PERSIAPKAN DIRI, TUHAN AKAN MENCURAHKAN HUJAN
Yesaya 30:23 Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas;
Bagi kita yang tinggal di negara beriklim tropis, mendengar tentang akan datangnya hujan mungkin dianggap sebagai sesuatu yang biasa, namun apabila kita menangkapnya dengan cara pandang masyarakat agraris di tanah Israel sana, turunnya hujan adalah sesuatu yang tidak biasa. Mengapa demikian? Karena bagi orang-orang di sana curah hujan itu adalah sesuatu yang langka. Minimal ada dua jenis hujan yang sering kita dengar di Alkitab PL, yaitu hujan awal dan hujan akhir. Hujan awal biasa terjadi setelah musim menanam benih, sedangkan hujan akhir turun menjelang musim menuai.
Pesan Tuhan tentang “akan dicurahkannya hujan” jelas ini bukanlah suatu makna literal bahwa akan ada hujan sungguhan berupa air yang akan dicurahkan atas kita, apalagi di saat musim hujan seperti sekarang. Pesan tentang akan dicurahkannya hujan selalu berbicara tentang sesuatu yang memiliki kandungan makna rohani. Yang pertama adalah makna berkat, yaitu sesuatu yang Tuhan mau tambah-tambahkan kepada kita. Dari hujan yang dicurahkan, ada benih yang bertumbuh. Kalau itu benih gandum (sesuai kebiasaan masyarakat agraris di sana) maka dari hasil itu diproduksilah tepung gandum bahan untuk membuat roti gandum.
Yang kedua adalah makna kekuatan atau kesegaran bagi mereka yang hatinya lelah dan gersang. Kitab Mazmur mencatat tentang hujan yang menyirami tanah hati yang gersang dan kering. Pesan Tuhan terakhir “Jangan melepaskan apa yang Tuhan telah rancangkan” adalah tentang orang-orang percaya yang mengalami kelelahan akibat problema yang seperti tidak berujung.
Yang ketiga adalah makna kuasa ilahi atau kepenuhan Roh Allah yang dicurahkan Tuhan dari sorga. Ingat akan murid-murid Yesus yang sedang berdoa, maka goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan menyatakan bahwa Ia tidak segan-segan untuk melimpahkan hujan-Nya atas kita dengan derasnya. Hujan yang dicurahkan Tuhan atas umat-Nya adalah hak prerogatif-Nya Tuhan. Artinya, apabila biasanya hujan dicurahkan hanya pada musim-musim tertentu, misalnya ‘hujan awal’ di sekitar bulan September dan Oktober atau ‘hujan akhir’ di sekitar bulan Maret dan April, maka atas kedaulatan-Nya Tuhan bisa mencurahkannya kapan saja Ia mau. Ketika Tuhan berkata bahwa Ia akan mencurahkan hujan bagi kita, artinya Ia bisa mencurahkan kapan saja Ia kehendaki.
Namun ingat, Tuhan juga mempunyai kedaulatan untuk memilih kepada siapa Ia ingin mencurahkan hujan-Nya. Ia bisa mencurahkan hujan di wilayah yang satu, namun tidak mencurahkannya di wilayah yang lainnya. Amos 4:7 “Aku pun telah menahan hujan dari padamu, ketika tiga bulan lagi sebelum panen; Aku menurunkan hujan ke atas kota yang satu dan tidak menurunkan hujan ke atas kota yang lain; ladang yang satu kehujanan, dan ladang, yang tidak kena hujan, menjadi kering;
Beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar hujan yang Tuhan janjikan dialami oleh setiap kita umat-Nya. Beberapa di antaranya adalah:
(1). Lakukan tindakan yang menyatakan bahwa kita siap untuk menerima curahan hujan-Nya
Yesaya 30:23 Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas;
Kalimat ini di awali dengan kata “lalu” atau “then” dalam versi NKJV. : Then He will give the rain for your seed. Arti “lalu” atau “then” ini merupakan kata penghubung sebagai akibat dari tindakan sebelumnya. Jadi hujan itu dicurahkan sebagai akibat dari tindakan sebelumnya. Perhatikan ayat 20 – 22, bahwa ada pribadi yang disebut “Pengajar” (ayat 20) atau disebut Yarah, yaitu pribadi Tuhan yang memberikan instruksi dan arahan agar kita berjalan mengikuti arahan-Nya, entah menganan atau mengirim (ayat 21). Dan Ia juga ingin kita menganggap najis apa yang Ia anggap najis, seperti terhadap berhala-berhala sembahan kepercayaan lama.
