Jangan Biarkan Si Musuh Mencuri Sesuatu Darimu (Don’t Let The Enemy Steal Something from You)

JANGAN BIARKAN SI MUSUH MENCURI SESUATU DARIMU (DON’T LET THE ENEMY STEAL SOMETHING FROM YOU)

Kisah Para Rasul 16:10 Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.

Mungkin kita pernah bahkan sering mendengar ada rumah yang kemasukan maling yang mengakibatkan si pemilik rumah mengalami sejumlah kehilangan, dan itu merupakan suatu kerugian bagi sang pemilik rumah tersebut. Maka selanjutnya pemilik rumah akan memerkokoh pintu-pintu dan segala celah yang memungkinkan pencuri masuk kembali sekiranya ia mencoba untuk mengulangi perbuatannya lagi.

Hal yang sama, diri kita pribadi merupakan adalah “rumah” atau “bait dari Tuhan” yang seharusnya memiliki pintu yang kokoh yang tidak mudah untuk dimasuki si pencuri yang berniat mengambil sesuatu dari dalam diri kita. Ingat, diri pribadi kita sebagai orang percaya dalam Kristus berisi banyak sekali “barang berharga”. Tuhan menginginkan kita hidup dalam kelimpahan. Dan ini bukan bicara tentang semata-mata harta benda materi saja, namun juga segala yang luar biasa yang Tuhan telah dan akan memerlengkapinya terus.

Namun jangan hanya berfokus pada segala kepemilikan yang luar biasa tersebut, ingat bahwa ada oknum “si pencuri” yang akan berusaha untuk mencuri banyak hal dalam diri orang percaya (Yohanes 10:10).

Melalui ayat ini kita mengerti bahwa Tuhan memiliki rencana luar biasa bagi setiap umat-Nya. Seperti yang tertulis pada awal perikop dimana Tuhan sedang memersiapkan rasul Paulus suatu pelayanan yang luar biasa yaitu ke Makedonia setelah sebelumnya rasul Paulus mencoba mengunjil ke tempat lain.
Paulus dan Silas banyak melakukan perjalanan misi dari kota ke kota untuk mendirikan dan membangun jemaat. Mereka menyampaikan pesan dan ajaran Tuhan supaya jemaat dapat bertumbuh dalam imannya. Maksud hati hendak melanjutkan perjalanan ke Asia (sekarang Turki Barat), di tengah perjalanan mereka dicegah Roh Tuhan untuk melanjutkan perjalanan ke sana. Hal yang sama kedua kali dialami rasul Paulus ketika ia memutuskan hendak memasuki Bitinia (Turki Utara), lagi-lagi Roh Tuhan mencegahnya.

Tuhan mengarahkan rasul Paulus ke arah Barat Laut, yaitu ke Troas. Dari sana, melalui sebuah penglihatan tentang seorang Makedonia, Tuhan memanggil rasul Paulus dan kawan-kawannya untuk membawa Injil masuk ke wilayah Makedonia (Eropa). Betapa luar biasanya cara Tuhan mengarahkan hamba-hamba-Nya pergi untuk memerluas Kerajaan-Nya. Filipi adalah kota pertama yang rasul Paulus masuki. Mulailah dari situ jiwa-jiwa dimenangkan. Suatu awal perjalanan pelayanan yang luar biasa.

Namun seperti biasa, dimana ada pekerjaan Tuhan, di situ akan selalu ada “oknum” si musuh yang berusaha untuk menghalanginya. Apabila kita perhatikan, langkah perjalanan rasul Paulus tidaklah semulus yang diperkirakan. Ada berbagai rintangan yang coba dilakukan si musuh untuk menghadangnya. Mereka mencoba mencuri banyak hal dari apa yang Tuhan percayakan kepada diri rasul Paulus. Tujuannya, adalah agar apa yang sudah Tuhan rancangkan, yang seharusnya digenapi melalui rasul Paulus dan kawan-kawannya, menjadi gagal. Namun luar biasanya, rasul Paulus tidak membiarkan satupun dari yang coba dirampas si musuh diambil dari padanya.

Hal yang sama ketika Tuhan memercayakan kita berbagai hal yang luar biasa dalam kehidupan ini, ingat bahwa dimana ada pekerjaan Tuhan maka di situ akan ada si musuh yang berusaha untuk menggagalkan, menghalangi dan merampas sesuatu dari hidup kita.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan memberikan peringatan kepada kita bahwa hari-hari ini si musuh akan berusaha mencuri atau merebut sesuatu dari diri kita. Pesan-Nya adalah, jangan biarkan si musuh tersebut mengambil seenaknya dari diri kita. Seringkali, baik sengaja maupun tidak disengaja, terlalu mudah orang percaya membiarkan si musuh mengambilnya. Apapun itu bentuknya. Jangan berpikir hilangnya sukacita dari dalam diri kita dianggap sebagai hal yang sepele. Bukan semata-mata gembira berubah menjadi sedih atau marah, namun hilangnya sukacita dalam diri orang percaya akan membuat dirinya kehilangan kekuatan ilahi, seperti yang firman Tuhan katakan bawa The joy of the Lord is my strength.

