Tekad yang Membuahkan Hasil (Pesan Gembala, 20 November 2022)

TEKAD YANG MEMBUAHKAN HASIL

Markus 5:28 Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Perkataan ini diucapkan oleh seorang perempuan yang mengalami sakit pendarahan selama dua belas tahun. Suatu kondisi yang benar-benar tidak mudah untuk dijalani baik secara fisik dan mental. Secara fisik, keadaan tersebut akan membuat tubuhnya merasa tidak nyaman. Dan semakin lama, keadaannya akan menjadi semakin parah dan membuat tubuhnya menjadi semakin lemah. Secara mental, seseorang biasanya akan merasakan depresi. Belum lagi ditambah, bahwa menurut hukum Taurat, dirinya tidak dapat bergaul dengan siapapun, karena dirinya adalah seorang yang najis (Im. 15:25).

Alkitab mengatakan bahwa perempuan ini sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Kata ‘mendengar’ (Yun. Akouo) memiliki makna telah memelajari dan telah paham sekali tentang apa yang didengarnya itu. Artinya, ia sudah memahami bahwa Yesus adalah pribadi luar biasa yang sanggup menyembuhkan, membuat mujizat, dan lain-lain. Maka ketika ia mendengar bahwa Yesus tiba di wilayahnya, maka kali ini ia bertekad untuk mendatanginya apapun kondisi yang ia sedang alami, bagaikan kesempatan emas yang apabila ia tidak segera mengambilnya, maka momen itu entah kapan akan terulang lagi.

Maka, tanpa mau berlama-lama, maka perempuan itu mengambil sebuah langkah untuk mendekati Yesus, disertai dengan tekad dalam hatinya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Ingat, bahwa perempuan ini bukan nekad, tetapi bertekad, yaitu langkah tegas yang disertai dengan iman. Dan hasilnya, perempuan itu mengalami kesembuhan dari penyakit yang sudah dideritanya selama 12 tahun.

Kata kuncinya adalah tekad. Tekad adalah suatu kemauan yang kuat yang tidak dapat dihalangi dan dipengaruhi oleh apapun. Sekalipun mungkin perempuan ini memiliki berbagai pertimbangan di dalam hatinya, seperti misalnya: apakah ia bisa bertemu dengan Yesus yang saat itu sedang dikerumuni oleh orang banyak yang berdesak-desakan, apakah ia cukup kuat untuk menerobos di tengah kondisi tubuhnya yang lemah ini, atau apa yang akan terjadi seandainya ada orang-orang yang mengenali bahwa ia sedang menderita pendarahan, dan lain-lain. Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut perempuan itu tidak menjadi ragu atau menjadi urung untuk melakukannya, karena ia memiliki tekad.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita, bahwa pentingnya orang-orang percaya untuk lebih lagi memacu dirinya, karena seringkali tidak sedikit orang percaya kurang memiliki tekad yang kuat di dalam melakukan berbagai pengejaran di dalam Kristus. Bukannya tidak memiliki kerinduan ataupun tujuan, hanya kurang memiliki dorongan hati yang kuat untuk melaksanakan sampai memerolehnya. Kalau pun mencoba untuk melakukannya, ketika suatu tantangan mencoba menghadang, maka seringkali surutlah semangat untuk menyelesaikan apa yang telah dimulainya tersebut. Padahal, bukankah setiap kita, orang-orang percaya, rindu untuk menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa dan berhasil di dalam Kristus?

Prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar setiap orang percaya dapat “menyentuh dan mengalami sesuatu yang luar biasa dari Tuhan”, adalah:

Miliki determinasi yang kuat yang mampu mengalahkan segala penghalang apapun.

Markus 5:30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”

Pertanyaan yang diajukan Yesus ini sebetulnya mengandung beberapa makna yang tujuannya adalah untuk mengajarkan sesuatu kepada orang banyak. Maklum bahwa Yesus adalah Guru terbaik dimana Ia selalu memiliki kerinduan agar orang-orang belajar sesuatu dari diri-Nya. Makanya, dimanapun ada kesempatan selalu Yesus mengajarkan sesuatu yang luar biasa kepada orang-orang. Yesus bukanlah pribadi yang sekedar “tebar mujizat” tanpa mengajarkan sesuatu. Jadi bagi kita orang percaya, salah besar kalau kita hanya mengharapkan pertolongan Tuhan saja tanpa mau diajar oleh-Nya.

Jadi waktu Yesus bertanya,”Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Yesus sedang memberitahukan kepada orang banyak sekaligus mengajarkan bahwa dari sekian banyak orang yang berdesak-desakan mengerumuni, menyentuh dan memegang diri-Nya, tidak ada satupun yang dapat menarik perhatian dan menyentuh hati-Nya sehingga membuat ada kuasa keluar dari dalam diri-Nya, selain dari perempuan yang mengalami pendarahan tersebut. Padahal perempuan tersebut sedang memiliki penghalang yang tidak sedikit untuk bisa datang mendekat kepada Yesus.

Yang pertama, penghalang berupa fisik (physical barrier), 12 tahun mengalami pendarahan sudah pasti membuat tubuhnya sangat lemah. Kedua, penghalang berupa tekanan mental (mental barrier), keadaan tertekan akibat sakit penyakit yang tidak kunjung sembuh, dan berbagai masalah serta keterbatasan lainnya. Ketiga, penghalang sosial (social barrier), tidak mudah menjalani hidup dimana tidak dapat bersentuhan dengan orang lain yang apabila dilanggar akan menerima hukuman rajam. Keempat, penghalang ekonomi (economy barrier), Alkitab mencatat bahwa telah dihabiskan semuanya untuk perempuan itu berobat. Ada begitu banyak penghalang yang dimiliki wanita ini, namun ia memiliki determinasi yang kuat disertai iman percaya dan langkah nyata, sambil mengatakan bahwa asal kujamah saja jubah-Nya, aku pasti sembuh!

Mari jemaat, melalui pesan-Nya ini Tuhan sedang memacu kita sebagai orang percaya bahwa kita sebetulnya jauh lebih beruntung dari wanita tersebut. Tidak ada hukum yang melarang kita mencari Tuhan dan bersekutu pribadi dengan-Nya, tidak ada larangan untuk berjumpa dengan saudara seiman yang membuat kita bisa saling menguatkan, kita memiliki tempat ibadah permanen yang pintunya selalu terbuka lebar-lebar, dan kita memiliki jam-jam ibadah yang dapat dihadiri setiap hari. Yang diperlukan adalah tekad untuk melangkah dengan iman lalu mengalami sesuatu yang luar biasa dari Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

Tekad yang Membuahkan Hasil (Pesan Gembala, 20 November 2022)

| Warta Jemaat |
About The Author
-