Memberikan Syarat Kepada Tuhan (Pesan Gembala, 22 Januari 2023)

MEMBERIKAN SYARAT KEPADA TUHAN

Yohanes 20:25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”

Pada hari kebangkitan-Nya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya yang ketika itu sedang bersembunyi dalam suatu tempat yang tertutup rapat karena takut kepada orang-orang Yahudi. Di situ Yesus mengucapkan damai sejahtera bagi para murid sambil kemudian menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya. Murid-murid begitu bersukacita ketika mereka melihat Yesus. Betapa Yesus telah menghapus keraguan mereka tentang realitas kebangkitan-Nya, dengan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya, membuktikan bahwa itu adalah Dia yang ada di tengah-tengah para murid.

Namun di ayat berikutnya barulah penulis memberitahukan bahwa murid bernama Tomas ternyata tidak hadir saat peristiwa tadi terjadi. Oleh karena itu murid-murid yang lain menceritakan kepada Tomas bahwa mereka telah melihat Tuhan. Namun tanpa disangka-sangka, Tomas berkata bahwa jika ia belum melihat bekas paku di tangan-Nya, dan memasukkan jarinya ke dalam bekas paku, dan memasukkan tangannya ke lambung-Nya, maka ia tidak akan percaya.

Dan luar biasanya, delapan hari kemudian ketika murid-murid sedang berada kembali di tempat itu dan kali ini Tomas ada bersama-sama mereka, Yesus datang kembali berdiri di tengah-tengah menyampaikan salam damai sejahtera, dan kemudian Ia berkata kepada Tomas agar ia menaruh jarinya di bekas paku dan mengulurkan tangannya serta menyuruh untuk mencucukkannya ke dalam lambung Yesus. Yesus lalu berpesan agar Tomas jangan tidak percaya lagi, melainkan percaya kepada-Nya.

Dan Tomas berespon dan berkata kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Yesus berkata kepadanya, “Tomas, karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.” Dan kemudian penulis Yohanes mencatat bahwa masih banyak tanda lain yang Yesus buat di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini.

Bagi kita yang sudah hafal kisah Tomas sejak lama seringkali sudah langsung memaklumi bahwa salah seorang murid Yesus ini tidak memercayai kebangkitan Yesus dari kematian, dan murid yang bernama Tomas ini meminta bukti terlebih dahulu dengan ingin melihat langsung tanda bekas luka di tangan maupun luka di lambung Yesus. Apabila ia sudah melihatnya dan terbukti benar, maka barulah ia akan memercayainya. Kita merasa hal tersebut adalah hal yang lumrah.

Ingat, jangan salah paham. Tidak salah dengan meminta bukti atau tanda di dalam mengiring Tuhan. Meminta tuntunan Tuhan di dalam melangkah dan membuat keputusan adalah hal yang penting. Namun bagi seorang murid seperti Tomas yang sudah sekian lama mengikut dan berkumpul setiap hari bersama Yesus, seorang yang mendengar sendiri apa yang Yesus katakan menjelang hari penyaliban dimana Ia akan bangkit dari kematian pada hari yang ketiga, masih meminta bukti berupa tanda bekas luka paku di tangan dan di lambung untuk baru memercayai kebangkitan-Nya adalah sesuatu yang tidak wajar. Tidak selayaknya Tomas meragukan kebangkitan Yesus.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Bahwa masih banyak didapati orang percaya yang masih perlu dikuatkan oleh berbagai bukti nyata yang sifatnya jasmani untuk membuat diri mereka menjadi lebih percaya atau lebih yakin tentang keberadaan Tuhan dan karya-Nya dalam hidup mereka, di tengah pengiringan mereka yang sebetulnya sudah cukup lama. Kedengarannya seperti hal yang biasa. Masakan orang percaya tidak boleh meminta suatu bukti? Ingat baik-baik, apabila pengiringan kita kepada Tuhan harus selalu disertai dengan keharusan adanya terlebih dahulu bukti fisik baru sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan sebetulnya bukanlah sesuatu yang wajar.

