Kisah Para Rasul 19:14-15 Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?”
Peristiwa ini terjadi ketika rasul Paulus sedang melakukan perjalanannya ke wilayah Efesus.
Pada waktu itu di Efesus ada tujuh orang anak Skewa yang berprofesi sebagai “tukang jampi”. Mereka ini adalah anak-anak dari imam kepala Yahudi di Efesus. Ayah tujuh pria ini adalah pimpinan sinagoge atau rumah sembahyang Yahudi di kota Efesus, salah satu kedudukan yang sangat terhormat dalam Yudaisme yang berpegang teguh pada kitab Perjanjian Lama (PL). Minimal seharusnya mereka tahu dan memahami bahwa firman Tuhan dalam PL tegas menolak berbagai macam bentuk perbuatan okultisme dan segala sesuatu yang sejenis itu.
Ketika suatu hari anak-anak Skewa ini bertemu dengan seorang yang kerasukan roh jahat, mereka mencoba mengusir roh jahat tersebut dengan menggunakan nama Tuhan Yesus, seperti yang biasa mereka saksikan ketika rasul Paulus melepaskan seorang yang dirasuk roh jahat. Jelas sekali, mereka sering menyaksikan bahwa betapa efektif dan berkuasanya nama Tuhan Yesus itu. Namun giliran mereka yang memeraktekkan pengusiran dengan menggunakan nama Yesus, bukannya roh jahat itu keluar dari orang yang dirasuk, sebaliknya, yang terjadi adalah roh jahat tersebut malah menerpa, menggagahi dan mengalahkan mereka semua. Bahkan roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?” (ayat 15). Mengapa bisa demikian?
Dari bagian ini kita bisa belajar satu hal, bahwa ada perbedaan yang besar sekali antara mereka yang sekedar menyebut nama Yesus dengan mereka yang sungguh-sungguh mengenal nama Yesus. Banyak orang dapat menyebut nama Yesus dengan dasar pengetahuan umum semata-mata (head knowledge). Mereka juga bisa memiliki pengetahuan yang memadai tentang firman Tuhan. Dalam hal ibadah, mereka bisa jadi juga adalah orang-orang yang tidak kalah rajin. Secara kasat mata, mereka tidak ubahnya terlihat sebagai pemercaya-pemercaya yang serius.
Namun berbeda dengan yang pertama, ada golongan pemercaya yang sungguh-sungguh mengenal nama Yesus. Mereka bukan hanya sekedar memiliki pengetahuan tentang Yesus saja, namun ada hubungan yang manis dan harmonis dengan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Ia mengenal dan juga dikenal oleh Yesus. Ada hubungan timbal balik, ada relationship yang didasarkan oleh cinta kasih (heart knowledge). Dari kedua jenis kelompok pemercaya ini, secara sepintas memang terlihat seperti sama dalam pandangan mata manusia secara umum. Namun tidak dalam pandangan mata Tuhan, dan juga termasuk dalam pandangan mata si “musuh.” Di alam rohani, hal ini sangat mudah untuk dibedakan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Bahwa ada perbedaan yang sangat mencolok di antara pemercaya yang sekedar menyebut nama Tuhan Yesus dengan mereka yang sungguh-sungguh mengenal nama Tuhan Yesus. Dan otomatis hal ini sangat berpengaruh sekali dan terlihat jelas di alam rohani, khususnya juga ketika kita sedang membicarakan tentang hal peperangan rohani berdasarkan kisah anak-anak Skewa di atas. Banyak pemercaya yang masih kurang memiliki pemahaman yang baik tentang dunia spiritual (dunia kerohanian). Mereka kebanyakan berfokus hanya pada dunia nyata atau alam jasmani yaitu dunia tempat dimana mereka tinggal dan hidup. Padahal ada alam lain, dimana tidak terlihat secara mata jasmani namun nyata ada, yaitu alam roh (Ef. 6: 12).
