LAMPAUI KETERBATASANMU! (Go Beyond Your Limitations!)
Lukas 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Perjumpaan Yesus dengan Zakheus terjadi di kota Yerikho, pada saat Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem. Zakheus adalah seorang yang kaya dan berprofesi sebagai pemungut pajak. Orang-orang Yahudi setempat membenci dan menjauhinya, karena pemungut pajak biasanya adalah seorang yang bekerja untuk pemerintahan Romawi. Ditambah pula, biasanya mereka memungut lebih dari takaran seharusnya.
Walaupun Zakheus belum pernah mengenal Yesus, namun ia berusaha untuk melihat Yesus. Keinginannya bisa saja muncul karena sebelumnya Zakheus pernah mendengar berita-berita yang menghebohkan tentang Yesus, karena itu muncul rasa penasaran untuk melihat seperti apa Yesus itu. Dalam usahanya untuk melihat Yesus, Zakheus mengalami kesulitan karena ukuran tubuhnya yang pendek. Ia merasa pandangannya akan terhalang oleh orang banyak yang berada di sekitar Yesus.
Rasa ketertarikan Zakheus terhadap Yesus membuatnya pantang menyerah, sehingga tanpa memandang kondisi tubuh dan status sosialnya, ia memutuskan untuk memanjat sebuah pohon ara untuk dapat melihat Yesus. Kegigihan hati yang dimiliki Zakheus membuahkan hasil yang luar biasa. Ketika Yesus tiba disana, Ia melihat ke atas dan menyuruh Zakheus turun. Hari itu telah terjadi keselamatan.
Dari kisah Zakheus ini kita dapat belajar sesuatu hal yang menarik, yaitu tentang seorang yang memiliki banyak keterbatasan seperti Zakheus, seorang yang secara usia tidak lagi muda dengan tubuhnya yang tidak tinggi, namun ia tidak mau duduk diam terpaku menyerah begitu saja pada keadaan. Ia mengerahkan segenap kemampuannya untuk mengalami Yesus dan tindakannya tersebut telah menarik perhatian Yesus. Bagaimana dengan anda?
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan menghendaki agar kiranya segala keterbatasan yang kita miliki hendaknya tidak dijadikan alasan bagi kita untuk tidak melakukan apa-apa secara maksimal bagi Kerajaan Sorga. Baik itu di dalam membangun pengenalan akan Tuhan, maupun di dalam menyelesaikan tanggung jawab apapun yang dipercayakan kepada kita. Tuhan yang memercayakan semua itu adalah Tuhan yang tidak segan-segan menopang dan memberi kekuatan tanpa batas kepada kita. Sumber permasalahannya adalah ada pada kita yang kerap membatasinya sendiri.
Beberapa hal yang harus kita mampu atasi untuk bergerak melampaui keterbatasan kita, di antaranya adalah:
(1). Jangan membatasi diri kita sendiri.
Luk. 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
Tidak membatasi diri kita sendiri bukan artinya kita tidak boleh mengakui keterbatasan kita. Setiap kita manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Tetapi seringkali kita tidak melakukan apa-apa dengan kekurangan yang kita miliki. Banyak orang percaya memilih untuk bersikap pasrah tanpa berusaha untuk meminimalis kelemahannya atau mengubah kelemahan tersebut menjadi kekuatannya.
Zakheus menyadari kalau ia memiliki banyak keterbatasan pada dirinya. Tetapi ia tidak mau tinggal diam menyerah tak berdaya ketika ia mendengar bahwa Yesus sedang berjalan mendekat ke arahnya. Tubuhnya boleh saja pendek, tetapi pikirannya tidak pendek. Ia mengerahkan segenap akal dan pikirannya mencari jalan untuk bisa melihat Yesus. Ketika dilihatnya ada pohon ara, segeralah ia memanjat pohon tersebut untuk melihat dari dekat seperti apakah Yesus itu. Tuhan sesungguhnya telah menciptakan diri kita dengan begitu banyak potensi dan kemampuan. Namun sayangnya manusia tidak memanfaatkannya secara maksimal.
(2). Jangan membiarkan orang lain membatasi diri kita.
Luk. 19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”
Sejak dari awal, seandainya Zakheus lebih memilih untuk terus mendengarkan apa yang dikatakan orang-orang di sekelilingnya, maka sudah pasti ia tidak akan pernah melihat Yesus. Mengapa demikian? Bayangkan, sekiranya orang-orang mulai menyoraki Zakheus ketika ia mulai memanjat pohon dan Zakheus merasa dirinya sedang dipermalukan orang banyak, maka ia barangkali akan membatalkan niatnya untuk memanjat pohon ara tersebut. Dan mungkin ia tidak akan pernah melihat Yesus.
Memang ada orang-orang yang kehadirannya akan seperti pembatas bagi hidup orang lain dengan komentar-komentarnya yang melemahkan. Namun ingat, ada pula type orang yang selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk naik level. Mereka senantiasa menjadi pendorong bagi kita untuk melangkah maju menggapai tujuan Tuhan, memperlengkapi dan memaksimalkan potensi yang kita miliki. Kepada pribadi-pribadi seperti inilah sebaiknya kita berhubungan.
Mari jemaat Tuhan, seringkali kita bersungut-sungut ketika melihat keadaan begitu sulit diatasi. Kita mulai menyalahkan diri sendiri, bahkan menyalahkan Tuhan mengapa kita tidak diciptakan sama seperti orang lain. Ingat, bahwa masalah yang terjadi bukan disebabkan semata-mata oleh faktor dari luar, melainkan lebih kepada diri kita sendiri yang enggan bergerak maju melampaui keterbatasan yang kita miliki. Go beyond our limitations!
Tuhan Yesus memberkati!