10 Desember 2017 – Hati Yang Mengayomi

1 Tesalonika 2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. 

Dalam memberitakan Injil, rasul Paulus sudah sering mengalami penganiayaan. Hal yang sama terjadi ketika ia pergi memberitakan Injil di kota Tesalonika. Meskipun ada hambatan dan tantangan yang berat, dengan anugerah Tuhan. Paulus tetap berani datang memberitakan Injil ke Tesalonika. Kedatangannya tidak sia-sia karena Injil yang diberitakannya bersemi di hati jemaat Tesalonika. 

Mengapa mereka menyambut Injil yang Paulus beritakan? Karena Paulus memberitakan Injil dengan maksud yang murni, tanpa tipu daya, dan motivasi yang tersembunyi. Paulus menyadari bahwa Allah telah memanggil dan memercayakan tugas pelayanan kepadanya. Ia memberitakan Injil bukan untuk mendapatkan pujian dan mencari keuntungan, melainkan untuk menyenangkan hati Tuhan. Baik jemaat di Tesalonika maupun Tuhan tahu dan menjadi saksinya, bahwa Paulus memberitakan dengan motivasi yang benar. Ia memberitakan Injil, melayani dan mengajar dengan penuh kasih dan keramahan serta rela berbagi hidup dengan jemaat di Tesalonika, seperti kasih seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Ternyata di dalam diri seorang rasul Paulus yang terkenal tangguh dan memiliki determinasi yang kuat didalam mengiring Tuhan, tersimpan hati yang lembut yang sangat mengasihi pribadi-pribadi yang ia layani, bagaikan seorang ibu yang mengasuh dan merawat anak-anaknya. Ibu mana yang rela membiarkan anak-anaknya mati dimangsa oleh binatang buas?

Demikian pula hati Bapa Sorgawi, di antara berbagai binatang yang ada di dunia, Tuhan memilih rajawali menjadi salah satu hewan yang menggambarkan diri-Nya (Ula.32:11). Dia induk rajawali, umat-Nya adalah anak-anak-Nya. Itu sebabnya ada banyak ayat yang indah yang menyinggung mengenai sayap Tuhan: “Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu!”~ Maz. 61:5 atau “Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung”~Maz. 91:4.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Entahkah kita seorang pria atau pun seorang wanita, sebagai seorang pemercaya, Tuhan mau kita memiliki hati bagaikan seorang ibu yang siap selalu untuk menaungi, mengasuh dan merawat anaknya. Ingat, di tahun yang baru ini Tuhan memercayakan sebuah visi dimana Ia mau kita menjadi kendaraan-Nya. Artinya, akan ada banyak hal, termasuk di dalamnya jiwa-jiwa, yang akan Tuhan percayakan kepada kita. Lewat pesan-Nya ini, Tuhan mau kita belajar untuk memerhatikan satu dengan lain, termasuk mereka yang berada di luar sana, seperti layaknya kita memerhatikan anak-anak kita sendiri.

Beberapa hal yang dimiliki rasul Paulus yang perlu kita perhatikan dan miliki pula, di antaranya adalah:
(1). Hati yang siap untuk melindungi

1 Tes. 2:8 Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.

Ada orang-orang yang rela mengorbankan nyawanya demi seseorang yang ia sangat kasihi. Beberapa kisah yang sering kita dengar adalah bagaimana seorang ibu yang rela melakukan apa saja demi kelangsungan hidup anak yang ia lahirkan. Namun apakah hal yang sama akan dilakukannya juga terhadap anak yang tidak ia lahirkan? Jawabannya tentu saja umumnya tidak. Namun kita akan belajar sesuatu hal yang menarik dari dalam diri rasul Paulus. Jemaat Tesalonika yang ia layani adalah jemaat muda yang belum lama ia kenal. Melalui pelayanannya, banyak dari antara mereka yang bertobat dan mengiring Yesus. 

Namun pelayanan yang sudah demikian indah ini dirusak oleh tuduhan-tuduhan sebagian orang Yahudi yang iri tentang dirinya yang menyatakan ajarannya adalah suatu tipu daya, kebohongan dan juga memberikan ajaran dengan maksud lain. Hal ini menimbulkan kemarahan orang-orang, sehingga membuat rasul Paulus harus segera meninggalkan Tesalonika. Dapat dibayangkan pedihnya hati rasul Paulus ketika harus berpisah dengan jiwa-jiwa baru di Tesalonika. Maka ia melakukan berbagai usaha untuk tetap bisa mengajarkan jemaat Tesalonika agar tetap bisa bertumbuh, sekali pun harus megorbankan banyak hal.

(2). Hati yang siap untuk berkorban demi pertumbuhan orang lain

1 Tes. 2:2 Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.  

Seperti kerinduan yang ada di dalam diri pribadi rasul Paulus di dalam pengiringannya kepada Tuhan, yaitu untuk menjadi serupa seperti Kristus pada akhirnya, demikian pula kerinduan yang sama dirinya terhadap jiwa-jiwa yang ia layani. Itulah sebabnya, ia tidak pernah bermain-main dengan siapa pun yang ia layani. Satu tujuan yang sama, yaitu agar setiap jiwa-jiwa mencapai keserupaan dengan Kristus. Namun tentunya tidaklah mudah memotivasi dan merawat sekian banyak jiwa-jiwa yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda dan tujuan yang berbeda pula.

Namun satu kunci yang membuat pelayanan rasul Paukus berhasil adalah ketika ia memperlakukan jiwa-jiwa bagaikan seorang ibu yang menjaga dan memelihara janin di dalam kandungannya sejak awal sebuah benih ditanamkan ke dalamnya. Tentu tidaklah mudah menjaganya terlebih ketika saat-saat menjelang kelahiran bayi dari dalam kandungan. Ada perjuangan besar yang kerap mengorbankan nyawa sang ibu demi lahirnya seorang anak. Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu (Gal.4:19).

Mari jemaat Tuhan, ternyata ada tanggung jawab yang lebih besar yang Tuhan percayakan kepada kita di visi yang baru ini. Lewat pesan ini Tuhan mau kita mampu untuk bukan saja cakap mengatasi dan membawa diri kita ke dalam rencana dan pengenalan akan Tuhan, tetapi juga cakap di dalam membawa jiwa-jiwa ke dalam rencana-Nya Tuhan, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam mereka. 

Tuhan Yesus memberkati!

10 Desember 2017 – Hati Yang Mengayomi

| Warta Jemaat |
About The Author
-