Tidakkah Kamu Sanggup Berjaga-jaga? (Pesan Gembala, 30-08-2020)

TIDAKKAH KAMU SANGGUP BERJAGA-JAGA?

Matius 26:40-41 … “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.”

Setiba di taman Getsemani, Yesus menempatkan delapan dari sebelas murid-murid-Nya untuk duduk agak jauh, sementara Petrus, Yakobus dan Yohanes diajak untuk menyertai-Nya berdoa. Sambil berbagi kesedihan-Nya yang sangat mendalam, Yesus meminta agar ketiga murid-Nya menemani-Nya berdoa sambil berjaga-jaga. Dalam doa-Nya, Yesus memohon kepada Bapa sorgawi agar sekiranya mungkin biarlah cawan penderitaan yang harus dialami-Nya boleh berlaku dari pada-Nya. Namun di saat yang sama Ia menyerahkan segala sesuatunya itu kepada kehendak sang Bapa.

Selesai doa yang pertama, Yesus menemui ketiga murid-Nya dan
mendapati mereka sedang tertidur pulas. Sekalipun murid-murid gagal menemani-Nya dalam keadaan terjaga, Ia kembali meminta murid-murid untuk menemani-Nya. Kepada Petrus Yesus berkata, bahwa tidakkah ia sanggup berjaga-jaga satu jam dengan-Nya. Bahkan di situ Yesus memperingatkan agar para murid untuk berjaga-jaga dan berdoa agar mereka jangan jatuh ke dalam pencobaan. Lalu Yesus pergi untuk kedua kalinya dan berdoa.

Dan ketika Ia kembali kepada murid-murid-Nya, lagi-lagi Yesus mendapati mereka sedang tertidur seperti sebelumnya. Betapa terlihat mata para murid sudah demikian beratnya. Entah apa saja yang mereka lalui sepanjang hari itu, nampaknya murid-murid begitu lelah. Yesus lalu membiarkan mereka di situ lalu Ia pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya. Sesudah berdoa, Yesus datang kepada para murid dan mengatakan bahwa saatnya sudah tiba dimana Ia akan segera diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Dan benarlah, tidak lama setelah itu Yesus ditangkap dan para murid tercerai berani. Mereka mengalami guncangan yang hebat. Bahkan Petrus menyangkal Yesus tiga kali.

Sekilas terlihat seperti tidak ada perbedaan yang mencolok antara orang yang berdoa dengan orang yang sedang tertidur, karena keduanya terlihat sama-sama seperti sedang memejamkan mata. Namun sesungguhnya terdapat perbedaan hasil akhir yang sangat signifikan di antara keduanya. Sama-sama terlihat diam, namun orang yang sungguh-sungguh berdoa membuat seluruh keberadaan
manusia rohaninya sedang dalam keadaan terjaga. Ia menantikan rohnya menangkap apa yang menjadi maksud dan kehendak Tuhan dan bersiap dengan apa yang akan terjadi. Sebaliknya, orang yang tertidur adalah orang yang sedang membiarkan seluruh fungsi tubuhnya dalam keadaan terlelap.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Lagi-lagi Tuhan menyampaikan pesan yang sama pada tiga minggu terakhir ini, yaitu tentang hidup yang berjaga-jaga. Orang yang bijak tentu segera menangkap dan meresponi pesan Tuhan ini, dan tentunya tidak akan membiarkan dirinya menjalani hari-hari tanpa kesiap-siagaan rohani (spiritual alertness). Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, namun Tuhan mau kita terus membangun kehidupan yang berjaga-jaga dan berdoa.

Murid-murid sungguh tidak menyangka sama sekali bahwa beberapa saat setelah Yesus ditangkap, mereka mengalami suatu kegoncangan yang luar biasa. Beberapa kali ajakan Yesus agar mereka berjaga-jaga dan berdoa bersama dengan-Nya di taman Getsemani dianggap sebagai sesuatu yang tidak terlalu penting. Belakangan barulah mereka menyadarinya, ketika segala sesuatu sudah terjadi begitu cepat.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar kita menjadi paham mengapa orang percaya perlu berjaga-jaga dan berdoa di antaranya adalah:

(1). Memahami bahwa berjaga-jaga dan berdoa bukanlah semata-mata sebuah kewajiban keagamaan, melainkan membangun
hubungan.

Matius 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?”

Teguran Yesus kepada murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga satu jam itu seringkali dianggap sebuah patokan bagi orang percaya untuk menetapkan minimal waktu satu jam ketika datang berdoa kepada Tuhan. Dan apabila sudah memenuhi waktu minimal satu jam, maka dianggap sudah memenuhi syarat minimal dalam sebuah doa yang berkenan kepada Tuhan. Hal ini tidaklah demikian. Pada waktu itu, di saat dimana Yesus menyadari bahwa tidak lama lagi Ia akan menghadapi siksaan dan salib, Ia butuh kekuatan dari Sorga dan sekaligus topangan dari murid-murid-Nya. Itulah sebabnya, Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk berdoa.

Namun apa yang terjadi? Ketika Yesus selesai dengan doa yang pertama, Ia menemui ketiga murid-Nya dan mendapati bahwa ternyata mereka sedang tertidur pulas. Teguran Yesus kepada para murid tentang ketidaksanggupan mereka berjaga-jaga dan berdoa satu jam, lebih merupakan perbandingan akan kebiasaan keagamaan orang Yahudi yang di dalam hukumnya memiliki begitu banyak jam-jam sembahyang dalam satu hari. Maksud Yesus dibalik teguran-Nya tersebut adalah tidakkah para murid kali itu dapat menggunakan waktu yang sebetulnya tidak terlalu lama untuk membangun sebuah keterhubungan yang sungguh dengan Bapa sorgawi memohon tuntunan dan kemampuan dalam menghadapi keadaan yang akan mereka hadapi.

(2). Memahami bahwa doa justru akan memberikan kekuatan ilahi untuk mengatasi segala kelemahan yang dimiliki.

Matius 26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.”

Kita semua tentu menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelemahan yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya. Belum lagi ditambah dengan adanya beban hidup dan aktifitas yang harus dihadapi, sehingga terkadang tubuh begitu letih. Kelemahan-kelemahan inilah yang akhirnya seringkali dipakai sebagai alasan untuk tidak menaati kehendak Tuhan dan berharap Tuhan menjadi maklum dengan segala kelemahan yang dimiliki. Dalam hal ini, Yesus memberikan teladan bagi orang percaya bahwa kondisi apapun tidaklah membuat diri-Nya terpulas, melainkan tetap terjaga, bergumul, dan berdoa untuk menemukan kehendak Bapa dalam ketaatan-Nya.

Marilah kita memerhatikan segala peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dengan kesadaran sambil berdoa apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan. Dalam kerendahan hati dan ketaatan, Tuhan pasti menyatakan apa yang dikehendaki-Nya. Sebab itu, marilah kita berlatih diri melalui disiplin rohani dan pakailah tubuh kita menjadi alat yang terlatih dalam menaati kehendak-Nya.

Mari jemaat Tuhan, kita memiliki Tuhan yang adalah sumber kekuatan kita, dimana Ia akan memberi kekuatan bagi siapa yang mencari-Nya. Apapun kelemahan kita, Ia sanggup memberikan kekuatan, namun jangan gunakan kelemahan kita sebagai alasan untuk tidak mendekat kepada-Nya.

Tuhan Yesus memberkati!

Tidakkah Kamu Sanggup Berjaga-jaga? (Pesan Gembala, 30-08-2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-