Efesus 6: 15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
Injil adalah sebuah kata yang berarti “kabar baik.” Kabar baik yang dimaksud adalah tentang Allah yang kudus dan manusia yang berdosa. Manusia yang berdosa itu layak mendapatkan hukuman, namun Allah, karena kasih-Nya, mengutus Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus untuk mati menggantikan posisi dan menebus dosa manusia. Hal yang harus dilakukan oleh barangsiapa yang merindukan hidup kekal bersama Bapa di Sorga adalah membuka hati dan percaya kepada Yesus Kristus, maka semuanya itu diberikan kepadanya. Yesus yang telah mati bagi kita, tetapi kemudian bangkit dari kematian, lalu naik dan bersemayan di Sorga. Itulah esensi dari Injil, kabar baik itu.
Inilah kabar baik yang Tuhan tawarkan kepada kita, yaitu keselamatan. Tuhan menawarkan hidup kekal bagi siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus, tanpa memperhitungkan seberapa baik atau buruk kehidupan kita sebelumnya. Jika kita membuka hati dan percaya kepada Yesus untuk memperoleh hidup kekal, maka kita menerimanya. Kabar baik apa lagikah yang dapat menawarkan sesuatu yang lebih baik daripada Injil Kerajaan Sorga? Ini sungguh-sungguh sebuah kabar baik!
Ada kegelisahan dan ketakutan akibat perseteruan antara orang-orang yang belum percaya dengan Allah Bapa, yang hanya dapat diperdamaikan melalui kematian Yesus di atas kayu salib. Lewat kematian-Nya itulah, Yesus Kristus menawarkan damai sejahtera bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya. Itulah sebabnya Injil yang rasul Paulus ingin kita beritakan disebut dengan Injil damai sejahtera. Injil tentang kabar baik bahwa damai sejahtera Allah telah tiba.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan, sekaligus Visi 2015 yang Tuhan berikan untuk kita jalani sejak saat ini sampai sepanjang tahun-tahun ke depan. Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang mengenakan kasut kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera. Apa yang dimaksud dengan mengenakan kasut? Mengenakan kasut kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera tidak berhenti pada satu titik bahwa kita sudah diselamatkan dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang keselamatan, melainkan menjadi orang yang mau membagikan Kabar Baik itu kepada orang lain. Membagikan kabar keselamatan yang telah kita peroleh kepada mereka yang belum mendengar dan atau menerimanya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang pentingnya mengenakan kasut untuk memberitakan Injil damai sejahtera:
(1). Agar tidak membuat kita terpeleset
Ef. 6: 14-15 Jadi berdirilah tegap, … kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
Ketika rasul Paulus mengatakan tentang kasut, ini mengacu kepada kasut yang biasa dikenakan oleh para prajurit Romawi. Salah satu keunikan dari kasut ini adalah adanya paku-paku di bagian alas dasarnya. Tujuannya sudah jelas, yaitu agar para prajurit Romawi itu dapat berjalan atau bertempur dengan baik serta tidak mudah terpeleset dan jatuh saat mereka menginjak permukaan tanah yang bagaimanapun karena paku-paku yang ada di bagian alas kasut tersebut akan mencengkeram setiap jenis permukaan jalan yang mereka injak. Hal ini memiliki makna rohani yang sangat tegas.
Seperti halnya sepasang kasut berpaku yang dikenakan seorang prajurit yang membuatnya tetap dapat berdiri tegap di tengah pertempuran, maka demikian pula keberadaan orang percaya yang siap dan rela untuk membagikan Injil kabar sukacita kepada orang lain. Kasut kerelaan memberitakan Injil akan membuat orang percaya dapat tetap berdiri tegap sebagai seorang laskar Kristus sejati.
Alasannya jelas, jika kita tidak bisa menceritakan kepada orang-orang tentang kabar keselamatan yang kita terima, maka sebenarnya kita tidak terlalu tahu bagaimana kita dulu diselamatkan. Jika kita tidak terlalu tahu tentang keselamatan yang kita peroleh, maka sangat diragukan apakah kita benar-benar sudah memperoleh keselamatan tersebut. Dan apabila kita tidak memiliki keyakinan yang benar tentang makna keselamatan atau ke mana kita akan pergi setelah kematian, maka dalam hal ini kita sedang berdiri di atas permukaan yang sangat licin yang bisa membuat kita terpeleset bahkan terjatuh. Oleh sebab itu, supaya kita dapat berdiri tegap di ‘berbagai permukaan’, maka kita harus mengenakan ‘kasut’ yang dimaksud.
(2). Keberadaan kita selalu memberitakan sesuatu
2 Kor. 3: 2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
Kasut yang kita kenakan akan membawa langkah kaki kita ke manapun kita pergi dan beraktifitas. Namun, seringkali kita masih suka membeda-bedakan antara perjalanan kerja, perjalanan ibadah, perjalanan rekreasi atau bersenang-senang, dan perjalanan misi atau pelayanan, dan disadari atau tidak, kita baru benar-benar menyiapkan hati dengan sungguh-sungguh, menjaga sikap dan perkataan kita hanya apabila perjalanan itu dianggap sebagai perjalanan ibadah atau pelayanan. Padahal, ke manapun kasut membawa kita, entahkah perjalanan pelayanan ataupun aktifitas biasa sehari-hari, sesungguhnya kita sedang memberitakan sesuatu kepada banyak orang. Rasul Paulus mengatakan bahwa setiap kita merupakan surat pujian yang dikenal dan dapat dibaca oleh semua orang.
Pertanyaannya adalah apakah yang orang lain baca tentang kita? Apakah surat pujian ataukah surat-surat yang lain, seperti surat keluhan atas tindak-tanduk kita. Oleh sebab itu, lewat pesan ini kita diingatkan bahwa ke manapun kita melangkah, secara otomatis kita sedang memberitakan sesuatu, dan pastikan pemberitaan yang muncul adalah tentang Injil damai sejahtera Allah. Baik dalam arti pemberitaan Injil yang sesungguhnya, ataupun lewat sikap yang membawa pujian dan keharuman bagi Kristus.
Tuhan Yesus memberkati!