Berjalan dalam Kemurahan Tuhan (Pesan Gembala, 27 Agustus 2023)

BERJALAN DALAM KEMURAHAN TUHAN

Ezra 8:18 Kemudian karena tangan murah Allah kami itu melindungi kami, didatangkanlah oleh mereka kepada kami orang-orang yang berakal budi dari bani Mahli bin Lewi bin Israel, yakni Serebya dengan anak-anak dan saudara-saudaranya, delapan belas orang;

Perjalanan pulang Ezra, sang ahli kitab, kembali ke tanah Israel disertai dengan kurang lebih seribu orang rakyat ternyata memiliki beberapa masalah. Masalah pertama adalah di tengah-tengah mereka tidak ada kaum keturunan Lewi yang ikut dalam perjalanan pulang. Kaum Lewi adalah kaum yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kebaktian bagi Tuhan.

Itulah sebabnya, dia meminta orang-orang Israel yang tinggal di daerah Kasifya untuk mengirimkan orang-orang Lewi yang ada di daerah mereka untuk melayani di Bait Allah. Apakah mudah meminta kepada orang-orang yang sudah kadung lama tinggal mapan di sebuah daerah untuk pindah? Tentu tidak mudah. Ezra menyadari hal itu. Namun yang terjadi kemudian adalah orang-orang tersebut lalu mendatangkan suku Lewi dari bani Mahli. Bagi Ezra, kedatangan orang-orang Lewi ini terjadi bukan karena kekuatan dirinya, namun dikatakan karena tangan murah Allah yang melindungi mereka. Tuhan yang telah menyentuh hati mereka untuk mau bergerak melakukan sesuatu.

Hal berikutnya yang menjadi permasalahan Ezra dan rombongan, adalah karena mereka berjalan dengan membawa segala harta dan persembahan yang melimpah untuk pembangunan Bait Allah tanpa adanya pengawalan sedikit pun dari pasukan tentara Persia. Berjalan dengan cara begini tentu sangat menggentarkan Ezra. Ini yang menggerakkan mereka untuk memohon supaya Tuhan menyertai mereka. Lagi-lagi dikatakan tangan Allah mereka yang melindungi dan menghindarkan mereka dari tangan musuh dan penyamun. Maka tibalah mereka di Yerusalem.

Apa hal menarik yang dapat kita saksikan dari perjalanan pulang Ezra beserta sejumlah besar rombongan orang Israel dari Babel hingga tiba di Yerusalem tanpa kekurangan sesuatu apapun? Perjalanan mereka tidaklah mudah. Banyak ketidaklengkapan orang-orang yang menyertainya, belum lagi ditambah dengan kondisi perjalanan yang tanpa perlindungan pasukan kerajaan. Kuncinya adalah ada tangan murah Allah yang senantiasa melingkupi mereka. Dalam arti kata lain, mereka berjalan dalam kemurahan Tuhan.

Kemurahan tangan Tuhan bukan hanya terjadi pada dua peristiwa di atas tadi, melainkan pada berbagai peristiwa sejak Ezra diijinkan pulang oleh raja Artahsasta dikatakan bahwa tangan murah Allah sudah menyertai Ezra (Ezra 7:9). Betapa kita melihat suatu perbedaan yang dilakukan Tuhan atas umat-Nya, ketika umat-Nya berjalan dalam kemurahan Tuhan. Selalu ada campur tangan Tuhan di setiap langkah yang ditempuhnya. Betul, Ezra harus menjalankan suatu tugas yang besar besar. Betul, bahwa perjalanan jauh yang ditempuh penuh dengan ancaman. Namun Ezra menyadari bahwa ada kuasa tangan Tuhan yang menyertainya di setiap keadaan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Melalui pesan-Nya ini Tuhan sedang mengingatkan kita bahwa ada kemurahan Tuhan yang siap Ia limpahkan kepada mereka yang berjalan dalam tuntunan-Nya. Betul, kita sering mendengar bahwa perjalanan kita dalam mengiring Tuhan itu tidak selalu melalui jalan yang mulus. Minggu lalu pesan Tuhan mengatakan bahwa ada hambatan-hambatan yang mewarnai perjalanan kita. Dan hambatan atau barrier itu bisa muncul dalam berbagai jenis dan rupa.

Tuhan menyampaikan melalui pesan-Nya ini kepada kita bahwa ingat, ada tangan kemurahan Tuhan yang menyertai kita. Ini yang harus kita sadari bahwa tanpa kemurahan Tuhan, maka kita hanya akan bergerak mengandalkan kekuatan kita yang sangat terbatas ini. Kekuatan yang terbatas dan cara yang sangat biasa dan masuk akal. Sedangkan cara Tuhan, sangat tidak terbatas dan sering tidak masuk akal.

