Terus Berlomba, Jangan Pernah Undur! (Pesan Gembala, 1 Desember 2024)

TERUS BERLOMBA, JANGAN PERNAH UNDUR!

Ibrani 10:39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Penulis Ibrani menuliskan suratnya ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi untuk mendorong mereka agar tetap mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Tidak sedikit pada waktu itu para pemercaya Kristus, karena berbagai tekanan, mencoba kembali ke jalan kepercayaan mereka yang dahulu.

Penulis Ibrani mencoba mengingatkan mereka untuk tetap kuat sambil mengingatkan bahwa bagaimana dahulu mereka begitu tegar dan kuat ketika awal-awal mengenal dan mengikut Kristus. Bagaimana mereka telah mengalami penderitaan yang tidak main-main. Mereka dianiaya di muka umum sambil dijadikan tontonan oleh berbagai cercaan (ayat 33). Bagaimana menderitanya ketika harta kepemilikan mereka dirampas, namun mereka menerima hal itu dengan sukacita, sebab mereka tahu, bahwa mereka memiliki harta yang lebih bernilai dan yang kekal sifatnya (ayat 34).

Kini di bawah berbagai tekanan yang lain, orang-orang Kristen-Yahudi ini tampaknya mulai menarik diri dari ibadah mereka dan mencoba kembali pada peribadatan lama. Mereka seperti seakan-akan mulai ditarik menyerah pada iman lama mereka. Ada tekanan dari sekeliling agar mereka kembali ke hukum yang lama, yaitu hukum Musa. Padahal penulis sudah menunjukkan kepada para orang Kristen-Yahudi ini bahwa hukum Musa sendiri merujuk kepada Yesus Kristus dan pendamaian-Nya sebagai sumber keselamatan sejati.

Apabila kembali ke ayat 39 di atas, kata “mengundurkan diri” yang digunakan di sini adalah hupostole yang artinya draw back atau set back atau bergerak menuju kepada kemunduran. Dalam Alkitab versi The Message digunakan kata “quitters,” yaitu orang-orang yang dianggap telah kehilangan semangat untuk berlomba yang menjurus kepada berhenti sebelum selesai. Kita tahu bahwa tidak ada atlet lomba yang semakin menuju ke garis akhir semakin melambatkan larinya. Artinya, ini sama saja dengan mau menghentikan lomba secara perlahan-lahan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan menyatakan bahwa adanya orang-orang percaya yang, disadari atau tanpa disadari, telah melambatkan larinya atau seakan-akan ingin digantikan oleh atlet lain. Apa maksudnya ingin digantikan? Bukankah ini sama saja dengan ingin menyerah. Apakah posisi seorang atlet di tengah perlombaan lari bisa digantikan oleh atlet lain? Tentu tidak bisa. Tuhan ingin agar semangat orang-orang percaya terus bernyala-nyala di tengah berbagai keadaan.

Di dalam kehidupan pengiringan Tuhan di masa sekarang, yang dimaksud dengan hupostole atau set back, seperti yang dialami oleh orang percaya Ibrani di masa itu, adalah: pertama, orang percaya yang sudah kehilangan daya juangnya. Yang kedua, orang percaya yang tidak lagi menyelesaikan apa yang telah dimulai. Yang ketiga, orang percaya yang mulai menurunkan standar kebenaran dari yang seharusnya.

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar tidak menjadi orang-orang percaya yang mengalami set back, di antaranya adalah:

(1). Jangan kehilangan tujuan semula

Ibrani 10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

Kata “ketekunan” yang digunakan di sini dalam Alkitab versi NKJV disebut endurance. For you have need of endurance… Sebab kamu memerlukan daya tahan. Apabila kita melihat kata asli yang digunakan adalah hupomone dimana maknanya adalah bukan hanya daya tahan atau daya juang, tetapi juga adalah seorang yang tidak menyimpang dari tujuan semula dan tidak kehilangan kesetiaannya di tengah cobaan dan penderitaan yang terbesar sekalipun.

Jadi endurance ternyata bukan soal memiliki daya tahan saja dimana kebanyakan atlet mencurahkan segenap waktu-waktunya untuk berlatih dengan keras di bawah pengawasan pelatih yang handal, mengkonsumsi bahan makanan yang sehat dan nutrisi yang baik saja, namun salah satu kunci yang tidak kalah penting adalah memiliki motivasi yang benar dan menangkap untuk tujuan apa ia terjun ke dalam perlombaan tersebut. Ingat tentang kisah atlet marathon John Stephen Akwari yang tetap menyelesaikan perlombaan sekalipun ia mengalami cedera.

Pengiringan kita orang percaya kepada Kristus seringkali digambarkan seperti atlet yang berlomba dalam suatu perlombaan lari jarak jauh. Apa yang dihadapi seringkali tidaklah mudah. Tantangan bisa datang dari berbagai arah, baik dari lingkaran dalam kehidupan kita (internal), maupun dari luar lingkungan kehidupan kita (eksternal). Apa yang membuat kita seharusnya bisa bertahan dan menyelesaikan dengan baik adalah bukan hanya karena kuatnya kita dalam bertahan saja, namun ketika kita menyadari untuk tujuan apa kita dipanggil oleh Tuhan. Bukankah kita dipanggil untuk menjadi perwakilan Sorga di bumi, yang mana kita harus menyelesaikan seluruh rangkaian pengiringan kita dengan baik di tengah tantangan yang tidak mudah, dengan tetap memelihara iman.

Mari jemaat Tuhan, untuk memulai melakukan sesuatu itu memang mudah, namun ternyata tidak semudah untuk terus menjalaninya apalagi hingga menyelesaikannya dengan baik. Hal yang sama pula dalam mengiring Tuhan. Adalah lebih mudah untuk memulainya, karena Tuhan yang memilih kita karena kasih karunia-Nya. Namun untuk menjalani hingga menyelesaikannya dengan baik dibutuhkan keputusan demi keputusan untuk terus berjalan mengikuti tuntunan-Nya. Kekuatan didapat ketika kita berjalan dalam rencana-Nya.

Tuhan Yesus memberkati!

Terus Berlomba, Jangan Pernah Undur! (Pesan Gembala, 1 Desember 2024)

| Warta Jemaat |
About The Author
-