Ibrani 3:7-8  (7) Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, (8) janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,

Kita bersyukur atas penyertaan Tuhan yang telah memimpin kita di sepanjang tahun 2015 hingga kita bisa melewatinya dengan baik. Mungkin ada tantangan yang belum sepenuhnya usai, namun itu bukan berarti Tuhan tidak menyertai kita. Hal yang pasti adalah bahwa Ia selalu memberikan kita kekuatan dan kemenangan pada waktunya. Bersyukur untuk visi utama dan sub-visi yang Tuhan selalu berikan kepada kita setiap tahunnya, bahkan di setiap minggunya Tuhan terus menuntun kita melalui pesan demi pesan-Nya yang menyegarkan serta membangkitkan iman setiap kita. Saat ini kita berada di awal tahun 2016 dengan sebuah tujuan pasti bahwa bersama dengan Yesus kita akan melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa, yaitu menjadi alat pembebas yang efektif!

Hal ini mengingatkan kita pada perjalanan bangsa Israel di masa lampau, dimana sejak mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir hingga masuk ke Tanah Perjanjian, mereka terus menerus dipimpin oleh tangan Tuhan yang perkasa. Dengan apa Tuhan menuntun mereka? Dengan berfirman melalui Musa, Yosua serta pemimpin-pemimpin yang Tuhan percayakan bagi mereka. Tuhan tidak sekonyong-konyong memberikan visi masuk Tanah Perjanjian tanpa memberikan tuntunan-Nya hari lepas hari kepada umat-Nya. Betapa luar biasanya Tuhan kita.

Namun sayangnya, sekalipun Tuhan telah menyatakan tuntunan-Nya melalui firman-Nya, seringkali bangsa Israel menolak untuk taat, yaitu dengan cara mengeraskan hati untuk tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Mereka kerap berlama-lama untuk melakukan apa yang harusnya mereka lakukan. Firman yang sedianya diberikan Tuhan kepada umat-Nya tidak lain bertujuan untuk menuntun dan menjauhkan umat-Nya dari hal-hal yang buruk. Akibat dari hati yang menunda-nunda untuk melakukan Firman tersebut, maka banyak dari umat Tuhan pada waktu itu yang mati di padang gurun dan tidak sampai di tanah yang dijanjikan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di awal tahun 2016 yang baru kita masuki ini. Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang sigap, yaitu orang-orang yang bersegera untuk melakukan firman-Nya dan bersegera untuk menolak dan membuang segala hal-hal yang tidak baik di mata Tuhan. Tuhan memperlihatkan setumpuk besar sampah dan puing-puing bekas bangunan yang tertimbun begitu tinggi. Timbunan itu terjadi akibat adanya sampah atau puing-puing yang sedikit demi sedikit dibiarkan bertumpuk hingga menggunung tanpa pernah mengambil suatu tindakan untuk membuangnya. Hal ini akhirnya hanya akan menyulitkan diri si pemilik akibat menunda-nunda untuk membuangnya dari sejak awal.

Akibat selalu menunda-nunda seringkali banyak umat Tuhan yang mengalami beberapa hal berikut ini:
(1). Kehilangan kehidupan yang lebih baik dan berdampak

Mar. 10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.

Kita sudah dengar kisah tentang Bartimeus si pengemis yang buta. Inti atau pelajaran penting dalam kisah Bartimeus ini bukan semata-mata menceriterakan tentang seorang pengemis buta yang dicelikkan matanya oleh Yesus, namun tentang seseorang yang hidupnya ingin berubah menjadi lebih baik dengan bersedia menanggalkan “jubah lamanya” yang telah ia pakai sekian lama, lalu segera mengenakan “jubah yang baru.”

Berbeda dengan kebanyakan orang buta atau pengemis pada umumnya yang seringkali sudah “merasa nyaman” dengan profesinya, dimana mereka lebih memilih hidup berharap dari belas kasihan orang lain, Bartimeus, meski ia seorang pengemis buta, namun memiliki kerinduan yang berbeda. Ia berusaha untuk keluar dari zona yang sangat tidak nyaman bagi dirinya ini. Ia ingin segera keluar dan melepaskan diri dari “jubah pengemis”-nya tersebut. Ia menyadari adanya potensi yang ia miliki, yaitu menjadi pribadi yang berdampak-guna bagi Kerajaan Sorga. Itulah sebabnya, ketika Yesus memanggilnya, ia bersegera dan tidak berlama-lama untuk menanggalkan jubah lamanya tersebut, lalu ia pergi mengiring Yesus dalam perjalanan-Nya.

(2). Kehilangan pelayanan yang mulia

Luk. 9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”

Bagi orang Israel, ajakan “Mari, ikutlah Aku!” yang diucapkan seorang rabi, merupakan sebuah perkataan yang sangat didambakan oleh setiap orang yang rindu untuk mengembangkan kehidupan rohaninya dengan menerima pengajaran langsung dari seorang rabi terkenal. Namun sayangnya, banyak orang mengalami penolakan dari sang rabi karena dinilai tidak memenuhi kualifikasi untuk menerima pelajaran langsung darinya. Kenyataannya seperti itulah yang terjadi karena biasanya seorang rabi menetapkan standar yang tinggi bagi siapa yang mau mengikutnya. Hal ini membuat banyak orang akhirnya kecewa dan memutuskan untuk menjadi orang biasa dan bekerja di ladang asalnya.

Namun demikian, di saat yang sama, ada seorang rabi terkemuka bernama Yesus yang rindu untuk mengajak setiap orang untuk mengikut Diri-Nya. Banyak orang yang tadinya telah tertolak, akhirnya menjadi pengikut Yesus. Mereka tampaknya tidak ingin kehilangan penolakan kedua kalinya, sehingga bersegeralah mereka menerima tawaran tersebut. Di antara orang-orang tersebut terdapat Andreas, Petrus, Yohanes serta murid-murid lainnya. Ironisnya, di saat Yesus memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengikut Dia, ternyata banyak juga orang yang menolaknya. Mereka berdalih dengan berbagai alasan untuk menunda-nunda, dengan berkata bahwa ada hal lain yang harus mereka lakukan yang seakan-akan terlihat lebih penting. Bukankah hal ini yang seringkali dilakukan banyak orang percaya, acapkali menunda-nunda untuk melakukan panggilan Tuhan, padahal Tuhan telah mempersiapkan sebuah pelayanan yang mulia bagi setiap kita.

Mari umat Tuhan, biarlah melalui pesan Tuhan ini kita boleh menangkap maksud Tuhan bahwa sesungguhnya Ia sudah menyediakan banyak kesempatan yang luar biasa bagi kita khususnya di tahun 2016 ini. Ia akan membawa kita naik ke wilayah yang lebih tinggi. Bagian kita adalah bersegera menyambut dan melakukannya tanpa menunda-nunda.

Tuhan Yesus memberkati!

03 Januari 2016 – Jangan menunda-nunda

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.