggalkan Dia dan mencari perlindungan dan kemakmuran mereka pada hal-hal yang lain.

Ada dua jenis kejahatan serius (Ibr. Ra) di mata Tuhan yang dicatat dalam ayat di atas. Dan ironisnya, umat Tuhan melakukan kedua-duanya. Dalam hal apa umat-Nya dianggap telah dua kali berbuat jahat kepada Tuhan? Yang pertama, ketika meninggalkan Tuhan sang sumber air yang hidup.

Jangan terburu-buru mengatakan bahwa “aku sebagai orang percaya” tidak pernah meninggalkan Tuhan. Yang namanya meninggalkan di sini bukan semata-mata meninggalkan dalam makna literal. Tubuhnya mungkin tidak meninggalkan, namun sikap hati yang ditunjukkan di mata Tuhan telah dianggap “meninggalkan.” Apapun yang namanya meninggalkan Tugan itu bukan sesuatu yang baik. Bagkan bagi Tuhan ini dianggap sebagai suatu kejahatan. Kalau begitu, meninggalkan yang seperti apa yang dimaksud? Ketika umat Tuhan meninggalkan Tuhan sang sumber air yang hidup. Yaitu ketika orang percaya sudah tidak lagi merasa perlu untuk terhubung dengan Tuhan sebagai sumber mata air yang hidup. Ketika umat Tuhan sudah merasa tidak terlalu perlu mengejar keterhubungan dengan Tuhan sebagai “Pokok anggur.”

Menolak datang atau enggan berelasi kepada Tuhan sebagai sumber air yang hidup masuk kategori kejahatan, konsekuensinya adalah kekeringan rohani. Sepertinya tidak ada bobot kejahatan di sini. Namun apabila kita merenungkannya lebih lanjut, maka kita akan dapat memahami betapa seriusnya kejahatan ini. Kekeringan rohani akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tertuju pada kepentingan diri sendiri, membuat Tuhan tidak dimuliakan, yang adalah sama dengan merugikan Kerajaan Sorga.

“Enggan terhubung dengan Tuhan” memberi kesan kuat di mana seseorang tidak lagi memandang kepada Dia, tidak takut lagi kepada Dia dan tidak peduli lagi dengan segala kebaikan yang Ia tawarkan. Bukankah ini bentuk kesombongan yang amat sangat? Betapa orang yang demikian menganggap dirinya bisa hidup tanpa terhubung dengan Tuhan, tanpa sumber air hidup.

Kejahatan yang kedua yang sama tingkat kejahatannya di mata Tuhan adalah ketika orang percaya memilih “menggali kolam” bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air. Ini berbicara tentang orang percaya yang lebih memilih untuk meluangkan waktunya untuk hal-hal yang lain yang mereka pikir dapat memuaskan diri mereka. Berapa banyak orang hari-hari ini begitu mudah mengganti rasa puas mereka dengan berbagai hal disediakan dunia (Efesus 5:18)

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan memeringatkan kita untuk tidak menyerahkan diri kita kepada prioritas yang salah yang hanya akan membuahkan “kebocoran.” Sesuatu yang dibangun oleh kehendak sendiri dan cara sendiri tidak akan pernah mencapai yang Tuhan kehendaki. Selalu saja ada kebocoran demi kebocoran yang terjadi. Tuhan menawarkan Diri-Nya sebagai sumber air yang sejati, dimana orang yang mereguknya tidak akan pernah haus lagi.

Seringkali orang percaya merasa bahwa ia sudah “mereguknya” dengan datang dan berdoa dengan segenap permohonan. Namun yang dimaksud dengan mereguk adalah ketika orang percaya dengan sengaja datang kepada Tuhan dengan segala rasa haus, dan membiarkan dirinya diam di hadirat-Nya dan membiarkan Tuhan kemudian mengisi dan memuaskannya. Dimana selanjutnya ia akan merasakan ada kesegaran yang baru dan ada hal-hal baru yang Tuhan bukakan di sana.

Apa yang harus kita lakukan agar tidak menjadi orang-orang percaya yang tidak mengalami kesegaran dari Sumber air yang hidup. Beberapa di antaranya adalah:

(1). Menjadi orang yang tahu membedakan mana rasa puas yang sejati dengan mana yang tidak 

Yeremia 2:11 pernahkah suatu bangsa menukarkan allahnya meskipun itu sebenarnya bukan allah? Tetapi umat-Ku menukarkan Kemuliaannya dengan apa yang tidak berguna.