Artinya, apabila umat Tuhan mengikuti apa yang sang Pengajar instruksikan dan arahkan sebelumnya, maka selanjutnya akan ada hasil berupa curahan hujan atas benih yang telah ditabur. Jadi, apa yang membuat Tuhan mencurahkan hujan atas umat-Nya? Jawabannya sederhana, yaitu persiapan! Persiapan yang dilakukan umat-Nya sesuai dengan arahan sang Pengajar, yaitu Tuhan kita.
Kebiasaan petani di masa itu, ketika Ia tahu bahwa hujan awal akan segera tiba, maka apa yang mereka lakukan? Mereka mulai mengolah tanah di ladang mereka agar menjadi gembur sehingga siap untuk ditaburi benih. Mereka kemudian akan memperbaiki jalur irigasi mereka, sehingga ketika hujan dicurahkan ada pembagian air yang terbagi dengan baik di atas tanah di ladang mereka. Artinya, ada persiapan-persiapan yang perlu dilakukan. Bagian kita adalah membuat persiapan yang menyentuh hati Tuhan yang membuktikan bahwa kita serius dan memiliki iman untuk siap menerimanya.
(2). Lakukan tindakan yang membuat “uap air” naik dan berkumpul menjadi awan yang padat kemudian turunlah hujan
Yesaya 30:23 Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu…
Di alam ini ada suatu daur ulang yang dapat memberikan berkat yang besar bagi bumi. Dan daur ulang itu dikenal sebagai “lingkaran hydrologi.” Di Alkitab lingkaran hydrologi ini cukup sering diucapkan. Hal ini terdiri dari proses, yang pertama penguapan. Air menguap dari samudera atau danau, kemudian naik keatas menjadi uap air. Yang kedua, di atas sana terjadilah proses yang disebut pengembunan sehingga membentuk awan-awan.
Lalu yang ketiga, awan-awan yang makin lama makin menebal akan berubah kembali menjadi air dan jatuh berupa hujan ke atas bumi ini. Hujan ini kemudian menjadikan alam ini subur dan memberikan hasil yang banyak (Ayub 36:27-29).
Peristiwa ini dipakai untuk menggambarkan suatu prinsip rohani. Pada saat pujian dan penyembahan yang benar dari umat Tuhan naik ke Sorga, maka pujian penyembahan itu naik bagaikan asap “uap air” dari bumi yang kemudian berkumpul membentuk “awan.” Semakin penuh “awan-awan” tersebut terkumpul, maka ada masa dimana Tuhan mencurahkan suatu “hujan” yang luar biasa (Maz. 147:7-8, Yeh. 34:26). Hujan-hujan ini kemudian akan turun atas kita sebagai berkat-berkat serta kekuatan ilahi dari Tuhan.
Namun “hujan” tersebut akan menjadi suatu penantian yang tidak kunjung tercurah apabila tidak ada pujian penyembahan yang benar naik dari hidup benar orang-orang percaya (Za. 14:17). Itulah sebabnya, hal pujian penyembahan yang benar ini harus menjadi suatu gaya hidup orang percaya, bukan suatu keterpaksaan.
Mari umat Tuhan, pesan Tuhan ini merupakan suatu kabar baik bagi kita, membuktikan bahwa Tuhan kita tidak pernah pelit menahan-nahan untuk mencurahkan “hujan deras-Nya” atas umat-Nya. Namun perlu kita pahami juga bahwa “hujan-Nya” tersebut bukanlah hujan “murahan” yang asal dicurahkan ke atas pribadi yang tidak terlalu merindukannya. Oleh sebab itu, mari kita tangkap dan hidupi pesan dari sang Pengajar, yaitu Tuhan Yesus kita ini.
Tuhan Yesus memberkati!