Kejadian 6:14 B … bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
Ketika Tuhan memberikan perintah kepada Nuh untuk membuat sebuah bahtera, Ia tidak hanya memberikan spesifikasi ukuran dan bahannya saja, tetapi juga menentukan metoda pembuatan yang digunakan agar nantinya bahtera itu tidak kemasukan air saat diuji coba dalam kondisi nyata, yaitu dengan menyuruh Nuh menutup setiap celah-celah kayu dengan bahan ter (aspal) baik dari luar, maupun dari dalam. Ter merupakan suatu bahan elastis yang apabila dipanaskan bisa menjadi cairan kental yang efektif untuk menutup setiap celah dan lubang, namun apabila sudah menjadi dingin, ter akan menjadi benda padat yang kedap air. Nuh melakukan dengan teliti setiap petunjuk yang Tuhan berikan kepadanya. Hasilnya, ketika air bah datang, bahtera itu dapat berfungsi dengan baik. Tidak ada sedikitpun air dari luar yang dapat menerobos masuk melalui celah manapun.
Pergaulan dan lingkungan merupakan dua faktor yang seringkali memengaruhi perilaku dan karakter seseorang. Kita hidup di penghujung akhir zaman dimana keadaan dunia terus mengalami degradasi (penurunan) nilai sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Perilaku dan moral manusia yang sudah begitu bobrok berani diceritakan dan dipertontonkan begitu saja di muka umum tanpa ada rasa malu lagi. Kejahatan manusia terus berkembang menuju kepada kejahatan yang sempurna. Berbagai jenis dan kualitas kejahatan yang dahulu belum pernah kita dengar, hari-hari ini terus bermunculan tanpa ada yang bisa menyetopnya. Hati nurani banyak orang sudah menjadi mati dan beku dan kebenaran dijungkirbalikkan begitu saja. Parahnya, gereja-gereja yang seharusnya menyuarakan kebenaran, malah justru tidak sedikit yang turut terkontaminasi oleh perilaku dunia.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita, bahwa di tengah dunia yang gelap ini Tuhan ingin kita tetap menjadi orang-orang yang membuat perbedaan dengan tidak turut melakukan apa yang sedang dilakukan dunia. Apabila anak-anak Tuhan menjadi sama dengan dunia ini, maka sesungguhnya mereka sudah tidak memiliki pengaruh apa-apa lagi bagi dunia. Saat ini dunia sebenarnya sedang membutuhkan orang-orang yang tidak hanyut dalam arusnya. Dan kitalah yang seharusnya membuat perbedaan itu. Tuhan menggambarkan pesan ini seperti sebuah wadah berisi air murni yang berada di tengah lautan yang sangat kotor. Wadah air ini begitu rapat dan kokoh sehingga tidak ada setetes air kotorpun yang dapat masuk dan memengaruhi air murni yang berada di dalamnya. Sebaliknya, air murni tersebut justru tampil sebagai air sejuk di tengah kekotoran. Air murni tersebut adalah kita, umat Tuhan.
Bagaimana sikap kita agar dapat tetap tampil sebagai pribadi-pribadi yang membawa pengaruh bagi dunia ini?
(1). Melekat senantiasa kepada Tuhan
1 Sam. 2: 26 Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia.
Samuel adalah anak dari Elkana dan Hana yang diserahkan kepada Tuhan di bawah pengawasan imam Eli. Meski tinggal di rumah seorang imam Tuhan bukan berarti Samuel berada di tempat yang aman dari pengaruh yang tidak baik. Sewaktu-waktu ia dapat terjerumus dan terjebak bukan karena hanya Imam Eli saja yang tidak perduli akan firman Tuhan, tetapi anak-anaknya juga. Anak-anak imam Eli adalah orang-orang muda yang tidak takut akan Tuhan. Alkitab bahkan menyebutnya sebagai orang-orang dursila. Perbuatan anak-anak imam Eli sangat jahat di mata Tuhan: mereka mengurangi jatah daging yang dipersembahkan untuk Tuhan, bahkan tidak segan-segan mengambil persembahan yang dibawa orang Israel dengan cara kekerasan. Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga ‘meniduri’ perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan. Samuel, meski kesehariannya berada di antara orang muda yang berkelakuan bejat, namun ia dapat bertahan untuk tetap hidup benar di hadapan Tuhan. Dengan kekuatannya sendiri niscaya ia tidak akan mampu melakukan hal itu. Kita percaya Samuel tekun mencari Tuhan sehingga ia beroleh kekuatan untuk mempertahankan hidupnya tetap bersih dan tidak terbawa arus.
Semakin besar semakin disukai Tuhan dan juga manusia adalah bukti bahwa Samuel memiliki hati yang takut akan Tuhan sehingga ada buah-buah Roh yang dihasilkan, dan dengan demikian hidupnya menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain.
(2). Mendengar suara Tuhan
1 Sam. 3: 10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Menghadapi arus dunia yang begitu deras ini, kita tidak akan dapat bertahan tanpa mendengar suara Tuhan. Suara dari dunia begitu keras dan memekakkan telinga hari-hari ini. Dunia begitu bising mengumandangkan suara dan prinsip-prinsipnya dan tanpa disadari suara-suara itulah yang terus menerus kita dengar. Orang-orang dunia mayoritas sepakat dengan suara yang berasal dari dunia tersebut dan mereka melakukannya. Yesus pernah mengingatkan murid-murid-Nya bahwa mereka bukan berasal dari dunia, tetapi dari Tuhan. Oleh sebab itu hanya suara dan prinsip-prinsip Tuhanlah yang seharusnya mereka dengar.
Apakah yang membuat Samuel dapat bertahan dan tidak terpengaruh di tengah lingkungan yang tidak sehat, bahkan berani menyampaikan suara Tuhan kepada Imam Eli? Jawabannya adalah karena ia senantiasa “memberikan telinganya” untuk mendengar suara Tuhan. Tuhan sesungguhnya tidak memilih-milih kepada siapa Ia hendak mengutarakan isi hati-Nya. Bahkan sesungguhnya, di zaman Samuel kecil Tuhan sudah berusaha untuk berbicara kepada Imam Eli, yang adalah pemimpin bagi bangsa Israel. Namun sayangnya, Imam Eli terlalu “sibuk” dengan dunianya sehingga di masa itu dikatakan firman Tuhan jarang dan penglihatanpun (pewahyuan) tidak sering (1Sam.3: 1). Tetapi bersyukur masih ada seorang anak muda yang bernama Samuel yang masih mau memberikan telinganya untuk Tuhan. Hingga akhirnya Samuel dipakai Tuhan, menggantikan posisi Imam Eli untuk menyampaikan suara Tuhan kepada bangsa Israel dan kepada dunia,
Mari umat Tuhan, masih banyak hal yang perlu kita sikapi dalam menghadapi arus dunia yang begitu deras dan kotor. Namun bersyukur kepada Tuhan yang dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kita Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Ada suara Tuhan yang harus kita kumandangkan di tengah dunia yang penuh dengan hiruk pikuk, sehingga dengan jalan itu kita turut menjadi orang-orang yang memberikan pengaruh kepada dunia ini.
Tuhan Yesus memberkati!