Jangan Melihat dengan Mata yang Salah (Pesan Gembala, 6 April 2025)

JANGAN MELIHAT DENGAN MATA YANG SALAH

Matius 6:22-23 (22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; (23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Mata adalah salah satu dari lima indera yang ada pada setiap manusia. Meskipun semua indera adalah penting, nanun tidak sedikit yang menganggap bahwa mata dianggap sebagai indera yang terpenting. Orang cenderung lebih memilih kehilangan indera yang lain asalkan jangan kehilangan indera penglihatan.

Dengan bantuan mata, seseorang bisa tahu kemana ia melangkah, bisa tahu apakah hari siang dan malam, terang dan gelap; ia akan tahu bila langit berwarna biru muda berarti cuaca cerah sedangkan bila awan berwarna kelabu berarti tanda hujan akan turun.

Bahkan dengan mata, manusia bisa melihat hal yang baik dan tidak baik. Segala hal yang dilihat oleh mata akan berpengaruh dalam seluruh kehidupan si pemilik mata. Apa yang dilihat oleh mata akan berpengaruh pada hidup spiritualitas si pemiliknya. Entahkah ia akan tetap kuat atau menjadi lemah, itu tergantung pada pemakaian matanya, atau kepada hal apa matanya ia arahkan.

Apabila mata terus disuguhkan pemandangan-pemandangan yang lemah, maka si pemilik mata akan ikut menjadi lemah. Konteks ayat tentang mata ini berada di perikop mengenai Yesus dalam kotbah-Nya di bukit sedang menjelaskan tentang jangan mengumpulkan harta di bumi. Karena dimana hartamu berada, di situ hatimu berada. Mengumpulkan harta dengan pandangan mata yang salah (atau lebih memilih mengumpulkan harta di bumi, dibandingkan harta di sorga) akan membuat hati dan tindakan menjadi salah.

Namun apabila mata terus melihat hal-hal yang dari Tuhan, seperti perlindungan Tuhan yang sempurna, kesetiaan Tuhan, maka kita akan semakin yakin bahwa Tuhan kita sanggup melakukan segala sesuatu dan rencana-Nya ke depan yang tidak pernah gagal. Sehingga harta yang dikumpulkan pun menjadi tidak salah. Bukan semata-mata harta di bumi yang dikumpulkan, namun terutama harta di Sorga, harta yang berkenan di mata Tuhan.

Itulah sebabnya, kita harus menggunakan mata kita dan fokuskan mata pada hal-hal yang baik, yang membangun dan yang membuat kita berbuah bagi Kerajaan Sorga.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan memeringatkan kita untuk berhati-hati dalam menggunakan mata kita dalam memandang. Memang benar bahwa setiap kita diberi keleluasaan untuk bisa memandang apa saja, selagi kita masih bisa melihat. Namun tidak kepada semua hal kita dapat memfokuskan pandangan mata kita. Ingat mata yang melihat akan menentukan hati dan selanjutnya akan menentukan kehidupan. Maksudnya adalah segala sesuatu yang kita lihat bisa memengaruhi hati dan hati akan memengaruhi hidup kita.

Ketika kita memfokuskan pandangan kepada kekecewaan atau hal-hal yang tidak enak di masa lalu dimana mungkin kita telah membuat keputusan-keputusan yang salah, maka yang terjadi, dari apa yang dilihat oleh mata, keluarlah hati yang penuh penyesalan,  lalu menjalani hidup yang menyalahkan orang lain. Jelas sekali, bahwa segala sesuatu yang mata kita lihat bisa memengaruhi hati, dan hati akan memengaruhi kehidupan.

Ketika mata berfokus pada pandangan kepada sesuatu yang ditakuti akan membuat hati menjadi takut pula. Dan hati yang takut akan turut memengaruhi kehidupan. Ingat kisah di Alkitab tentang dua belas pengintai, dimana sepuluh pengintai memfokuskan pandangan mereka pada orang-orang raksasa yang berperawakan tinggi. Akibatnya, hati mereka menjadi takut, lalu melaporkan kabar lemah kepada seluruh bangsa Israel, dan memutuskan sama-sama untuk tidak mau memasuki negeri yang Tuhan janjikan.

Melalui pesan-Nya ini, Tuhan juga menekankan bahwa melihat banyaknya orang-orang percaya yang mudah memfokuskan pandangannya kepada hal-hal yang salah dan menakutkan agar berhati-hati, karena si jahat akan ikut bermain di dalamnya. Ia akan turut bermain pada hal-hal yang hari-hari ini orang-orang banyak memfokuskan pandangannya.

