PERBUATAN YANG MEMBUAT ORANG LAIN MENGALAMI DAMPAKNYA
1 Raja-raja 15:26 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, serta hidup menurut tingkah laku ayahnya dan menurut dosa ayahnya, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.
Kisah ini bermula dari pasal 12 kitab 1 Raja-raja, dimana kerajaan Israel terbelah menjadi dua, yaitu kerajaan Selatan dan Utara. Kerajaan bagian Selatan disebut sebagai kerajaan Yehuda. Mengapa dipanggil Yehuda? Karena kebanyakan dari penduduk di bagian Selatan ini adalah suku Yehuda, ditambah sedikit dari suku Benyamin. Sedangkan kerajaan bagian Utara tetap disebut dengan kerajaan Israel yang terdiri dari 10 suku yang lainnya.
Kerajaan Yehuda dipimpin oleh kaum keluarga Daud, dimulai dari Rehabeam anak dari Salomo. Sedangkan kerajaan Utara dipimpin oleh berbagai raja silih berganti, dimulai dari Yerobeam. Berdasarkan statistik kemunculan nama raja, nama Yerobeam muncul berpuluh kali melebihi raja-raja yang lain. Dari sini kita bisa melihat bahwa jelas Yerobeam adalah sosok yang penting. Jika tidak, Alkitab tentu tidak akan begitu sering menyebutnya. Seberapa penting sosok Yerobeam ini?
Ayat 26 di atas mengatakan bahwa Nadab, raja Israel anak dari Yerobeam, melakukan hal jahat yang sama di mata Tuhan dengan hidup menuruti tingkah laku Yerobeam, ayahnya. Perbuatan yang bukan hanya berdampak kepada keturunannya, namun juga membuat seluruh orang Israel berdosa. Yerobeam adalah kembalikan dari sosok Daud. Daud adalah orang yang menyukakan hati Tuhan.
Yerobeam telah menjadi contoh yang buruk. Ia melakukan kejahatan di mata Tuhan yang membuat penerusnya dan orang lain tanpa disadarinya telah mengikuti kelakuannya. Setelah Israel terpecah dua, setiap suku dari kerajaan Utara tetap pergi ke Yerusalem seperti biasa untuk beribadah kepada Tuhan serta memersembahkan korban kepada-Nya. Umat Israel bergitu merindukan Yerusalem dan Bait Suci. Namun hal ini yang membuat Yerobeam merasa tidak aman. Demi mencegah orang-orang dari utara pergi beribadah ke Yehuda, maka Yerobeam membuat tempat penyembahan tandingan berupa lembu emasl di Utara, yaitu di Betel dan Dan. Namun sayangnya, semua dilakukan dengan cara sendiri.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Seringkali kita tidak menyadari bahwa keberadaan kita sanggup memberikan pengaruh yang sangat besar kepada orang-orang di sekeliling kita melebihi yang kita duga. Entahkah itu seputar lingkup keluarga, ataupun lingkup yang jauh lebih luas lagi. Dan semua itu dimulai dari kesadaran akan fungsi kita. Yerobeam tidak menyangka, kekuatirannya akan kehilangan rakyat dengan mencegah mereka menyembah kepada Tuhan yang benar telah berdampak besar. “Reformasi religius” yang ia lakukan secara salah berdampak kepada penerus kerajaan Israel untuk melakukan perbuatan yang sama, dilanjuti oleh seluruh orang Israel. Betapa luas pengaruhnya.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Semua dimulai dari kehidupan penyembahan yang benar
1 Raj. 15:11 Asa melakukan apa yang benar di mata TUHAN seperti Daud, bapa leluhurnya.
Sejak dari awal terbentuknya kerajaan Selatan dan kerajaan Utara, kepribadian masing-masing raja yang memimpinnya dari generasi ke generasi tidak lepas dari pengaruh dua tokoh penting ini, yaitu Daud dan Yerobeam. Raja-raja di kerajaan Utara (Israel) melakukan apa yang jahat di mata Tuhan karena mengikuti tingkah laku Yerobeam. Sebaliknya, raja-raja di kerajaan Selatan (Yehuda) melakukan apa yang benar di mata Tuhan karena teladan yang diturunkan Daud, bapa leluhurnya. Apa yang paling mencolok dari kedua tokoh ini? Kehidupan penyembahannya. Daud seorang yang menyukakan hati Tuhan.
Alkitab menjadikan Daud teladan bagi semua raja-raja Yehuda. Sadar bahwa Tuhan adalah segalanya dan telah memilihnya, maka Daud telah membuktikan bahwa Tuhan adalah satu-satunya sandaran dalam hidupnya. Keputusan untuk mengasihi dan berjalan bersama Tuhan membuat Daud menjadi seorang yang berkenan di mata Tuhan. Sebaliknya, Yerobeam melakukan tindakan yang sebaliknya, ia melarang bangsa Israel beribadah kepada Tuhan demi untuk kepentingan politiknya. Menggantikannya dengan membuat patung lembu emas adalah hal yang menyakiti hati Tuhan.
(2). Semua dimulai dari contoh yang dilihat (leading by example).
1 Raj. 15:26 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, serta hidup menurut tingkah laku ayahnya dan menurut dosa ayahnya, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.
Yerobeam tidak menyadari bahwa dampak akibat dari perbuatan yang dilakukannya begitu luas. Dan itu dimulai dari lingkungan orang terdekat terlebih dahulu, yaitu anggota keluarganya sendiri. Ketika Nadab, anaknya, diangkat sebagai raja, terjadilah sebuah pengulangan dari apa yang dilakukan oleh Yerobeam sebelumnya, yaitu melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Nadab melakukan tepat seperti yang dilakukan ayahnya. Setelah pemerintahan Nadab berakhir, Baesa penerusnya melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Yerobeam, yaitu hal yang menyakiti hati Tuhan.
Menurut pakar, manusia memang memiliki naluri “mencontoh” yang merupakan satu naluri yang kuat dan berakar dalam diri manusia. Melalui naluri ini, seorang anak belajar banyak tentang cara hidup, cara makan, cara berpakaian, termasuk cara berbicara ayah dan ibunya, untuk kemudian melakukannya. Dan apa yang dicontoh ini meliputi semua sisi, mulai dari sisi yang baik hingga sisi yang buruknya. Dari sinilah kita melihat betapa pentingnya contoh atau teladan yang harus diperlihatkan orang tua terhadap anak-anaknya. Dengan melihat perilaku orang tua atau sosok di hadapannya, maka sesungguhnya anak-anak sedang membentuk perilakunya sendiri di kemudian hari.
Mari jemaat Tuhan, ketika Tuhan melalui visi-Nya memercayakan kita untuk menjadi perabot untuk maksud yang mulia, mungkin kita tidak tahu dari mana harus memulainya, namun biarlah semua itu dimulai dari kehidupan penyembahan yang dibangun terlebih dahulu kepada Tuhan. Keintiman akan menghasilkan maksud dan isi hati pribadi yang disembah.
Tuhan Yesus memberkati!