Tuhan menyampaikan melalui nabi Yeremia bahwa banyak umat Tuhan yang menukarkan kemuliaannya dengan sesuatu yang lebih rendah atau tidak mulia. Disadari atau tanpa disadari hari-hari ini dunia turut menawarkan banyak hal yang menggiurkan yang seolah-olah “barang mahal,” namun sesungguhnya tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan. Sesuatu yang tidak layak untuk disejajarkan.

Gambaran akan perbedaan ini digambarkan dengan jelas oleh Yesus pada peristiwa Perempuan dari Samaria. Yesus pada waktu itu, dalam perjalanannya ke Galilea sengaja menyimpang untuk mampir ke wilayah Samaria terlebih dahulu untuk suatu misi penting. Ia menunggu perempuan itu di sumur Yakub. Pada waktu perempuan itu datang untuk mengambil air di sumur, Yesus memohon untuk minta diberi air oleh perempuan itu. Awalnya perempuan itu ragu mengingat Yesus adalah orang Yahudi masakan meminta air kepada orang Samaria.

Berangkat dari situ Yesus kemudian mengatakan bahwa barangsiapa meminum air dari sumur tersebut, ia akan haus lagi. Tetapi barangsiapa minum air yang akan Ia berikan, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Bahkan air yang akan Ia berikan tersebut akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. Mendengar kabar baik yang demikian luar biasa tersebut, berkatalah perempuan itu kepada Yesus untuk minta diberikan air yang Yesus maksud tersebut. Dan hasilnya sungguh luar biasa, perempuan itu dengan bersemangat menangkap panggilan sorgawi dan ia bersegera pergi memberitakan kabar baik kepada orang-orang Samaria.

(2). Menjadi orang yang terus memberikan pengaruh, agar semakin banyak orang mengalami rasa haus kepada Tuhan

Yeremia 2:8 Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.

Salah satu penyebab yang membuat bangsa Israel meninggalkan Tuhan sebagai sumber air yang hidup adalah ketika para imam sudah tidak lagi memberikan contoh seperti apa mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Para gembala juga dikatakan telah mendurhaka terhadap Tuhan. Siapa yang dimaksud dengan para imam dan gembala ini? Mereka adalah para pemimpin rohani bagi umat Tuhan. Mereka bertugas untuk mengarahkan, membangun, membawa seluruh umat Tuhan untuk mencari Tuhan, serta melaksanakan hukum-hukum Tuhan.

Apa jadinya apabila orang-orang tersebut justru tidak melakukan tugasnya dengan baik? Kesalahan bangsa Israel pada waktu mereka membuat patung lembu emas pada waktu perjalanan di padang gurun sebetulnya lebih karena peran imam Harun yang lebih mendengarkan apa kata mayoritas suara terbanyak dari pada mengarahkan umat Tuhan untuk melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Ini adalah kesalahan yang fatal.

Urgensi kepala keluarga sebagai imam dalam keluarga adalah hal yang paling pokok dan esensial yang mesti dipahami oleh figur seorang suami atau ayah. Di masa kini tidak sedikit kepala keluarga yang kurang memahami hakikat dirinya sebagai imam dalam keluarganya. Akibatnya, banyak keluarga kehilangan arah dan stagnan karena tidak mengalami kedewasaan rohani yang baik. Untuk itu, selayaknya kepala keluarga diharapkan dapat menjadi imam yang benar dalam keluarga. Dari sekian banyak, salah satu yang mesti dipenuhi oleh kepala keluarga untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut adalah menuntun anggota keluarganya, yaitu isteri dan anak-anak untuk berjalan dalam tujuan Tuhan, hidup serupa dengan Kristus, sambil membawanya ke Sumber air hidup dan mereguknya.

Mari jemaat Tuhan, betapa pentingnya peran imam di tengah-tengah umat Tuhan. Melalui pengajaran yang benar dan keteladanan hidup yang diberikan barulah kawanan ternak dapat menangkap dan menghidupinya. Betapa mereka baru akan menyadari Kristus sebagai Sumber air yang hidup yang mereka butuhkan dari waktu ke waktu. Selamat mereguknya!

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Membiarkan Adanya Kebocoran (Pesan Gembala, 28 April 2024)

| Warta Jemaat |
About The Author
-