MELIHAT SEPERTI TUHAN MELIHAT
Lukas 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”
Biasanya pembahasan kisah Zakheus adalah seputar tentang seorang pemungut cukai yang ingin melihat Yesus, lalu karena ia memiliki badan yang pendek lalu mengambil keputusan untuk memanjat pohon bukan? Namun yang menarik, ternyata melalui kisah Zakheus yang sama kita akan belajar sesuatu tentang “cara melihat.”
Masalah dalam “cara melihat” ini bukanlah masalah biasa. Tidak sesederhana ketika seseorang mengalami masalah pada mata jasmaninya, dimana ketika kesulitan melihat jarak jauh lalu tinggal memakai “kacamata minus” atau ketika mengalami kesulitan melihat jarak dekat lalu memakai “kacamata plus.” Datang pada dokter mata, diperiksa matanya, lalu direkomendasikan untuk memakai kacamata yang sesuai dengan problem matanya, lalu selesailah masalahnya. Sebaliknya, masalah pada “cara pandang” tidak dapat diselesaikan dengan cara seperti itu.
Gagalnya cara orang percaya memandang atau tidak selarasnya cara pandang orang percaya dengan cara pandang Kristus akan dapat menimbulkan berbagai masalah, di antaranya kesulitan memahami apa yang Tuhan sedang lakukan, termasuk apa yang Tuhan sedang lakukan dalam hidupnya. Yang ada hanyalah berbagai ketidakmengertian atau kesalahpahaman, merasa Tuhan seperti tidak berpihak kepada dirinya, merasa Tuhan pilih kasih, sulit menangkap rencana Kerajaan Sorga dan janji Tuhan, salah merespon akan setiap apa yang Tuhan katakan atau janjikan, dan sebagainya.
Iring Tuhan akhirnya seperti tidak happy atau tidak nyaman. Atau mungkin saja tetap merasa “happy-happy”, namun menjalani hidup yang tidak jelas. Tetapi perhatikan, ketika kita melihat diri kita, problema yang kita hadapi, orang-orang yang kita jumpai atau menanggapi rencana Tuhan dengan cara pandang Kristus, maka segala sesuatu menjadi berbeda. Bukannya hal-hal yang menyakitkan yang kita rasakan, namun kita melihat tujuan di balik apa yang terjadi. Bukannya oposisi yang kita hadapi, namun kita melihat adanya kesempatan. Bukannya ketakutan, namun kita mengalami kemerdekaan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan buat kita. Tuhan sedang menekankan kepada kita tentang “cara melihat” atau “cara pandang.” Bahwa betapa pentingnya orang percaya memiliki cara pandang yang selaras dengan cara pandang Tuhan. Sesuatu yang mungkin dianggap sebagai hal biasa oleh banyak orang percaya, namun tidak bagi Tuhan. Gagalnya orang percaya melihat dengan cara pandang yang benar akan menimbulkan dampak yang tidak kecil. Gagalnya orang percaya melihat seperti Kristus melihat akan membuat orang percaya tersebut gagal pula menangkap apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan atas dirinya. Dan sama pula dengan gagalnya ia menangkap rencana Kerajaan Sorga.
Untuk bisa memiliki cara pandang yang selaras dengan cara pandang Tuhan, hal itu tidaklah datang tiba-tiba. Ada prinsip-prinsip penting yang harus kita pahami, di antaranya adalah:
Miliki hasrat besar untuk mengalami Yesus secara pribadi
Lukas 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
Kisah tentang Zakheus akan banyak menolong kita akan pengertian atau cara pandang kita sebagai orang percaya yang mungkin perlu diselaraskan lebih lagi. Apabila kita perhatikan kisah Zakheus ini ada “tiga kelompok orang yang melihat” dengan maknanya masing-masing. Kelompok yang pertama adalah orang banyak. Mereka melihat lalu kemudian terucaplah kata sungut-sungut ketika mengetahui Yesus menumpang di rumah Zakheus orang berdosa (ayat 7). Makna kata “melihat” di sini adalah melihat untuk memberi penilaian. Keputusan Yesus untuk menumpang dirumah Zakheus dinilai sebagai hal yang buruk bagi orang banyak tersebut. Jelas ini sebuah cara melihat yang salah. Bayangkan, mereka sampai mengatakan bahwa apa yang Yesus lalukan itu tidak benar.
Cara pandang seperti ini mewakili orang secara umum, termasuk orang-orang percaya kebanyakan. Ini merupakan cara pandang yang hanya didasari pendapat pribadi yang seringkali salah atau tidak selaras dengan cara pandang Yesus. Cara-pandang yang dipenuhi asumsi, cap dan stigma.
Kelompok yang kedua adalah Zakheus. Ia berusaha untuk melihat Yesus dengan keingintahuan yang besar, meskipun ia mengalami kesulitan karena badannya yang pendek (ayat 3). Ada hasrat yang besar untuk mengetahui dengan cara meneliti dengan saksama karena berita yang di dengar. Keingintahuan yang seperti ini melahirkan tindakan ekstrim yang sudah tidak lagi memerdulikan kehormatannya sebagai seorang pejabat. Ini mewakili orang percaya yang memiliki hasrat yang begitu besar untuk mau berjumpa dan ingin mengenal Yesus lebih lagi.
Kelompok yang ketiga adalah pribadi Yesus yang melihat ke atas, ke arah Zakheus yang sedang berada dibatas pohon sambil berkata bahwa Ia harus menumpang di runahnya (ayat 5). Yesus merasakan kerinduan yang terekspresi dalam tindakan. Ada hasrat yang sangat kuat dalam hati Zakheus untuk berjumpa dengan Yesus. Inilah yang menyebabkan Yesus berkeputusan untuk tinggal dalam rumahnya saat itu juga.
Mari jemaat, apabila kita mau Yesus masuk ke dalam hidup kita, tinggal, dan mengalami hidup dan cara pandang yang diubahkan seperti yang dialami oleh Zakheus kuncinya sederhana, miliki hasrat dan kerinduan seperti kerinduan Zakheus. Kerinduan yang menepis segala alasan yang telah sering digunakan oleh orang-orang percaya yang sebetulnya tidak terlalu memiliki kerinduan kepada Tuhan. Ingat, untuk mengecek apakah kita termasuk orang percaya yang rindu untuk mengalami Yesus atau tidak sangat mudah. Lihat, apakah kita sering menggunakan segudang alasan ini dan itu untuk tidak terlalu mau mengejar Yesus, keberadaan Yesus atau hal-hal yang berkaitan tentang Yesus. Cara pandang yang benar akan tercermin dari tindakan benar yang dihasilkan. Tindakannya akan membuahkan suatu keputusan yang berbeda dengan apa yang dilakukan orang kebanyakan.
Tuhan Yesus memberkati!