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar setiap kita sebagai orang percaya berada senantiasa dalam tangan kemurahan Tuhan. Beberapa di antaranya adalah:

(1). Memiliki kerinduan untuk berada dalam “lingkaran”-Nya Tuhan dan rencana-Nya

Ezra 7:10  Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.

Alkitab sendiri mencatat bahwa yang namanya kemurahan Tuhan itu tidak terjadi atas semua orang. Anugerah pun sama prinsipnya, tidak semua orang mengalaminya. Tuhan memberikan kepada siapa saja Dia mau memberikannya. Ezra pun sama, ia mengalami sesuatu dari Tuhan yang orang lain belum tentu bisa mengalami hal yang sama. Artinya, kemurahan Tuhan itu sesuatu yang spesial. Kemurahan sering disebut God’s mercy, atau God’s favor (perlakuan khusus dari Tuhan terhadap seseorang).

Bagi kita orang percaya untuk mengalami kemurahan Tuhan kuncinya adalah senantiasa berada di “lingkaran”-Nya Tuhan. Dimana Tuhan berada, dimana ada pekerjaan Tuhan, dimana ada hadirat Tuhan, maka janganlah kita jauh-jauh dari “circle”-Nya Tuhan tersebut.

Ezra, bukan tanpa sebab ia berkali-kali mengalami tangan kemurahan Tuhan, karena semua diawali ketika ia menangkap bahwa pembangunan kembali Yerusalem bukan semata-mata tentang membangun tembok Yerusalemnya saja, tetapi termasuk membangun rohani umat Israel di dalamnya. Ia yang adalah seorang ahli kitab, seorang yang meneliti Taurat Tuhan, memiliki kerinduan untuk mengajarkannya kepada umat Israel.

Ketika seseorang menangkap apa yang Kerajaan Sorga sedang rencanakan dan lakukan di bumi dan ia mengambil bagian di dalamnya “demi untuk kepentingan” Kerajaan Sorga, maka jangan takut berjalan di dalamnya, karena sudah pasti ada tangan murah Tuhan yang menyertai (Ezra7:9-10).

(2). Memiliki kerinduan untuk melakukan kemurahan yang sama dengan kemurahan yang Tuhan telah lakukan

Ezra 7:10  Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.

Ezra menyadari bahwa rencana kepulangan bangsa Israel semua adalah rencana Tuhan. Tuhan ingin Yerusalem dibangun kembali. Tuhan membutuhkan orang-orang yang sudah Tuhan perlengkapi untuk memerlengkapi orang-orang Israel yang membutuhkannya. Ezra sebagai seorang ahli kitab menyadari bahwa kalau ia bisa menjadi seorang ahli kitab yang luar biasa semua adalah karena anugerah Tuhan, bukan semata-mata karena keahlian yang ia miliki. Berangkat dari kesadaran akan hal ini, maka ketika ia mendapat kesempatan untuk kembali ke Yerusalem atas ijin raja Persia, ia terbeban untuk pulang dan membagikan keahliannya kepada umat Tuhan di Yerusalem.

Hidup yang kita jalani ini adalah hidup tentang Tuhan dan rencana-Nya, bukan tentang diri kita dan segala keperluannya. Kita ada sebagaimana kita ada saat ini adalah karena hasil kemurahan Tuhan. Tuhan mau kita membagikannya kembali. Oleh sebab itu, kita harus menangkap untuk tujuan apa kita berada di bumi saat ini.

Apabila kita rindu hidup dalam kemurahan Tuhan, maka segala kemurahan yang telah kita terima dari Tuhan kita bagikan kembali. Apabila kita menerima pengampunan dosa dari Tuhan, maka kita sepatutnya menjadi orang yang mudah mengampuni pula. Apabila kita telah menerima dari Tuhan dengan cuma-cuma, maka bagikan pula semua yang telah kita terima dengan cuma-cuma. Jangan sebaliknya, kita malah menetapkan “tarif mahal” kepada Tuhan. Enggan beribadah apabila merasa tidak mendapat apa-apa. Malas melayani karena merasa Tuhan tidak melakukan sesuatu atas masalah kita.

Mari jemaat Tuhan, hidup dalam kemurahan Tuhan itu indah. Kita bagaikan orang spesial yang diperlakukan secara spesial pula oleh Tuhan. Tuhan bisa melakukannya kepada siapa saja Ia mau melakukannya. Namun Ia pasti akan melakukannya kepada mereka yang mau datang mendekat ke dalam “lingkaran”-Nya Tuhan. Orang-orang yang mau menangkap dam ambil bagian dalam rencana Kerajaan Sorga di bumi ini.

Tuhan Yesus memberkati!

Berjalan dalam Kemurahan Tuhan (Pesan Gembala, 27 Agustus 2023)

| Warta Jemaat |
About The Author
-