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah:
(1). Bukan hanya Tuhan, tetapi iblis pun mengenal
Kis. 19:15 Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?”
Menarik melihat bahwa roh jahat alias roh iblis saja mengenal Yesus dan Paulus. Ini adalah juga suatu peringatan bahwa bukan hanya Tuhan saja yang mengenal kita, tetapi Iblis pun mengenal Tuhan dan anak-anak-Nya. Mereka mengenal kita bukan karena mereka mau menjadi teman kita, tetapi mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat kita menjadi jauh sekaligus jatuh dari Tuhan. Musuh dapat melihat dengan jelas perbedaannya di antara kelompok pemercaya yang sungguh-sungguh dengan mereka yang kurang atau tidak sungguh-sungguh terhadap Tuhan.
Roh jahat yang ada di dalam tubuh orang yang kerasukan itu pun tahu bahwa anak-anak Skewa hanyalah orang-orang yang sekedar mengucapkan nama Yesus di bibir saja. Sehingga orang yang dirasuk roh jahat tersebut kemudian menerkam anak-anak Skewa, hingga anak-anak Skewa tersebut lari tunggang langgang dengan telanjang dan luka-luka. Bayangkan satu orang yang kerasukan roh jahat bisa mengalahkan tujuh orang dari anak-anak Skewa bahkan lebih. Ada banyak orang-orang percaya tanpa disadari telah bertindak seperti anak-anak Skewa yang mengucapkan nama “Yesus” dengan motivasi bagi diri mereka sendiri dan tanpa mengenal siapa itu Yesus, akibatnya nama Yesus tidak memiliki kuasa bagi diri mereka.
(2). Bukan hanya status, tetapi hubungan
Kis. 19:14 Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
Memiliki status sebagai anak seorang imam kepala Yahudi pada waktu itu benar-benar sebuah status yang sangat membanggakan. Bayangkan, bisa diangkatnya seseorang menjadi salah seorang imam biasa menurut aturan Yudaisme saja sudah merupakan jabatan yang tinggi, apalagi bisa menjadi seorang imam kepala Yahudi. Namun mereka lupa bahwa tingginya jabatan tidak lantas serta merta menjadikan mereka orang-orang yang mengenal Tuhannya. Apalagi kelompok mereka adalah orang-orang yang tidak memercayai Yesus sebagai Mesias, bahkan menentangnya. Jadi, sangatlah jauh apabila mereka disebut sebagai orang-orang yang mengenal Tuhan. Namun mereka puas dengan segala jabatan yang mereka miliki.
Demikian pula dengan tujuh orang anak-anak Skewa, sang imam kepala. Mereka pikir bisa melakukan apa saja sekehendak hati mereka mengingat status mereka sebagai anak-anak imam kepala. Mereka bisa melakukan jampi, yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Kitab mereka. Juga mereka merasa bisa menggunakan nama Yesus sekehendak hati mereka untuk mengusir roh-roh jahat. Ternyata masih banyak pemercaya Kristus masa kini pun yang merasa puas dengan status jabatan yang disandangnya dibandingkan dengan membangun pengenalan serta keintiman dengan Tuhannya. Bahkan tidak sedikit anak-anak para pemercaya yang merasa tidak perlu lagi menjalin kekariban lagi dengan Tuhan, karena telah memiliki orang-orang tua yang dekat dengan Tuhan.
Mari umat Tuhan, lewat pesan-Nya ini, lagi-lagi Tuhan sedang menekankan bahwa betapa pentingnya bagi kita untuk memprioritaskan diri untuk membangun manusia rohani yang memiliki keakraban dengan Tuhan. Manusia secara umum mungkin tidak dapat membedakannya. Namun Tuhan, bahkan musuh sekali pun, dapat melihatnya. Dan ini sangat berpengaruh dan menentukan sekali menang tidaknya seorang pemercaya ketika melakukan peperangan rohani melawan kuasa si jahat.
Tuhan Yesus memberkati!