TUHAN RINDU MEMBERIKAN PELIPATGANDAAN
Matius 14:16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.”
Peristiwa ini bermula ketika Yesus hendak mengasingkan diri ke tempat sunyi setelah peristiwa kematian Yohanes Pembaptis. Orang banyak yang mendengar tentang keberadaan Yesus ini segera pergi menyusulnya. Melihat orang-orang berdatangan, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, kemudian Ia melayani, menyembuhkan yang sakit, serta mengajar mereka. Ketika hari menjelang malam para murid datang meminta agar Yesus menyuruh orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di desa-desa terdekat. Namun jawab Yesus sungguh mengejutkan para murid, yaitu: “Kamu harus memberi mereka makan.”
Mendengar apa yang dikatakan Yesus tentu mengagetkan para murid, mengingat mereka tidak memiliki apa-apa yang dapat diberikan kepada orang banyak tersebut. Versi Injil Yohanes mencatat bahwa ada seorang anak laki-laki yang bersedia untuk memberikan lima roti dan dua ekor ikan miliknya. Dan hasilnya, setelah Yesus menerima roti dan ikan tersebut lalu menengadahkan tangan-Nya sambil mengucap syukur terjadilah pelipatgandaan. Ribuan orang dapat makan sampai kenyang, bahkan masih berlebih.
Kisah ini sudah sangat tidak asing bagi kita. Mungkin ini sudah yang kesekian kalinya kita menerima pesan yang diambil dari peristiwa “5 roti dan 2 ikan” ini. Tentunya bukan tanpa maksud Tuhan memberikan pesan ini kembali kepada kita. Memang, dari kisah yang sama ini kita dapat membahasnya dari berbagai sudut penekanan. Namun melalui pesan-Nya ini Tuhan ingin kita kembali belajar sesuatu yang kadang tanpa kita sadari kita lupa bahwa ada prinsip perkalian Kerajaan Sorga yang sangat berbeda dengan perkalian yang umum pahami.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan sedang menyampaikan bahwa ada suatu pelipatgandaan yang Tuhan sudah sediakan bagi kita umat-Nya di bagian akhir. Suatu jumlah yang sedianya diterima sedikit, namun bisa menjadi berlipat ganda. Menarik bukan? Tetapi Tuhan mau kita terlebih dahulu memahami prinsip berhitung Kerajaan Sorga yang berbeda dengan prinsip yang orang umumnya pahami.
Sebetulnya prinsip ini adalah sesuatu yang sudah sering kita dengar, namun Tuhan ingin kita mengingatnya kembali. Untuk tujuan apa? Seringkali tanpa disadari orang percaya mudah lupa sehingga hanya berjalan menggunakan prinsip umum dunia yang sangat logis dan biasa. Tuhan ingin kita umat-Nya berjalan dan mengalami suatu hasil yang berbeda.
Beberapa waktu lalu kita pernah belajar, bahwa untuk terjadinya suatu “produk” (hasil akhir) dibutuhkan “2 buah faktor pengali.” Satunya faktor dari Tuhan, dan satunya lagi faktor dari kita. Sama prinsipnya, untuk terjadinya makanan bagi 5.000 orang laki-laki, diperlukan faktor pengali dari pihak Tuhan dan faktor dari pihak manusia. Jangan kuatir dengan faktor yang dari Tuhan, karena Tuhan selalu bermurah hati untuk memberikannya. Pertanyaannya, apakah sudah ada faktor pengali yang berasal dari kita? Apabila dari pihak kitanya “nol”, maka hasil akhirnya akan tetap “nol.”
Bukannya Tuhan tidak mau memberikan hasil akhir yang berlipat ganda, namun Ia menunggu sesuatu dari kita terlebih dahulu, yaitu faktor pengali yang berasal dari pihak manusia. Dalam peristiwa “5 roti dan 2 ikan”, faktor pengali yang berasal dari pihak manusia direpresentasikan oleh seorang anak kecil yang bersedia memberikan bekal yang berupa “5 roti dan 2 ekor ikan.”
Apa saja yang harus kita pahami agar dalam hidup kita ini senantiasa terjadi pelipatgandaan?
(1). Menjadi orang yang selalu terlibat dalam proyek Kerajaan Sorga.