Masakan seseorang harus sembuh terlebih dahulu untuk bisa mengetahui bahwa Tuhan menyayangi dirinya. Bagaimana apabila kesembuhan belum kunjung terjadi, apakah artinya orang percaya tersebut belum bisa mengetahui bahwa Tuhan mengasihi dirinya? Masakan Tuhan harus memulihkan terlebih dahulu pergumulan berat dalam diri seorang percaya untuk bisa mengetahui bahwa Tuhan itu memang dahsyat dan nyata? Pesan ini mengingatkan kita bahwa tanpa disadari orang percaya seringkali menuntut bukti nyata terjadi terlebih dahulu untuk ia baru memercayai Tuhan. Seolah-olah pihak orang percayalah yang berhak menetapkan suatu kondisi atau syarat pada Tuhan.

Peristiwa Petrus berjalan di atas air sebetulnya adalah peristiwa yang menarik, karena Petrus melihat keberadaan Yesus yang luar biasa pada saat terpaan badai masih berlangsung, ketika deru tiupan angin sakal masih belum reda. Petrus tidak meminta bukti agar Yesus menghentikan badai terlebih dahulu untuk ia bisa memercayai Yesus. Sebaliknya, karena Ia memercayai bahwa sosok yang ada di hadapannya adalah Yesus yang luar biasa, maka ia meminta agar ia bisa berjalan di atas air. Dan terbuktilah hal itu, disaat murid-murid lain sedang diam di dalam perahu dengan penuh kecemasan.

Sikap apa yang harus kita bangun agar kita menjadi orang percaya di berbagai kondisi apapun kita tidak kehilangan sosok Tuhan kita yang dahsyat?

Jadilah seorang yang paham akan fungsi keberadaannya sebagai partner Tuhan di bumi.

Yohanes 20:29 Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Ada berbagai macam tipe orang dalam mengikut Kristus. Ada yang berkata, saya baru percaya kepada Kristus kalau saya melihatnya. Kalau saya tidak melihatnya, atau paling tidak melihat mujizatnya maka saya tidak akan percaya kepada-Nya. Namun ada juga yang sudah melihat Kristus dan karya-Nya, tetapi tetap tidak percaya. Dan yang terakhir adalah mereka yang tidak pernah bertemu dengan Yesus, mereka yang belum pernah melihat secara langsung mujizat yang dilakukan Yesus seperti yang dialami murid-murid Yesus pada masa lalu, mereka yang hidup di periode waktu yang berbeda, namun orang-orang tersebut tetap percaya kepada Kristus. Ini yang luar biasa. Inilah yang disebut zaman gereja di akhir zaman. Orang-orang percaya yang seharusnya hidup dalam tuntunan kuasa Roh Kudus dan firman Tuhan.

Rasul Paulus adalah contoh rasul yang tidak pernah bertemu secara langsung dengan Yesus, meskipun ia ada di periode waktu yang sama dengan murid-murid Yesus sepeninggal Yesus naik ke Sorga. Namun ia menyadari bahwa untuk percaya kepada Tuhan itu tidak selalu harus menggunakan mata yang melihat. Ada sarana lain yang Tuhan sediakan untuk orang percaya membangun iman percayanya. Ingat, iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus.

Rasul Paulus menjadi seorang yang berfungsi sebagai penyambung lidah Tuhan yang luar biasa kepada banyak kalangan termasuk orang-orang di luar Yahudi. Ia sungguh menjadi representasi yang luar biasa dari Kerajaan Sorga di bumi, padahal ia belum pernah bertemu Yesus secara fisik. Ia terhubung langsung dengan Tuhan melalui berbagai cara yang mana Tuhan juga telah memerlengkapi kita sebagai orang percaya. Ada kuasa Roh Kudus yang selayaknya terus berbicara dalam hidup orang percaya. Orang-orang yang terhubung ketika berfungsi sebagai representasi Kerajaan Sorga, pasti merasakan betapa Tuhan hadir dalam hidupnya, karya-Nya terasa di dalam berbagai cara.

Mari jemaat Tuhan, apabila kita aktif membangun persekutuan pribadi dengan Tuhan dan menjadi representasi Kerajaan-Nya, maka kita tidak akan pernah kehabisan tuntunan dan karya-Nya. Kita tidak pernah mengalami kekurangan rasa kagum kita kepada-Nya. Mungkin pergumulan kita belum selesai atau belum sungguh-sungguh mengalami pemulihan, mungkin sakit kita belum mengalami kesembuhan, namun kita senantiasa mengalami kehadiran Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita. Sehingga perkara ajaib adalah sesuatu yang akan mengikuti semuanya itu.

Tuhan Yesus memberkati!

Memberikan Syarat Kepada Tuhan (Pesan Gembala, 22 Januari 2023)

| Warta Jemaat |
About The Author
-