Matius 25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Perbedaan mencolok antara pernikahan di zaman Yesus dengan di zaman sekarang ada pada siapa yang menjadi pusat perhatian. Di jaman Yesus, kaum pria merupakan pusat perhatian sekaligus yang mendominasi kehidupan masyarakat di sana pada waktu itu, sedangkan pada pernikahan di zaman sekarang, mempelai wanitalah yang biasanya menjadi pusat perhatian. Umumnya mempelai pria dan mempelai wanita akan pergi bersama-sama ke tempat pemberkatan maupun ke tempat perjamuan pernikahan. Pada pernikahan di zaman Yesus, sudah menjadi tradisi kaum Yahudi bahwa mempelai wanitalah yang harus menunggu di rumahnya, kadang disertai hati berdebar-debar hingga akhirnya sang mempelai pria datang sewaktu-waktu untuk menjemputnya ke tempat perjamuan pernikahan.
Penantian terjadi karena biasanya mempelai pria harus terlebih dahulu mempersiapkan suatu mahar yang akan diserahkan bagi keluarga mempelai wanita sebagai pengganti “biaya” atas anak perempuan mereka. Namun kenyataannya, penantian itu bisa menjadi sangat panjang apabila belum ada kesepakatan mengenai nilai yang harus diberikan sang mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penundaan di dalam perjamuan pernikahan. Di dalam penantiannya itu, seringkali mempelai perempuan harus menunggu begitu lama sampai-sampai ia pikir mungkin sang mempelai pria tidak jadi datang. Dalam kisah yang Yesus ceritakan ini, dikatakan bahwa mempelai wanita harus senantiasa bersiap sedia kapan pun sang mempelai pria datang untuk menjemputnya menuju tempat perjamuan pernikahan.
Lima dari gadis-gadis yang sedang menantikan kedatangan mempelai pria dikatakan tidak dalam keadaan siap. Mereka sebenarnya bisa mendapatkan minyak cadangan yang diperlukan, namun mereka merasa tidak terlalu perlu untuk menyiapkannya saat itu. Penundaan yang mereka lakukan itu kemudian menjadi hal yang memalukan ketika pada akhirnya saat sang mempelai pria datang, ternyata mereka malah harus bergegas pergi ke toko untuk mendapatkan minyak cadangan karena minyak yang mereka miliki sudah habis. Sangat disayangkan, saat datang kembali, mereka mendapati bahwa pintu masuk ke tempat perjamuan sudah ditutup dan mereka diperlakukan layaknya tamu yang tak diundang. Mereka tidak diperkenankan lagi untuk masuk. Semua sudah terlambat. Yesus mengatakan bersiap sedialah, karena inilah gambaran mengenai waktu kedatangan-Nya yang tak terduga.
Pesan Tuhan bagi kita adalah bersiap sedialah senantiasa karena kita tidak tahu kapan waktu kedatangan-Nya itu. Tuhan mau kita senantiasa memiliki minyak yang cukup. Entah minyak itu berbicara tentang kepenuhan Roh Kudus, iman, atau pun kedewasaan karakter yang sepadan dengan karakter sang Mempelai Pria, yang penting Tuhan ingin agar hal-hal itu ada pada kita karena biar bagaimana pun, hal-hal itu akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Inti dari pesan Tuhan ini adalah cukupkanlah diri kita dengan kesemuanya itu.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berdasarkan pesan Tuhan di atas adalah:
(1). Mengerti apa yang dimaksud dengan “cukup”
Mat. 25:9A Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu.
Ketika akhirnya mempelai pria datang menjemput, kesepuluh gadis itu dengan terkejut segera bangun dan membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh meminta sebagian dari minyak yang dimiliki oleh para gadis bijak, karena pelita mereka kedapatan hampir padam. Akan tetapi gadis-gadis bijak itu tidak memperkenankannya karena khawatir minyak tersebut tidak akan cukup bagi mereka dan bagi gadis-gadis lainnya. Gadis-gadis yang bijak tersebut mengerti dengan apa yang di maksud dengan kata “cukup”.
