Galatia 2:7-9 (7) Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat.
Orang-orang yang telah diselamatkan ternyata dipilih Tuhan bukan sekedar untuk mengalami perubahan status hidup saja, melainkan juga menerima tanggung jawab sebagai representasi Kerajaan Allah untuk turut memberitakan kabar keselamatan kepada banyak bangsa. Rasul Paulus termasuk satu dari sekian banyak pribadi yang mengalami kasih karunia Tuhan, yang dipilih untuk tugas ini dan kemudian menanggapi panggilan Tuhan yang luar biasa tersebut dalam hidupnya. Sejak semula Tuhan sudah punya rencana besar bagi Paulus, yaitu dipakai sebagai alat untuk memberitakan nama-Nya kepada bangsa-bangsa (Kis. 9:15), bahkan kepada raja-raja.
Luasnya cakupan wilayah yang harus dicapai oleh Injil membuat Tuhan menggunakan segenap orang-orang pilihan-Nya yang tersebar di seluruh penjuru dunia untuk menjadi alat penyebaran kabar sukacita-Nya tersebut sesuai dengan kemampuan dan kapabilitas dari masing-masing hamba-Nya. Rasul Paulus telah ditetapkan Tuhan dari semula untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa dalam konteks ini adalah orang-orang keturunan nonYahudi atau yang dikenal dengan sebutan ‘orang-orang tak bersunat’ (Ing. Gentiles). Sedangkan kepada hamba-Nya yang lain, yaitu rasul Petrus, Tuhan telah menetapkan dirinya sebagai pemberita Injil bagi kalangan ‘orang-orang bersunat’ atau Yahudi.
Meskipun kepada keduanya telah ditetapkan wilayah “garapannya” masing-masing, namun bukan berarti target pemberitaan mereka hanya terbatas kepada orang-orang nonYahudi atau Yahudi saja. Dalam banyak kesempatan Paulus juga memberitakan Injil kepada kaum Yahudi atau kaum bersunat, dan di dalam kesempatan lain Petrus juga pernah melayani orang-orang nonYahudi atau orang-orang tak bersunat. Hal terpenting dari semua tugas pemberitaan mereka bukanlah mengenai kepada siapa Injil diberitakan, namun “tentang siapa” Injil yang diberitakan tersebut, di samping mereka tetap harus menghormati wilayah teritorialnya masing-masing. Dan untuk Nama di atas segala nama inilah mereka rela mengerahkan segala daya upaya, hikmat dan kesetiaan sebagai pelayan-pelayan yang dapat dipercaya untuk membawa keharuman nama Kristus sampai akhir pelayanan mereka.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita, yaitu agar sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah keselamatan, kita menyadari bahwa kita adalah alat-alat pilihan di tangan Tuhan yang sejak semula telah dipercayakan untuk memberitakan kabar sukacita di wilayah-wilayah yang Tuhan tetapkan sesuai dengan kapabilitas dan dengan segenap potensi yang ada pada kita. Ingatlah akan pesan Tuhan kepada kita minggu lalu mengenai peristiwa saat Tuhan menanyakan kepada Musa apa yang ada di tangannya dan Musa menjawab bahwa hanya ada tongkat. Dan sebuah tongkat sudah cukup bagi Dia untuk berkarya secara luar biasa.
Hal-hal apa saja yang harus kita sadari mengenai tugas yang Tuhan percayakan kepada kita ini.
(1). Tuhan menetapkan wilayah sesuai dengan kapabilitas kita
Gal. 2:7 . . . kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat.