Oleh sebab itu, apa saja yang harus dilakukan oleh kita orang-orang percaya agar tidak terkecoh dengan apa yang ada di depan mata lalu memfokuskan pandangan mata kepada hal-hal tersebut. Ingat bahwa si musuh akan melakukan sesuatu yang akan menarik perhatian orang-orang percaya. Beberapa hal yang harus dilakukan:

(1).  Jangan hanya menatap tanpa memegang apa yang Tuhan telah janjikan

Matius 6:22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;

Seperti yang dikatakan dalam Alkitab versi The Message Ayat 22, yaitu: Mata Anda adalah jendela ke dalam tubuh Anda. Jika Anda membuka mata lebar-lebar karena rasa takjub dan percaya, tubuh Anda akan dipenuhi terang. Artinya, apabila mau membuka mata untuk melihat, pastikan membukanya dengan hati yang tidak kosong, yaitu hati yang penuh dengan rasa kagum pada Tuhan. Hati yang memegang janji Tuhan.

Kedua pengintai, yaitu Yosua dan Kaleb juga sama-sama melihat bahwa ada penduduk suku Enak yang berperawakan tinggi besar seperti raksasa. Mereka berdua tidak menyangkal bahwa memang betul ada orang-orang raksasa di sana. Mereka tidak menutup-nutupi fakta yang ada. Namun luar biasanya, mereka juga melihat ada yang lebih dahsyat dari orang-orang berperawakan raksasa itu, yaitu Pribadi Tuhan yang telah berjanji akan membawa mereka masuk ke tanah yang dijanjikan.

Apa yang membuat Abraham sempat ragu kepada Tuhan akan keturunan yang Tuhan janjikan kepadanya? Yaitu ketika Abraham lebih berfokus kepada kelemahan dirinya. Semakin lama, ia melihat dirinya semakin tua. Kerika ia melihat Sarah istrinya, ia juga melihat bahwa isterinya telah menjadi tua dan telah mati haid. Abraham melihat dirinya dengan segala kelemahan dan keterbatasannya. Ia melihat keadaannya sendiri yang terlihat mustahil.

(2). Jangan menjauhkan diri dari persekutuan dengan Tuhan

Matius 6:23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.

Dalam terjemahan The Message ayat 23: Jika Anda hidup dengan mata yang salah karena keserakahan dan ketidakpercayaan, tubuh Anda akan menjadi seperti gudang bawah tanah yang pengap. Tuhan melalui pesan-Nya ini menekankan bahwa pentingnya orang percaya berhati-hati, khususnya mereka yang mudah memfokuskan pandangannya kepada hal-hal yang mengkhawatirkan dan menakutkan, karena si jahat akan ikut bermain di dalamnya.

Hari-hari ini banyak orang memfokuskan pandangannya pada kondisi bangsa yang dikatakan sedang tidak baik-baik saja dengan kondisi ekonomi dan politiknya yang belum bisa memberikan arahan yang pasti akan hari-hari ke depannya, dan berbagai kondisi lainnya. Apabila kita terus memfokuskan mata pada  hal-hal seperti ini tanpa hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, tanpa memegang janji Tuhan, dan tanpa persekutuan dengan sesama orang-orang percaya, maka selesailah. Akan banyak orang-orang yang gugur imannya karena kecemasan. Karena memang salah satu strategi yang digunakan si musuh adalah melemahkan melalui bisikan, godaan, dan perkataan yang intimidatif.

Ingatkah, kejatuhan manusia pertama kali ke dalam dosa bukan karena iblis menggunakan cara kekerasan, namun melalui bisikan dan bujuk rayu si ular sambil memutar balik firman Tuhan. Sayangnya, Adam dan Hawa yang sebetulnya sudah hidup dalam segala yang baik di taman itu akhirnya harus jatuh juga karena bujuk rayu dari mulut manis si ular. Dibutuhkan hari-hari ini orang-orang percaya yang memiliki mentalitas tangguh dan persekutuan dengan Tuhan seperti Daud yang tidak begitu saja mudah diintimidasi oleh berbagai cemoohan, intimidasi, dan gertakan sosok Goliat.

Oleh sebab itu, mari jemaat Tuhan. Kita bersyukur kalau Tuhan terus menuntun kita, mengingatkan kita akan hal-hal yang akan terjadi, termasuk godaan-godaan yang akan muncul di depan mata kita. Bagian kita adalah bangun terus persekutuan kita dengan Tuhan, dengan anggota keluarga, dan dengan sesama orang percaya. Pandangan mata orang itu luas sekali. Kita dapat melihat apapun yang berada di depan mata kita, namun pastikan ada hati yang penuh dengan firman dan janji Tuhan di dalamnya.

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Melihat dengan Mata yang Salah (Pesan Gembala, 6 April 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-