Lukas 17:5-6 (5) Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!”
(6) Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”
Dalam kehidupannya ketika menghadapi tantangan seringkali manusia membutuhkan pertahanan yang dayanya sama besar dengan tantangan itu. Jika ingin mengalahkannya maka harus memiliki daya atau tenaga yang lebih besar dari tantangan yang dihadapi. Permohonan para murid kepada Yesus agar ditambahkan iman kepada mereka cukup beralasan, bila kita memerhatikan ayat-ayat sebelumnya dalam perikop yang sama. Ada dua hal besar yang melatarbelakangi permohonan itu. Pertama, realita bahwa penyesatan pasti akan selalu ada. Dengan demikian siapapun bisa jadi penyesat atau menjadi orang yang disesatkan. Kedua tugas untuk memberikan pengampunan tanpa batas.
Menjalani hidup dengan kenyataan akan selalu terjadi penyesatan dan juga mengemban mandat untuk tidak jemu mengampuni, bagi para murid bukan perkara mudah, sehingga dibutuhkan modal iman yang besar. Namun apa jawab Yesus terhadap permohonan dari para murid ketika para murid ingin memiliki iman yang lebih besar supaya bisa menghadapi bahkan mengalahkan tantangan yang besar tersebut? Pengharapan untuk ditambah imannya ternyata disambut dengan baik oleh Yesus sambil mengatakan, bahwa sekiranya para murid memiliki iman sebesar biji sesawi saja, maka mereka sesungguhnya sudah bisa melakukan hal-hal luar biasa yang sebelumnya tidak terpikirkan untuk mereka melakukannya.
Ketika para murid meminta ditambahkan iman dalam pengertian kuantitas iman, Yesus justru menekankan tentang kualitas iman. Dan kualitas iman itu terlihat dari cara kerjanya. Biji sesawi adalah jenis biji-bijian yang tergolong jenis biji yang kecil, tetapi mana kala biji sesawi sudah tumbuh menjadi pohon sangat berguna bagi kehidupan yang lain. Artinya, iman yang sejati adalah iman yang tidak statis, melainkan iman yang terus dibangun dan dikembangkan serta ditambah-tambahkan melalui sebuah kehidupan rohani yang sehat.
Dan inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Sebagai orang percaya yang hidup di tengah hiruk pikuk dunia yang penuh dengan segala tawaran yang menggiurkan, tentu tidak mudah untuk menghadapinya. Ada begitu banyak tantangan yang tidak ringan yang harus dihadapi. Dan tugas kita sebagai orang percaya bukan hanya sekedar bisa bertahan hidup, namun harus tampil menjadi terang sebagaimana yang dikehendaki Tuhan. Itu sebabnya, lewat pesan-Nya ini, Tuhan tidak mau kita hanya tampil seadanya: iman yang seadanya, pengurapan ala kadarnya, kehidupan doa yang pas-pasan, dan lain-lain. Tuhan mau semuanya itu terus ditambah-tambahkan ke dalam kehidupan kita.
Dan lihatlah, apa yang akan terjadi ketika semua itu ditambah-tambahkan dengan cara yang benar. Sesuatu yang dahsyat akan dinyatakan! Beberapa hal yang harus terus ditambah-tambahkan, diantaranya:
(1). Menambahkan pengurapan memampukan kita melakukan hal-hal yang lebih besar dan lebih banyak lagi
2 Raj. 2:9 Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa: “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.”
Elisa merupakan salah satu dari sekian murid-murid Elia yang memiliki kerinduan untuk menjalin hubungan bukan hanya sekedar hubungan “murid dengan guru” saja, namun juga menjalin sebuah hubungan “anak dengan bapa” dengan Elia. Hal ni dapat terlihat dari jalinan hubungan yang lebih dari sekedar ingin diajar untuk menambah pengetahuan dan lulus dengan nilai terbaik, namun juga rindu untuk mengikuti serta menangkap isi hati bapanya, bahkan ingin menjadi seperti sang bapa. Menjelang Elia terangkat ke sorga, ia bertanya kepada Elisa untuk meminta sesuatu yang ia rindukan untuk memperolehnya. Lalu Elisa meminta agar ia mendapat dua bagian dari roh Elia. Dalam arti kata lain, Elisa meminta pengurapan dua kali lipat dari yang dimiliki Elia. Dan Elisa memperoleh apa yang ia minta.
Sejak menerima pengurapan ganda, maka Elisa di dalam pelayanannya dapat melakukan hal-hal dua kali lebih besar dan lebih banyak dari apa yang telah dilakukan oleh Elia sebelumnya. Bukankah ini merupakan sesuatu yang luar biasa? Namun Elisa tidak melakukannya semata-mata agar ia terlihat hebat di hadapan orang banyak, Elisa menyadari bahwa ada begitu banyak pekerjaan dan tantangan yang harus ia hadapi sepeninggal Elia. Apabila ia hanya mengandalkan pengurapan yang sekedarnya saja seperti yang ia miliki sebelumnya, maka ia tidak akan mampu untuk menghadapi segala sesuatunya. Ingat akan pesan Tuhan minggu lalu agar setiap kita mengalami Pentakosta setiap waktu untuk melakukan perkara-perkara yang lebih besar dari Tuhan.
(2). Menambahkan ilmu akan membuat kita lebih bijak
Amsal 1:5 “baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan”
Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot. Kita diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa-Nya sendiri dan diberi kehendak bebas. Dia memberi kita talenta dan kemampuan untuk terus meningkat, mengembangkan kapasitas hingga mencapai tahapan-tahapan di luar apa yang kita anggap batas kemampuan kita. Ketika jaman berubah, teknologi berkembang, segala aspek kehidupan tidak akan pernah statis melainkan selalu bergerak dinamis, orang-orang yang tidak mau berkembang akan terus hidup dalam masa lalunya. Selain itu, kita harus ingat bahwa talenta yang diberi Tuhan bukan buat disimpan tapi justru harus dikembangkan dan dilipatgandakan agar bisa dipertanggungjawabkan dan memberkati sesama. Kerinduan untuk terus belajar menambah ilmu dan terus memperbesar kapasitas pengertian sangat diperlukan untuk itu. Ini akan membuat kita semakin bijaksana, semakin baik, tidak tertinggal oleh jaman dan bertanggung jawab terhadap semua yang telah Tuhan bekali dalam diri kita.
Salomo yang penuh hikmat mengatakan “baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.” (Amsal 1:5). Orang bijak bukanlah orang yang statis, apatis atau malas, tetapi justru yang terus ingin memperbesar kapasitasnya dengan menambah ilmu. Itu akan membuat pengertian atau pemahaman kita menjadi semakin luas karenanya kita pun akan lebih bijaksana dalam membuat keputusan-keputusan. Lihatlah betapa pentingnya terus mendengar dan menambah ilmu. Kita diajak untuk membuka mata, telinga maupun pikiran kita kepada pengetahuan. Baik untuk berbagai ilmu pengetahuan yang akan memperluas cakrawala berpikir kita, maupun pengetahuan akan firman Tuhan yang mengandung begitu banyak rahasia penting di dalamnya. Tanpa terus belajar kita tidak akan pernah bisa menjadi lebih baik.
Mari umat Tuhan, masih ada banyak hal lain lagi yang bisa terus ditambah-tambahkan ke dalam hidup kita. Hanya kepada mereka yang mau terus mengembangkan kapasitasnya akan terus dipercayakan hal-hal yang lebih besar lagi oleh Tuhan. Selamat melakukan hal-hal yang luar biasa!
Tuhan Yesus memberkati!