Pahami Prinsip Berhitung Kerajaan Sorga (Pesan Gembala, 29 Januari 2023)

PAHAMI PRINSIP BERHITUNG KERAJAAN SORGA

Yohanes 21:5 Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.”

Peristiwa ini terjadi setelah Yesus bangkit dari kematian. Sebelumnya Yesus sudah dua kali menampakkan diri di hadapan para murid, meskipun hanya sesaat. Namun demikian murid-murid tetap merasa bahwa setelah penyaliban dan kebangkitan Yesus mereka berada dalam keadaan yang berbeda dibandingkan hari-hari sebelumnya, ketika Yesus belum disalib. Hari itu murid-murid memutuskan untuk pergi menangkap ikan di danau Tiberias. Mereka berangkat naik perahu, namun malam itu mereka tidak menangkap hasil apa-apa.

Keterampilan dan pengalaman yang mereka miliki ternyata tidak menjamin bahwa mereka pasti akan menghasilkan sesuatu. Bukankah murid-murid Yesus sebetulnya sudah sangat berpengalaman dalam hal menangkap ikan? Sebagian besar dari mereka adalah nelayan berpengalaman, ditambah pula bahwa mereka mengetahui betul tentang keadaan danau Tiberias.

Di tengah kondisi yang demikian sekalipun, Yesus yang telah bangkit, tidak meninggalkan para murid. Keesokan harinya, ketika hari mulai menuju siang, Yesus sudah berdiri di pantai lalu bertanya dari kejauhan kepada para murid apakah mereka sudah mempunyai lauk pauk, dan dijawab tidak ada. Hal itu menunjukkan bahwa Yesus bukan saja tidak pernah meninggalkan para murid, namun Ia juga memerhatikan keadaan “perut” mereka. Ia hadir untuk membimbing dan mengarahkan murid-murid agar mereka beroleh kepercayaan diri serta keyakinan akan kuasa Tuhan yang telah bangkit. Namun sayangnya, murid-murid tidak menyadari, bahwa yang bertanya itu adalah Yesus.

Seringkali hati yang terluka dan tergoncang oleh berbagai peristiwa yang tidak mudah dalam hidup, ditambah pula adanya beban pribadi yang dihadapi memang sulit bagi kebanyakan orang untuk melihat kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Apalagi untuk mendengar tuntunan-Nya. Namun, tidak kurang cara Tuhan untuk memulihkan hati mereka yang terluka dan membuka jalan. Melalui penampakkan Yesus yang ketiga ini, Ia sedang membimbing dan mengajarkan pelajaran penting kepada para murid, setahap demi setahap, hingga mereka beroleh pemulihan kembali.

Dan benar saja, tanda-tanda pengharapan untuk mengenali Yesus yang telah bangkit kini mulai tumbuh. Perintah dari seseorang di tepi pantai yang awalnya belum jelas bagi mereka untuk menebarkan jala ke sebelah kanan hingga sesuatu yang di luar nalar mereka terjadi, telah membukakan sesuatu, dimulai dari seorang murid bernama Yohanes, dimana ia mengenali suara dan cara memberikan arahan dari orang yang berkata-kata itu. Langsung ia berkata bahwa bahwa “Itu Tuhan!” Memang benar, untuk mengenali kehadiran Tuhan dan tuntunan-Nya dalam hidup ini memerlukan kepekaan serta mengenali kebiasaan yang biasa Yesus lakukan. Terlalu fokus pada masalah dan beban seringkali membuat mata rohani orang percaya kabur untuk melihat kehadiran Tuhan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Ada beberapa pelajaran yang Tuhan ingin kita tangkap. Yang pertama, kita akan sulit mengenali kehadiran Tuhan dan karya-Nya ketika fokus pandangan kita hanya tertuju kepada beban masalah dan pemecahan solusinya. Karena berfokus hanya pada beban dan masalah sebetulnya akan membuat pandangan mata menjadi bermasalah. Jangan biarkan kegamangan hidup menggelapkan kehadiran Tuhan yang siap untuk mengarahkan, menolong, menguatkan serta memberkati hidup kita.

Pelajaran kedua, yang tidak kalah penting, yang Tuhan sebetulnya mau ajarkan kepada kita saat ini adalah mengenali cara berhitung Kerajaan Sorga (“matematika Kerajaan Sorga”). Cara kita berkalkulasi, apabila hanya terpaku pada cara dunia umumnya berkalkukasi, akan membuat kita kesulitan menanggapi cara Sorga bergerak di bumi ini. Karena cara berhitung dunia akan menjadikan karya Tuhan menjadi sempit, terbatas dan sulit bergerak dahsyat, karena memang terdapat perbedaan prinsip yang sangat mencolok.

Melalui pesan-Nya ini, Tuhan mau kita mulai menyelaraskan cara pandang kita dalam hal berkalkulasi selama ini dengan cara-Nya Tuhan.

Di Alkitab, ada banyak contoh hitungan Kerajaan Sorga yang sulit untuk diterima dengan akal pikiran kita. Kita terbiasa dengan prinsip umum 5+2=7. Sedangkan prinsip Kerajaan Sorga 5+2=5000. Sangat berbeda bukan?

