Mazmur 119:71-72 (71) Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
Hidup yang kita jalani ini adalah bukan semata-mata perjalanan biasa yang tanpa makna dan tujuan. Jelas Tuhan memiliki tujuan dan rencana yang luar biasa atas kita umat-Nya. Namun, bukan berarti bahwa perjalanan hidup yang kita tempuh ini akan selalu mulus dengan permukaan jalan yang rata tanpa disertai “bebatuan.” Sebaliknya, Tuhan justru akan mewarnai perjalanan kita dengan berbagai hal dan peristiwa, dan salah satu yang harus kita hadapi adalah masalah. Masalah merupakan sarana yang efektif di dalam Tuhan membentuk kita anak-anak-Nya. Selalu ada maksud Tuhan di balik semuanya itu.
Tekanan, penindasan, kesulitan, penderitaan dan sebagainya adalah bentuk proses yang terkadang Tuhan ijinkan untuk kita jalani. Namun satu hal yang perlu kita pahami, masalah yang kita hadapi apakah akan mengalahkan kita atau mengembangkan hidup kita selanjutnya tergantung pada bagaimana kita menanggapinya. Sayangnya, masih banyak orang percaya yang gagal melihat bagaimana Tuhan ingin menggunakan masalah untuk kebaikan dalam hidup mereka. Mereka bereaksi dengan salah dan membenci masalah mereka, alih-alih berhenti sejenak untuk memertimbangkan manfaat apa yang mereka akan peroleh.
Padahal, sadar atau tidak sadar, semuanya itu adalah salah satu cara yang dipakai Tuhan untuk menegur kita, melatih iman kita dan membentuk kita supaya menjadi pribadi yang berkualitas. Apabila kita melihat dari sisi positif, problema yang dihadapi justru semakin menyadarkan kita akan keterbatasan dan kekurangan yang kita miliki, sehingga hal itu akan mendorong kita untuk mencari Tuhan dengan sungguh, bergantung dan berharap lebih lagi kepada-Nya. Dalam arti kata lain, di balik segala yang terjadi selalu ada pelajaran penting yang sedang Tuhan ajarkan kepada kita.
Daud di dalam masa-masa sulitnya pernah menyangka bahwa mungkin Tuhan telah membuang dirinya jauh-jauh dari hadapan-Nya. Hal itu cukup beralasan mengingat tindakan dan perlakuan dari orang-orang yang hendak membinasakannya seakan-akan tidak pernah berhenti sepanjang hari-hari hidupnya. Sehingga Daud bisa saja merasa sangsi atas perlindungan dan segala janji yang Tuhan pernah berikan melalui nabi-Nya. Namun Daud, tidak lama melalui serangkaian masalah yang dihadapinya, ia belajar banyak bahwa ada maksud Tuhan yang dahsyat dibalik semua yang ia alami. Ada pelajaran demi pelajaran penting yang Tuhan ajarkan, yang justru sengaja dibiarkan Tuhan untuk memperlengkapi Daud di hari-hari ke depannya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau setiap kita anak-anak-Nya jeli memandang segala bentuk problem, baik besar maupun kecil, yang sedang kita hadapi. Ada pelajaran-pelajaran penting yang sedang Tuhan ajarkan secara spesifik kepada setiap kita. Tuhan mau kita memiliki “keahlian khusus” atas setiap “mata kuliah” yang sedang Ia ajarkan kepada kita. Namun semuanya itu bergantung kepada bagaimana respon kita di dalam memandang setiap problema yang dihadapi. Bangsa Israel di zaman Musa, tidak juga menangkap makna perjalanan panjang 40 tahun yang penuh dengan penyertaan dan kuasa tangan Tuhan yang dahsyat. Sangat disayangkan.
Beberapa hal yang perlu kita pahami melalui pesan Tuhan bagi kita ini, di antaranya adalah:
(1). Tuhan gunakan masalah untuk mengoreksi kita (God uses problems to correct us).
Maz. 119:71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
Karena sayangnya Tuhan kepada kita, maka untuk beberapa pelajaran Ia ijinkan kita memelajarinya melalui rasa sakit dan kegagalan yang terjadi. Seorang anak kecil mungkin belum mengerti apa yang dikatakan orang tuanya bahwa katel berisi air mendidih itu panas, sampai akhirnya ia mencoba menyentuhnya sendiri hingga tangannya mengalami luka dan rasa sakit akibat panasnya katel tersebut. Kadang kita baru memahami pentingnya makna sebuah nilai – entahkah nilai sebuah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga, kesehatan, keuangan dan lain-lain – dengan terlebih dulu kehilangan semua itu.
Tidak ada masalah yang meninggalkan kita dalam keadaan yang sama seperti saat ia mendatangi kita. Pasti selalu ada akibat yang ditimbulkannya. Dengan masalah yang terjadi, keadaan kita bisa menjadi lebih baik, yaitu ketika kita menangkap pelajaran yang Tuhan sedang ajarkan, atau sebaliknya, menjadi lebih buruk. Jika masalah membuat kita lebih buruk, tentu ada yang salah dalam diri kita saat meresponi masalah tersebut. Bukankah Tuhan mengizinkan masalah terjadi di hidup kita seharusnya untuk membuat kita lebih baik? Daud menangkap sekali hal itu. Bagaimana dengan kita?
(2). Tuhan gunakan masalah untuk menyempurnakan kita (God uses problems to perfect us).
Maz. 119:72 Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak.
Masalah yang ditanggapi dengan benar menjadi pembangun karakter yang baik bagi kita. Ingat, Tuhan jauh lebih tertarik dengan membentuk karakter kita dibandingkan dengan membiarkan kita dengan rasa nyaman kita (God is far more interested in our character than our comfort). Hubungan kita dengan Tuhan dan karakter kita adalah dua hal yang akan kita bawa ke kekekalan. Kita dapat bersukacita ketika kita menghadapi masalah. Hal itu akan mengajarkan kita untuk belajar bersabar. Kesabaran akan mengembangkan kekuatan karakter dalam diri kita dan membantu kita untuk lebih memercayai Tuhan setiap kali kita menggunakannya sampai akhirnya pengharapan dan iman kita kuat dan mantap (Rom. 5:3-4).
Seorang anak mungkin akan merasa tersakiti oleh orang tuanya yang dengan penuh kedisiplinan mengajarnya secara intensif bermain piano. Namun sang anak baru menyadari bahwa kerasnya sang orang tua dalam mengajarkan piano adalah untuk kebaikannya ketika suatu hari ia menjadi seorang pemain piano yang handal. Jika direnungkan, tidakkah kita menyadari bahwa sesungguhnya sang orang tua dalam ilustrasi di atas adalah sama seperti Bapa Sorgawi? Dia ingin melihat anak-anak-Nya terus bertumbuh dewasa dalam segala hal.
Mari jemaat Tuhan, tangkap pesan ini baik-baik. Tuhan saat ini sedang melakukan sesuatu yang luar biasa di dalam hidup setiap kita – sekalipun mungkin kita tidak mengenalinya atau memahaminya. Namun alangkah indahnya ketika kita memilih untuk bekerjasama dengan Dia. Selamat menjadi mahir!
Tuhan Yesus memberkati!