Tuhan tidak pernah salah di dalam memilih hamba-hamba-Nya untuk melakukan setiap tugas yang dipercayakan. Sejak semula Tuhan memilih seorang bernama Saulus lewat “peristiwa Damsyik” untuk menjadi bagian dari pasukan pemberita Injil-Nya, Tuhan sudah melihat bahwa ada potensi besar dalam diri Paulus. Tuhan melihat betapa gigihnya Saulus dalam mempertahankan prinsip yang dipegangnya pada waktu itu, meskipun salah, Tuhan juga melihat sikap pantang menyerah Saulus dalam menjalankan tugas seberat apapun yang dipercayakan kepadanya meskipun berseberangan dengan Sorga, dan Tuhan melihat bagaimana ia bertanggung jawab dalam menyelesaikan semuanya itu dengan begitu baik. Tuhan sedang mencari seseorang dengan kriteria-kriteria seperti yang dimiliki Saulus untuk dipakai menjadi alat untuk memenangkan orang-orang tak bersunat yang penuh tantangan pada waktu itu. Maka dipilihlah Saulus yang di kemudian hari kita kenal dengan nama rasul Paulus untuk menjadi alat yang luar biasa di tangan Tuhan, dan kali ini untuk Kerajaan Sorgalah ia mengabdikan seluruh hidupnya hingga tetesan darahnya yang terakhir.
Kalau hari ini kita ada sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan oleh kasih anugerah Tuhan yang luar biasa, ingatlah bahwa Tuhan sudah melihat potensi besar yang ada pada kita jauh sebelumnya. Keluarga, usaha dan pekerjaan atau wilayah apapun yang sedang kita jalani saat ini merupakan wilayah-wilayah minimal yang Tuhan percayakan, dimana kita harus memberitakan kabar sukacita Sorga. Dan Tuhan memakai kita karena Ia tahu bahwa kita sudah menguasai wilayah-wilayah tersebut dengan baik.
(2). Tuhan memberikan kemampuan kepada kita
Gal. 2:8 — karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.
Sekalipun Tuhan melihat potensi besar yang ada pada diri Paulus, namun lewat beberapa pengakuan Paulus sendiri kita juga mengetahui bahwa ia pun seorang yang tidak luput dari segala kelemahan, baik secara fisik maupun nonfisik. Atas dasar kelemahan-kelemahan itulah sesungguhnya rasul Paulus dapat saja membesar-besarkannya dan beralasan kepada Tuhan agar kepadanya jangan diberi tugas yang terlampau berat. Namun satu hal yang membuat Tuhan suka dengan pribadi Paulus adalah karena ia selalu menyadari bahwa di balik kelemahan-kelemahan yang ada padanya, selalu ada tangan kuat Tuhan yang menopangnya, yaitu kekuatan Roh Kudus dan kasih karunia Tuhan yang selalu melimpah di dalam dirinya. Hal-hal inilah yang membuat ia selalu kuat tidak perduli seberapa besar tantangan dan aniaya yang kerap dihadapi di dalam pelbagai kesempatan dalam pelayanannya.
Seringkali yang membuat kita enggan melangkah lebih jauh dan membatasi lingkup wilayah yang Tuhan percayakan kepada kita adalah karena kita terlalu sering membesar-besarkan kelemahan-kelemahan yang ada pada kita, dan kurang menyadari kekuatan luar biasa yang senantiasa Tuhan sediakan bagi kita. Bahkan Roh Kudus yang berfungsi sebagai Penolong yang Tuhan berikan seringkali kita abaikan dan ragukan kekuatan-Nya, padahal semua itu sesungguhnya telah disediakan Tuhan bagi kita.
Umat Tuhan, kalau kita perhatikan melalui rangkaian pesan demi pesan yang Tuhan berikan kepada kita hari-hari ini, sesungguhnya Tuhan sedang mau melakukan suatu perkara yang besar di bangsa kita. Tuhan telah mempersiapkan “segudang” orang-orang pilihan-Nya untuk perkara besar tersebut, namun Tuhan juga mau melibatkan kita di dalamnya. Persiapkanlah diri kita, libatkanlah kuasa Roh Kudus yang dahsyat, lakukanlah apa yang sedang ia percayakan kepada kita saat ini dengan sebaik-baiknya.
Tuhan Yesus menyertai!