Mazmur 78:9 Bani Efraim, pemanah-pemanah yang bersenjata lengkap, berbalik pada hari pertempuran;
Mazmur ini merupakan catatan yang luar biasa dari generasi ke generasi, yang mengarahkan telinga dan mulut Israel kepada ajaran-ajaran Tuhan. Dalam mazmur ini Israel diingatkan untuk mempertahankan Taurat Tuhan, tidak melupakan perbuatan-Nya, dan tidak memberontak terhadap-Nya. Mereka diperingatkan untuk tidak mengulangi perbuatan nenek moyang mereka yang telah memberontak dan mengeraskan hati di padang gurun, sehingga Allah membinasakan mereka.
Asaf memanggil Israel untuk mendengar pengajarannya dan supaya terus mengajarkannya kepada generasi yang akan datang. Hal ini direncanakan Tuhan agar Israel dapat mempercayai Dia dan mematuhi perintah-perintah yang diberikan-Nya, sehingga Israel tidak jatuh ke dalam ketidakpercayaan dan pemberontakan seperti nenek moyang mereka. Pemberontakan seperti ini telah mewarnai sejarah perjalanan Israel bersama dengan Allah, sejak mereka berada di padang gurun.
Bani Efraim, salah satu dari dua belas suku Israel, gagal melaksanakan tugasnya di hari pertempuran. Suku yang terkenal karena kemahirannya mengarahkan anak panah ke arah sasaran yang ditetapkan, justru berbalik tidak menggunakan kemampuannya di hari yang penting itu. Mereka adalah pemanah-pemanah handal yang memiliki kemampuan luar biasa, namun sayangnya mereka kehilangan fokus atas apa yang Tuhan tetapkan bagi mereka. Akibatnya, bani Efraim akhirnya menjadi suku yang tidak diperhitungkan lagi baik oleh kawan maupun lawan dan digantikan oleh suku yang lain.
Masalah utama bani Efraim ini bukanlah semata-mata lalai dalam melaksanakan tugas sebagai para pemanah yang telah dipercayakan pada hari itu, masalah sesungguhnya adalah mereka telah kehilangan sasaran yang jelas dalam pengiringan mereka kepada Tuhan. Mereka tidak berpegang lagi pada perjanjian Allah dan enggan hidup menurut firman-Nya, mereka telah melupakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, yang telah diperlihatkan-Nya kepada mereka.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan tidak mau kita kehilangan sasaran atau target penting yang seharusnya dapat kita capai. Banyaknya distraksi atau penghalang yang mengganggu telah membuat pandangan mata seseorang dapat teralihkan fokusnya. Awalnya memang membidik sebuah target yang penting, namun akhirnya fokus mereka teralihkan pada pengejaran atas sesuatu yang tidak penting. Dari seorang yang sedianya disiapkan Tuhan untuk memegang tugas yang luar biasa, beralih menjadi orang-orang yang tidak memiliki peran apa-apa, seperti bani Efraim.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah:
(1). Miliki fokus pandangan mata yang tetap terarah
Maz. 78:11 Mereka melupakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, yang telah diperlihatkan-Nya kepada mereka.
Banyak orang percaya yang hari-hari ini terbiasa hidup dengan istilah “mengalir” mengikuti aliran Tuhan. Ke mana aliran membawanya, maka ke sanalah ia melangkah. Memang istilah ini terdengar begitu rohani, namun sesungguhnya ini mencerminkan orang yang tidak memiliki sasaran yang jelas dalam hidupnya. Orang yang memiliki sasaran yang jelas akan terlihat dari pencapaian-pencapaian Ilahi yang ia raih hari lepas harinya. Mata yang memandang terus ke depan adalah mata yang mengarahkan diri pada tujuan-tujuan atau target-target yang sudah ditetapkan. Ini berbicara tentang berfokus pada pencapaian tujuan itu setiap hari. Mencari, menemukan, dan hidup dalam tujuan yang baik, lebih-lebih yang sempurna sesuai kehendak Tuhan. Tanpa tujuan yang jelas, kita akan terombang-ambing dan berpotensi berakhir jauh dari tempat di mana seharusnya kita berada.
Fokus pandangan mata bani Efraim mulai teralihkan kepada hal-hal yang mereka anggap lebih penting, sehingga lambat laun mereka lupa akan apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka lupa pada sasaran utama yang harus mereka tuju. Penyebabnya adalah mereka lalai merenungkan pekerjaan-pekerjaan dan perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib, yang telah diperlihatkan-Nya kepada mereka. Mereka telah meninggalkan kebiasaan mereka yang selalu menyempatkan diri untuk berkumpul bersama-sama untuk saling menceritakan kebaikan dan karya Tuhan yang begitu luar biasa dalam hidup mereka. Masihkah kita melakukannya di tengah-tengah keluarga kita?
(2). Miliki target pencapaian atau sasaran yang jelas
Maz. 78:5 Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka,
Pernahkah kita melihat seorang pemanah yang dengan jitunya mengarahkan anak panahnya tepat ke tengah sasaran pada papan target yang bulat? Terkadang ada anak panah yang meleset, yaitu tetap masuk pada lingkaran papan target tapi tidak tepat di tengahnya. Jika ini terjadi, si pemanah akan mencoba dan mencoba lagi hingga berhasil memanah tepat di tengah target. Dari mana sang pemanah mengetahui bahwa ada anak panahnya yang tidak tepat mengenai sasarannya? Ketika dia terlebih dahulu memasang papan target dengan gambar lingkaran bulat tepat di tengahnya. Tanpa menetapkan lingkaran target di tengah-tengahnya, ia merasa semua anak panah telah mencapai sasaran dengan baik.
Tujuan apa yang telah kita tentukan selama ini? Dengan membuat perencanaan dan target-target pencapaian, kita dapat mencapai tujuan dengan lebih cepat, efisien dan efektif. Target merupakan pijakan anak tangga menuju pencapaian sasaran secara terarah dan terukur. Membuat target berarti memacu diri untuk tetap berfokus pada sasaran.
Mari umat Tuhan, terkadang sasaran yang harus kita capai tidak seperti suasana pertandingan memanah dimana kondisi arena begitu hening dan tanpa ada gangguan sedikit pun dari sekitarnya. Arena tempat kita “memanah” begitu gaduh dan penuh dengan segala hiruk pikuk dunia yang dapat mengalihkan pandangan mata kita. Namun Tuhan telah berpesan agar kita tidak kehilangan sasaran utamanya.
Tuhan Yesus memberkati!