“Cukup” di sini bukan berarti sekedar memiliki atau asal ada. Cukup yang dimaksud pada ayat di atas adalah “arkeo” (Yun.) suatu kata kerja yang berarti cukupkanlah dirimu/penuhkanlah dirimu (be sufficient/be content), atau dengan kata lain, kata tersebut memiliki makna bertindaklah untuk satu tujuan agar apa yang diinginkan terpenuhi dalam sebuah wadah yang disediakan. Jadi sangatlah beralasan apabila minyak yang sudah dimiliki oleh para gadis bijak itu tidak bisa lagi dibagi-bagikan begitu saja, karena jumlahnya akan menjadi kurang dari wadah yang sudah mereka miliki.
Seperti halnya ketika kita akan bepergian ke sebuah tempat yang jauh dengan sebuah kendaraan bermotor, tentunya kita tidak lupa untuk mencukupkan terlebih dahulu bahan bakar ke dalam tangki yang ada pada kendaraan tersebut agar kita dapat sampai di tempat tujuan yang dikehendaki.
(2). Mencukupkan diri adalah tanggung jawab pribadi
Mat. 25:9B . . . Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Jawaban yang diberikan oleh lima gadis bijak terhadap lima gadis bodoh yang meminta sebagian dari minyak yang mereka miliki terdengar seolah-olah seperti jawaban yang egois dan kasar. Namun gadis-gadis bijak tersebut sesungguhnya sedang mengajarkan tentang kedewasaan dan tanggung jawab pribadi bagi mereka yang sama-sama sedang menantikan kedatangan sang Mempelai Pria. Kedewasaan seorang calon mempelai tidak diukur dari seberapa lama dia harus menunggu kedatangan mempelainya, karena memang tidak ada seorang pun yang tahu kapan waktu kedatangan-Nya. Kedewasaan sesungguhnya diukur dari hal-hal apa yang mengisi dirinya di dalam masa penantian kedatangan sang Mempelai Pria.
Apabila yang dimaksud dengan ‘minyak’ yang harus diisi penuh adalah tentang pengurapan Roh Kudus, iman, dan karakter yang Tuhan kehendaki, maka bangunlah dan penuhilah diri kita dengan hal-hal tersebut tanpa perlu lagi mengandalkan diri kita kepada orang lain. Karena perkara pernikahan mempelai adalah perkara perseorangan, antara diri kita pribadi dengan Tuhan Yesus, bukan secara korporat. Jadi makna kedewasaan yang kedua adalah diukur dari seberapa kita dapat mempertanggungjawabkan diri kita secara pribadi atas apa yang Tuhan percayakan sebagai orang-orang percaya yang menantikan datangnya Sang Mempelai.
(3). Kedatangan Sang Mempelai adalah perkara yang pasti
Mat. 25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Meskipun tidak seorang pun tahu kapan waktu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali sebagai Mempelai Pria yang datang untuk menjemput mempelai wanita-Nya, bukanlah berarti Ia tidak akan datang. Kedatangan-Nya adalah suatu hal yang sangat pasti, karena Ia tidak pernah melalaikan apa yang dijanjikan-Nya. Bagian kita adalah bukan sibuk menerka-nerka kapan hari kedatangan-Nya tiba seperti yang dilakukan banyak orang, atau pun duduk diam dan menunggu agar Ia segera datang. Bagian kita adalah mengisi hari-hari penantian akan kedatangan-Nya itu dengan melakukan kehendak-Nya. Dengan menjadikan diri kita senantiasa penuh dengan “minyak”-Nya itu, maka sesungguhnya kita sedang mengasah diri kita menjadi semakin peka untuk mengetahui kehendak dan rencana Kerajaan Sorga di bumi ini. Selamat mempersiapkan diri umat yang dikasihi Tuhan!
Tuhan Yesus memberkati!