UNDANGAN KEPADA KRISTUS
Kisah Para Rasul 16:25-33 (28) Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!”
Tanpa disadari Tuhan seringkali mengajak kita untuk keluar dari tempat kenyamanan kita (comfort zone). Kita tentunya setuju bahwa sesuatu yang baru biasanya menarik tetapi terkadang bisa menakutkan juga. Kita sudah tahu hal-hal apa saja yang terjadi di dalam zona nyaman, tetapi sama sekali tidak tahu apa saja yang akan terjadi di luar zona nyaman itu. Terkadang inilah yang membuat kita takut keluar dari zona nyaman, takut mengalami perubahan, dan sekaligus takut mengikuti arahan Tuhan yang misterius.
Pada waktu perjalanannya ke wilayah Filipi, Paulus bersama Silas harus berhadapan dengan seorang perempuan yang mempunyai roh tenung. Tidak disangka, pertemuan dengan perempuan tersebut akhirnya membuat mereka harus mendekam terbelenggu di dalam penjara. Mereka mengalami sesuatu yang tidak terpikirkan bakal terjadi. Mereka tidak menyadari bahwa hal ini merupakan zona baru yang sengaja Tuhan ijinkan untuk mereka masuki.
Mengiring Tuhan tidak selalu menjanjikan kehidupan yang nyaman dan bebas dari masalah. Memang benar, di satu sisi kita akan mengalami penggenapan janji-janji-Nya yang luar biasa, namun di sisi yang lain kita juga tidak bisa lepas dari yang namanya tantangan kehidupan, bahkan penderitaan.
Ketika orang percaya mengalami kenyataan seperti yang dialami Paulus dan Silas, seringkali menjadi bertanya-tanya kepada Tuhan atau bahkan mungkin kecewa dengan Dia, karena merasa sudah mengikuti jalan-jalan Tuhan, namun masih harus mengalami masalah dan penderitaan yang demikian berat. Mereka tidak menyadari bahwa di dalam zona yang baru terdapat hal-hal baru yang sedang Tuhan ajarkan dan siapkan bagi mereka.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Melalui kondisi apa pun yang dialami, Tuhan mau setiap kita tetap menjadi pembawa “undangan” kepada Kristus. Dalam setiap zona baru yang kita alami, selalu ada tujuan Tuhan di balik semuanya. Kondisi buruk yang dialami Paulus dan Silas sekali pun tidak menjadikan mereka tinggal diam meratapi penderitaannya, melainkan tetap menangkap tujuan Tuhan yang dari sejak awal membawa mereka masuk ke wilayah Makedonia (Filipi).
Apa yang dilakukan Paulus dan Silas di dalam penjara menjadikan mereka sebagai pembawa “undangan” untuk orang-orang datang kepada Kristus. Hal yang sama, lewat pesan-Nya ini, Tuhan juga mau kita menjadi pembawa “undangan” di setiap zona apa pun yang kita masuki, sesuai dengan visi Tuhan di tahun ini.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjadikan kita sebagai pembawa “undangan” bagi orang-orang untuk datang kepada Kristus, di antaranya:
(1). Sikap hati yang senantiasa memuji-muji Tuhan.
Kis. 16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
Ada dua hal yang biasanya membuat manusia kecewa: Tidak mendapatkan apa yang diharapkan, atau mendapatkan apa yang tidak diharapkan. Ingatlah, bahwa pada kita ada pilihan lain selain kecewa, yaitu memuji dan menyembah Tuhan. Dan inilah yang dilakukan oleh Paulus dan Silas setelah mereka didera dan dimasukkan ke dalam penjara. Mereka berdoa dan memuji Tuhan. Ini menggambarkan tempat yang paling gelap dan paling susah dalam hidup. Memuji dan menyembah Tuhan di saat yang sukar adalah pekerjaan yang paling sulit. Dan ini bukan sekedar mulut yang memuji Tuhan, tetapi sikap hati yang memuji Tuhan.
Memuji dan menyembah Tuhan di masa-masa sulit membuktikan bahwa memang kita mengenal siapa Tuhan yang ada di dalam kita sebenarnya. Pujian membebaskan hati dan jiwa kita. Paulus dan Silas tubuhnya mungkin sedang dibelenggu, namun hati dan jiwanya bebas. Banyak orang percaya yang justru terbalik, tubuh mereka bebas, tetapi hati dan jiwa mereka terpenjara. Ini yang seringkali membuat seorang pemercaya tidak menjadi “pengundang” orang-orang kepada Kristus.
(2). Sikap yang berbeda dengan rata-rata kebanyakan orang
Kis. 16:28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!”
Paulus dan Silas tidak menyanyi dan memuji Tuhan supaya dibebaskan dari penjara. Buktinya, ketika dilepaskan, mereka tidak membebaskan diri keluar dari penjara. Umumnya, kebanyakan orang memuji-muji Tuhan dengan tujuan agar Tuhan memerhatikan masalah yang dihadapinya, berharap Tuhan melakukan sesuatu bagi dirinya. Paulus dan Silas adalah orang-orang yang dewasa di dalam Tuhan yang selalu menangkap apa yang Tuhan kehendaki di balik peristiwa yang dihadapinya.
Sikap inilah yang membuat Paulus dan Silas melakukan hal yang berbeda dibandingkan orang-orang hukuman lainnya. Mereka justru menyelamatkan kepala penjara yang sudah menghunus pedang ingin mengakhiri hidupnya. Malam itu juga mereka mengundang kepala penjara menerima Yesus dan memberi dirinya dan keluarganya dibaptis. Sungguh luar biasa bukan? Problema tidak dianggap sebagai halangan bagi Paulus dan Silas untuk menjadi “pengundang” orang-orang datang kepada Yesus.
Tuhan Yesus memberkati!