Kisah Para Rasul 2:1-4 (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Bicara soal Pentakosta, kita pasti langsung teringat surat yang ditulis Lukas di Kisah Para Rasul, tepatnya pasal kedua. Disana diceritakan secara detail mengenai kejadian hari Pentakosta, ketika Roh Kudus turun dari langit dalam rupa lidah-lidah seperti nyala api dan hinggap pada para murid. Di saat itu kita bisa melihat manifestasi Roh Kudus secara nyata dan kelihatan mata. Tapi itu bukan berarti Roh Kudus baru bekerja saat zaman Kisah Para Rasul saja. Sebab kalau kita teliti di Alkitab, kita menemukan fakta bahwa Roh Allah telah bekerja sejak masa lampau pada waktu penciptaan langit dan bumi, yakni di dalam Kejadian 1:2.
Tidak hanya itu, sepanjang Perjanjian Lama juga kita menemukan Roh Allah bekerja, menghinggapi Musa dan para tokoh-tokoh lainnya semisal Bezaleel dan Aholiab, Saul, Daud dan yang lainnya guna menyatakan kuasa dan karya Allah bagi umat-Nya. Hanya di dalam Kisah Para Rasullah, kita melihat pekerjaan demi pekerjaan Roh Kudus dalam cara yang berbeda. Lukas dengan gamblang menggambarkan pekerjaan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api kemudian penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain.
Dan tentu kita tahu bagaimana kisah selanjutnya. Para murid kemudian menyebar dan berbicara dalam beragam bahasa, memberitakan kabar keselamatan oleh Yesus Kristus disertai dengan segala tanda-tanda dan mujizat. Petrus sendiri bangkit dan dengan berani tampil di depan umum berkhotbah tentang Yesus Kristus. Dan dengan kuasa Roh Kudus hari itu tiga ribu orang bertobat dan memberi diri dibaptis. Roh Kudus membimbing para murid untuk melakukan perintah Yesus: menjadikan semua bangsa murid dan membaptis mereka (Matius 28:20). Betapa luar biasa!
Inilah makna Pentakosta yang sebenarnya. Inilah sesungguhnya pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus dicurahkan untuk memimpin dan menjaga hidup setiap orang percaya seturut dengan rencana Tuhan, yakni rencana penyelamatan seluruh umat manusia. Lebih dari pada itu, Roh Kudus juga memampukan kita menjadi berani dan semangat memberitakan kabar sukacita keselamatan itu. Memberitakannya tanpa terkecuali, tanpa batasan, kepada semua orang di dunia.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan tidak mau kita, sebagai orang percaya, hanya sekedar memeringati hari Pentakosta saja. Yakni, hari ke lima puluh sejak kebangkitan Yesus dari kematian. Hari dimana murid-murid Yesus berkumpul bersama-sama sebanyak seratus dua puluh orang menantikan janji Tuhan, lalu mengalami penggenapan berupa lawatan api Roh Kudus yang luar biasa. Tuhan mau agar setiap kita, tanpa terkecuali, mengalami Pentakosta secara pribadi setiap waktu sebagaimana yang dialami oleh murid-murid Yesus ketika itu. Bukan hanya sekedar berbicara dalam bahasa yang baru saja, namun juga melakukan apa yang Roh Kudus ingin kita lakukan sesuai dengan rencana Tuhan, dengan disertai tanda-tanda ajaib.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan di atas adalah, sebagai berikut:
(1). Miliki kerinduan untuk dipenuhi senantiasa
Maz. 81:11 Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir: bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh.
Tawaran murah hati ini diberikan kepada orang-orang Israel, tetapi mereka mengabaikan Allah, dan Dia membiarkan mereka dalam kedegilan hati mereka dan membiarkan mereka berjalan mengikuti rencana mereka sendiri! Padahal, seandainya mereka menerima tawaran itu, Allah berkata, “Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya” (ay. 17).
Allah Bapa rindu memberi kita makanan rohani, memenuhi kita dengan kebenaran dan pengurapan-Nya. Dan Dia akan memuaskan kelaparan rohani kita saat kita memiliki kerinduan untuk dipenuhi dengan segala yang baik dari pada-Nya. Jika kita menolak pemberian Tuhan, kita akan menderita “kekurangan gizi rohani” dan gagal untuk bertumbuh. Namun jika kita membuka mulut lebar-lebar, yakinlah bahwa Tuhan akan membuatnya penuh.
Kerinduan yang mendalam membuat orang membuka selebar-lebarnya hatinya di hadapan Tuhan sehingga Tuhan dapat dengan leluasa berkarya dalam hidupnya. Itu seperti kelaparan yang luar biasa yang membuat anak-anak rajawali membuka mulut mereka selebar-lebarnya untuk dapat menerima makanan sebanyak-banyaknya dari induknya.
Ingat pesan Tuhan minggu lalu, bahwa seberapa luas kita mempersiapkan kapasitas tampungan kita, maka sebesar itu pulalah Tuhan akan memenuhinya.
(2). Miliki kesiapan akan penggenapan janji-janji Tuhan
Kis.1:4-5 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya —”telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”
Begitu pentingnya Pentakosta dapat dilihat dari penegasan Yesus sebelum ditangkap, pada waktu Ia makan bersama-sama dengan murid-murid-Nya, sebagaimana yang diceritakan kembali oleh Lukas di Kisah Para Rasul 1:4-5. Pada ayat tersebut dikatakan bahwa Yesus melarang murid-murid untuk pergi meninggalkan Yerusalem, mereka diperintahkan untuk tinggal dan “menantikan janji Bapa” terlebih dahulu. Janji apa yang dimaksudkan oleh Yesus? Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya bahwa adalah lebih berguna bagi para murid, jikalau Ia pergi terlebih dahulu. Sebab jikalau Ia tidak pergi, maka Roh Penghibur atau Roh Kudus itu tidak akan datang kepada kepada murid-murid. Yesus tahu betapa pentingnya Roh Kudus memenuhi para murid untuk menyertai kemanapun mereka pergi.
Dari sekian banyak murid-murid yang diperintahkan untuk tinggal di Yerusalem menantikan janji kepenuhan Roh Kudus, hanya seratus dua puluh orang saja yang percaya dan sungguh-sungguh diam untuk menantikan apa yang dijanjikan. Dan tepatlah seperti yang telah dijanjikan, sepuluh hari kemudian setelah kenaikan Yesus ke Sorga, turunlah Roh Kudus melawat ke seratus dua puluh orang murid yang telah dengan setia menantikan. Dan sampai hari ini pun, janji Tuhan untuk memenuhi para orang percaya yang sungguh-sungguh rindu akan lawatan kuasa Roh Kudus tetap berlaku. Yang dibutuhkan adakah hati yang percaya dan siap untuk mengalami lawatan Tuhan. Sejak itu, murid-murid pergi dan melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa.
Mari umat Tuhan, Kisah Para Rasul tidak berhenti hanya pada Pasal 28 saja, melainkan terus berlanjut sampai pada hari ini di antara para murid-murid Kristus. Saudara dan saya adalah para murid-murid Kristus, ada banyak perkara luar biasa yang Tuhan akan lakukan di dunia ini melalui setiap kita yang senantiasa memelihara kobaran api Pentakosta. Pentakosta bukanlah sekedar hari yang sering dijadikan peringatan semata-mata. Pentakosta bukanlah miliki denominasi tertentu. Pentakosta adakah sebuah pengalaman yang harus terus dialami oleh seluruh pemercaya Kristus.
Tuhan Yesus memberkati!