Matius 14:17 Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.”
Pertama-tama kita harus selalu menyadari bahwa keberadaan kita di bumi ini adalah sebagai seorang duta Kerajaan Sorga. Apa yang kita lakukan di bumi adalah bukan tentang kita, tetapi tentang Tuhan dan Kerajaan-Nya. Cara pandang ini penting kita miliki, sehingga kita melihat segala sesuatu dengan cara pandang Kerajaan (Kingdom mindset). Cara pandang seperti ini akan sangat memudahkan kita di dalam bertindak dan mengambil keputusan. Ajukan pertanyaan, apakah tindakan yang kita lakukan akan menguntungkan Kerajaan Sorga atau tidak ada faedahnya bagi Kerajaan Sorga, atau pula apakah dapat merugikan.
Roti dan ikan adalah makanan pokok orang-orang di tanah Palestina sana. Dari seluruh 5.000 laki-laki (belum termasuk perempuan dan anak-anak) secara logika tidak mungkin hanya satu orang anak kecil saja yang membawa bekal roti dan ikan (berapa pun jumlahnya). Mestinya masih ada orang yang lain lagi yang membawanya. Namun anak laki-laki ini memiliki kerinduan bahwa seberapapun yang ia punyai barangkali bisa berguna ketika melihat murid-murid Yesus sedang mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk memberi makan sejumlah orang banyak itu.
Mungkin saat itu masih ada orang lain atau anak kecil lain yang juga membawa bekal yang sama, namun mereka berpikir bisa untuk apa sejumlah kecil yang mereka miliki itu. Ingat prinsip ini, bagi Tuhan bukan soal seberapa besar atau seberapa kecil yang bisa kita berikan, namun seberapa tulus yang kita bersedia berikan untuk kepentingan Kerajaan Sorga.
(2). Menjadi orang yang dapat mengelola dan mengembangkan apa yang Tuhan percayakan
Matius 14:17-18 (17) Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.” (18) Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.”
Bagi Yesus, 5 ketul roti dan 2 ekor ikan cukup untuk memberi makan 5.000 orang laki-laki (belum perempuan dan anak-anak). Dari kisah ini kita dapat melihat bahwa jangan kita berpikir bahwa sesuatu yang sedikit tidak akan cukup berarti bagi apapun. Sesuatu yang sedikit akan menjadi luar biasa apabila diberikan dengan tulus kepada Tuhan atau menyertakan Tuhan di dalamnya.
Ini mengingatkan kita akan perumpamaan talenta, ingat akan prinsip yang satu ini, seberapa yang kita miliki entahkah 5 talenta, 2 talenta, atau 1 talenta Tuhan mau kita menglola dan mengembangkannya bersama Tuhan, sehingga menjadi sesuatu yang luar biasa.
Setelah sang tuan pulang dan mengadakan perhitungan dengan para hamba-hambanya. Hamba yang dipercayakan 5 talenta menghasilkan 5 talenta menjadi 10, hamba yang dipercayakan 2 menghasilkan 2 menjadi 4. Sayangnya, hamba yang diberi 1 talenta ia tidak mengembangkannya. Kemudian Yesus mengatakan: “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.”
Maksud dan arti dari kata “mempunyai” (Yun.Echo) adalah orang yang mau menggemakannya kembali untuk kepentingan sang tuan dari apa yang semula ia miliki, sehingga kepadanya akan kembali diberi atau dipercayakan lebih banyak lagi.
Mari jemaat Tuhan, seringkali tidak sedikit orang percaya masih berpikir bahwa sesuatu yang diberikan bagi kepentingan Kerajaan Sorga akan membuat terjadinya pengurangan dari apa yang ia miliki sebelumnya. Namun prinsip Kerajaan Sorga mengajarkan bahwa sesuatu yang diberikan bagi kepentingan Kerajaan Sorga justru membuat terjadinya suatu pelipatgandaan yang tidak terpikirkan. Dibutuhkan “faktor pengali” yang berasal dari pihak orang percaya yang ketika dikalikan dengan faktor yang berasal dari Tuhan akan membuat produk akhirnya menjadi berlipat ganda.
Tuhan Yesus memberkati!