Ketika Penghalang Menghambat Jalan Kita (Pesan Gembala, 20 Agustus 2023)

KETIKA PENGHALANG MENGHAMBAT JALAN KITA

2 Raja-raja 4:2 Jawab Elisa kepadanya: “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.” Berkatalah perempuan itu: “Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.”

Salah seorang dari istri para nabi mengadukan tentang kesusahannya kepada nabi Elisa. Sepeninggal suaminya, hidupnya menjadi tidak mudah. Penagih utang datang kepadanya dan berniat mengambil kedua anaknya bila ia tidak melunasi semua hutangnya. Ia tidak tahu bagaimana menanganinya, ditambah ia memang tidak punya apa-apa untuk membayar utangnya. Karena itu, ia datang kepada nabi Elisa yang ia anggap bisa menolongnya.

Alih-alih ditolong, nabi Elisa malah bertanya apa yang ia miliki di rumahnya. Ia katakan bahwa ia tidak memiliki apa-apa kecuali buli-buli berisi minyak. Lalu nabi Elisa memintanya untuk melakukan tiga hal kepadanya. Pertama, mengumpulkan bejana. Janda itu melakukan apa yang diminta nabi Elisa meski ia tidak tahu tujuannya. Janda itu hanya percaya saja. Ia pergi mendatangi para tetangganya untuk meminta bejana kosong. Kedua, menutup pintu dan menuang minyak. Dengan iman, janda itu menuang minyak ke bejana kosong sampai tidak ada lagi bejana untuk diisi. Ketiga, nabi Elisa meminta janda itu untuk menjual minyak yang telah terisi di dalam setiap bejana yang ada.

Di sini sang janda akhirnya menyadari bahwa dengan minyak itu ia dapat melunasi hutangnya. Permasalahannya dapat diselesaikan, bahkan uang yang didapatnya pun berlebih. Janda itu tidak semata-mata melihat nabi Elisa melakukan sesuatu, tetapi ia ikut ambil bagian juga dalam menyelesaikan masalahnya. Arahan dari nabi Elisa semula dianggapnya sebagai sesuatu yang aneh, namun karena ia percaya bahwa mungkin ini adalah cara Tuhan dalam menolong dirinya, maka ia ikuti. Dan hasilnya, ia melihat sesuatu yang luar biasa terjadi. Sesuatu yang tidak ia sangka.

Kehadiran Tuhan dalam hidup orang percaya seringkali tidak selalu seperti yang dibayangkan. Pihak orang percaya mengharapkan penyertaan Tuhan berbentuk tuntunan yang akan membebaskan dirinya dari segala hambatan di sepanjang perjalanan, sehingga mestinya langkahnya akan selalu mulus. Namun kenyataannya tidak seperti itu, kadang diperhadapkan dengan “hambatan-hambatan” yang bentuknya bisa berupa apa saja. Sehingga tidak sedikit orang percaya memertanyakan penyertaan Tuhan. Padahal justru Tuhan selalu hadir dan siap melakukan sesuatu.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Peristiwa janda di atas menggambarkan bahwa perjalanan hidup orang percaya tidak selalu berjalan mulus tanpa halangan. Kadang bisa diperhadapkan dengan suatu hambatan. Bukan tanpa alasan kita diijinkan mengalaminya, karena di situ Tuhan sebetulnya ingin “memerkenalkan diri-Nya” bahwa Ia hadir dan siap untuk melakukan sesuatu, apabila Ia “diijinkan.” Mengapa dikatakan “diijinkan”? Karena kadang Tuhan tidak diberi keleluasaan untuk melakukan sesuatu. Pihak orang percaya yang seringkali “mematok” Tuhan agar melakukan ini dan itu menurut kemauannya atas hambatan yang terjadi.

Peristiwa janda yang mengalami kesusahan dikejar-kejar penagih yang mengancam hendak mengambil kedua anaknya mewakili tidak sedikit kehidupan orang percaya masa kini yang berharap bahwa mestinya pertolongan Tuhan terhadap dirinya harus seperti ini dan itu. Atau berharap setidaknya nabi Elisa turut membantu menyelesaikan hutangnya. Atau apapun yang terlintas di pikiran. Satu hal yang perlu kita pahami adalah bahwa Tuhan memiliki cara tersendiri dalam melakukan suatu tindakan kepada kita yang sering tidak kita pahami, dimana di dalam tindakan-Nya itu seringkali ada suatu cara Tuhan di dalam membangkitkan sisi lemah dalam diri kita.

Beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar ketika menghadapi hambatan dalam perjalanan kita, kita tidak salah melangkah. Beberapa di antaranya adalah:

(1). Tuhan mau mengaktifasi sisi lemah kehidupan kita yang tidak kita sadari

2 Raja-raja 4:7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.”

Apabila kita perhatikan dari kisah janda ini, Tuhan bisa saja kirim seseorang untuk melunasi hutang-hutangnya atau Tuhan bisa saja tolong janda itu melalui nabi Elisa. Dan bereslah hutangnya. Lalu bagaimana dengan kehidupannya selanjutnya? Tuhan bisa saja memberikan solusi sesuai dengan yang diinginkan janda itu, tetapi Tuhan ingin janda ini menjalani kehidupan yang berkesinambungan sambil membesarkan anak-anaknya secara mandiri. Tuhan ingin janda ini selanjutnya menjalani hidup tanpa ketergantungan.

Untuk itu Tuhan perlu membangkitkan terlebih dahulu beberapa potensi terpendam yang tidak disadari janda tersebut. Ada sisi-sisi yang masih idle (diam atau tidak aktif) yang perlu diaktifasi. Maka melalui nabi Elisa Tuhan memberikan perintah yang terkesan aneh seperti menyuruhnya mengumpulkan bejana, mengisikan minyak yang ia miliki ke dalam bejana, dam menyuruhnya untuk menjualnya. Tuhan sedang mencoba mengajari sesuatu demi memulihkan seluruh kehidupan janda ini secara jangka panjang.

Dari sini kita dapat belajar sesuatu, bahwa jangan selalu berharap bahwa Tuhan harus melakukan suatu pemulihan seperti yang kita inginkan, sedangkan Tuhan melihat ada hal lain yang lebih penting dari masalah yang kita miliki di luar tahu kita. Dan Tuhan mau kita lebih dahulu mengalami pemulihan di wilayah yang Tuhan pandang perlu tersebut.

Jangan berpikir bahwa inti masalah kita adalah apa yang kita sedang hadapi saat ini. Tuhan jauh lebih tahu apa inti masalah kita yang sebenarnya. Makanya, ketika sedang mengalami hambatan, paling tidak salah adalah datang mendekat kepada Tuhan dan bergumullah dengan Tuhan. “Apa yang sesungguhnya Engkau sedang mau pulihkan aku Tuhan?” Kadang masalah kita saat ini hanyalah batu loncatan saja untuk membawa kita kepada akar permasalahan kita yang sesungguhnya.

(2). Tuhan mau kita menjadi barrier breaker (seorang  penghancur hambatan)

2 Raja-raja 4:2  Jawab Elisa kepadanya: “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.” Berkatalah perempuan itu: “Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.”

Seringkali tidak sedikit orang percaya membiarkan lingkungan lemahnya, cara ia dibesarkan, pandangan orang terhadapnya membentuk dirinya, padahal kita sebagai orang percaya tidak dibentuk untuk beradaptasi dengan hal-hal yang lemah tersebut. Kita dipersiapkan untuk menjadi sesuatu yang luar biasa di dalam Kristus. Jangan merasa kehidupan lemah kita dengan segala permasalahannya adalah suatu takdir bahwa seperti itulah kita. Itu adalah sesuatu yang tidak tepat.

Jangan kita merasa bahwa ketika ada sebuah penghalang di depan kita, lalu kita diam tanpa melakukan apa-apa. Itu bagaikan sebuah benih pohon jati yang ditanam dalam pot berukuran kecil, maka pohon jati itu tidak akan pernah menjadi seperti yang diharapkan. Bukan karena ada yang salah dengan benihnya tetapi karena nyaman dengan lingkungan di mana benih itu berada.

Setiap kita, sebagai orang percaya harus bisa menjadi barrier breaker (penghancur hambatan). Kita harus mempunyai kekuatan, tekad, kemampuan, untuk maju, untuk melangkah lebih jauh. Tuhan menghembuskan nyawanya ke dalam diri kita. Dia menyebut kita kepala dan bukan ekor. Jangan biarkan pikiran kita dikondisikan untuk menjadi biasa-biasa saja. Jangan biarkan hal itu mengubah siapa kita sebenarnya. Ingat Zakeus yang pendek tidak menyerah begitu saja ketika ia ingin melihat dan mengenal Yesus. Ia rela memanjat pohon demi bisa melihatnya Yesus. Bagaimana dengan kita? Apa yang telah kita lakukan demi untuk mengenal Yesus?

Mari jemaat Tuhan, Tuhan tidak ingin kita menjadi orang yang mudah menyerah ketika datang hambatan dalam hidup kita, lalu begitu mudah berbelok ke arah mana saja yang kita pandang baik. Tuhan mau kita menjadi barrier breaker yaitu seorang penghancur hambatan. Terlalu luar biasa Tuhan memersiapkan diri setiap kita untuk menjadi alat yang luar biasa di tangan-Nya.

Tuhan Yesus memberkati!

Ketika Penghalang Menghambat Jalan Kita (Pesan Gembala, 20 Agustus 2023)

| Warta Jemaat |
About The Author
-