Apa yang harus dilakukan agar kita memahami prinsip berhitung Kerajaan Sorga ini? Beberapa di antaranya adalah:

(1). Belajar untuk terus menyelaraskan prinsip kita dengan prinsip yang Tuhan lakukan.

Yohanes 21:5-6 (5) Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” (6) Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Apabila kita memerhatikan ayat di atas, adakah “prinsip standar menjala ikan” yang selama ini umum dipahami para nelayan berpengalaman Galilea digunakan? Tidak ada. Namun jangan disalahpahami bahwa prinsip baku tidak boleh kita gunakan, namun ada yang lebih penting yang perlu kita pahami dengan baik, yaitu prinsip Kerajaan Sorga. Kalau selama ini, prinsip yang kita gunakan adalah prinsip baku sesuai dengan buku pelajaran, atau prinsip yang berlaku umum, atau pengalaman pribadi kita dan terbukti mentok, sesungguhnya Tuhan sedang membukakan sesuatu bagi kita. Mengapa tidak menggunakan prinsip kalkulasi Kerajaan Sorga yang seringkali lebih mudah, namun aneh dan tidak masuk akal. Ingat, Tuhan kita itu ahli di dalam hal-hal yang bagi manusia itu mustahil. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Itulah perkataan yang dapat diucapkan Maria ketika malaikat Gabriel menjelaskan proses terjadinya bayi Yesus di rahimnya.

Melalui prinsip Kerajaan Sorga, Tuhan dapat melakukan banyak hal dari jumlah yang sedikit. Misalnya peristiwa 5 roti dam 2 ikan; Tuhan menyertai kita dengan jumlah yang lebih banyak dari yang kita sadari. Misalnya peristiwa Elisa dan bujangnya yang sedang dikepung pasukan Aram; Tuhan memberikan perhitungan yang melawan aturan umum dalam meninggikan seseorang. Misalnya apabila ingin menjadi yang terutama, maka seseorang harus menjadi yang terendah.

Apabila kembali kepada peristiwa di danau Tiberias di atas, kunci apa yang digunakan sehingga murid-murid yang tadinya sepanjang malam menangkap ikan tidak mendapatkan hasil apa-apa, tiba-tiba kali ini mereka memeroleh sejumlah besar ikan yang dikatakan jumlahnya mencapai 153 ekor itu? Seringkali instruksi Tuhan yang tampak aneh dan tidak masuk akal—atau bertentangan dengan pengalaman dan keahlian kita, namun itulah yang Ia gunakan dalam memberkati kita. Kuncinya adalah kesediaan untuk mau mendengar dan menaati perkataan-Nya atau arahan-Nya.
Tuhan melalui Roh-Nya sering berbicara kepada kita dalam misteri; dengan cara yang tidak kita mengerti, atau juga dengan dengan cara baru, yang tidak kita kenal, seperti misalnya “Tebarkan ke sebelah kanan perahu!” Aneh bukan?

(2). Belajar memahami bahwa Tuhan lebih ingin memberkati kita dibandingkan kita sendiri (Tuhan telah menyisihkan persediaan ajaib untuk kita)

Yohanes 21:9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.

Begitu Petrus mendengar perkataan Yohanes yang mengenali bahwa pribadi yang telah berbicara dari tepi danau dan yang telah mengarahkan mereka untuk menebarkan jala ke sebelah kanan adalah Yesus, maka tanpa berpikir panjang ia terjun ke danau dan berenang ke darat menemui Yesus. Tiba di darat ia mendapatkan bahwa Yesus sedang memanggang ikan dan roti di atas api dan arang yang menyala. Dari manakah ikan, roti, api dan arang tersebut? Apakah Yesus memang sudah membawanya sejak dari awal? Kita tidak tahu akan hal itu.

Sebelum Yesus memanggang ikan-ikan yang ditangkap para murid, Yesus sudah memilikinya. Kita harus paham prinsip ini, bahwa Tuhan berkuasa untuk menyediakan apapun bentuknya dan cara Ia mempersiapkannya seperti apa, semua berada di luar nalar kita. Jangan kita mencoba menggunakan logika kita atau “memanusiakan Tuhan” untuk memikirkan semua itu. Tuhan berkuasa untuk menyediakan segala sesuatu. Darimana datangnya semuanya itu? Kita tidak tahu. Dan jangan membuang waktu disini, karena Ia mampu membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada.

Mari jemaat Tuhan, ketika kita merindukan penyediaan dari Tuhan, apapun bentuknya, jangan memusingkan bagaimana Tuhan mendatangkannya apalagi mencoba menggunakan prinsip kalkulasi dunia yang hanya paham sebatas 5+2=7. Tuhan mampu mengadakannya jauh melebihi yang dapat kita pikirkan. Dan pahami satu hal ini, jauh sebelum murid-murid menyadari kehadiran Yesus di tepi danau, Yesus sudah membawa sejumlah penyedian bagi para murid. Bukti bahwa Ia jauh mengetahui apa yang kita butuhkan lebih daripada diri kita sendiri.

Tuhan Yesus memberkati

Pahami Prinsip Berhitung Kerajaan Sorga (Pesan Gembala, 29 Januari 2023)

| Warta Jemaat |
About The Author
-