Beberapa prinsip yang harus kita pahami agar jangan satupun dari apa yang Tuhan telah berikan tidak dicuri begitu saja oleh si musuh, beberapa di antaranya adalah:

(1). Jangan berfokus kepada diri sendiri

Kisah Para Rasul 16:17 Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.”

Tidak banyak cara yang dilakukan si iblis untuk menyetop pekerjaan Tuhan. Minimal ada dua cara yang sering ia gunakan dalam menjatuhkan orang percaya, yaitu melalui kesusahan dan peninggian. Iblis gagal ketika mencoba menjatuhkan rasul Paulus melalui kesusahan (pencobaan perut). Ingat ia pernah difitnah, pernah dilempari batu, beberapa kali dipenjara namun ternyata hal itu tidak pernah menyurutkan langkah kakinya ia terus maju menyelesaikan tugas yang Tuhan percayakan. Nah, kali ini iblis mencoba menjatuhkan melalui sanjungan (pencobaan kekuasaan dan ketenaran), dan berharap rasul Paulus pasti kali ini jatuh. Ingat, ketika iblis menjatuhkan dengan cara “mendorong dari belakang” tidak berhasil, maka ia akan “meninggikan seseorang.”

Sepintas seperti tidak ada yang salah dengan kalimat yang diucapkan perempuan tersebut. Bukankah kalimat ini meninggikan Tuhan dan para hamba-hamba-Nya? Inilah strategi yang digunakan dari si iblis. Ketika cara konfrontasi tidak bekerja, maka iblis membuat dirinya tersamar ke dalam hal yang terlihat rohani. Dan orang percaya seringkali banyak berjatuhan melalui strategi ini. Namun seperti rasul Paulus, ia punya ketajaman untuk tidak gampang menerima pujian apalagi kalau ada niat jahat di balik pujian tersebut.

Orang yang fokusnya masih kepada diri sendiri: “untukku dan untukku” mudah sekali terperdaya. Mudah kehilangan damai sejahtera ketika tidak ada orang yang menyanjungnya. Hanya orang yang punya tujuan Tuhan, hanya orang yang sadar bahwa pekerjaan Tuhan tidak boleh gagal, hanya orang yang sadar bahwa tujuan Tuhan harus digenapi melalui dirinya, hanya orang yang sadar bahwa ada visi Tuhan yang dapat menutup pintu dan tidak membiarkan perkara-perkara sanjungan dusta masuk ke dalam dirinya.

(2). Jangan mengasihani diri sendiri ketika ada sesuatu yang terjadi di luar pemikiran atau pengharapan kita.

Kis. 16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.

Kadang orang yang seperti ini ketika terjadi sesuatu di luar perencanaannya merasa dirinya telah gagal. Ingat, bahwa tantangan dalam perjalanan hidup ini akan selalu ada. Jalan yang dilalui itu tidak selalu mulus. Ketika mengalami hambatan hendaklah tetap berfokus bahwa aku ada karena Tuhan punya rencana dalam kehidupanku. Rasul Paulus pun mengalami hal itu. Akibat dari mengusir Roh tenung yang dimiliki perempuan tersebut, maka majikan si perempuan itu melaporkan rasul Paulus kepada pemerintah setempat. Alhasil, rasul Paulus dan Silas dimasukkan ke dalam penjara. Mereka diperlakukan bak penjahat besar. Di ruang penjara di bagian dalam, dibelenggu dan dipasung, serta dijaga ketat sedemikian rupa.

Apakah di dalam penjara rasul Paulus dan Silas menangis merenungi nasibnya yang buruk, hidup yang gagal, merasa percuma telah melakukan perjalanan sejauh itu lalu terdampar di Filipi, dan tamatlah hidupnya? Yang luar biasa, mereka tidak mengasihani diri mereka, mereka tetap berfokus pada Tuhan. Maka apa yang mereka lakukan? Mereka tidak menyanyi lagu Ratapan betapa malang nasib mereka, melainkan mereka menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan yang punya rencana atas hidup mereka, dan orang hukuman lain mendengarkan mereka. Hanya orang yang mengasihani diri sendiri maka akan merasa bahwa hidupnya sudah selesai. Mudah untuk berhenti atas apa yang telah ia jalani selama itu.

Mari jemaat Tuhan, mulailah memiliki pola pikir yang berdasar kebenaran. Sewaktu kita mengalami sesuatu yang menurut kita di luar yang kita harapkan, apabila kita percaya bahwa hidup kita ada di dalam rencana Tuhan, berhentilah menangisi diri sendiri, lalu tetaplah berfokus pada apa yang akan Tuhan lakukan selanjutnya. Orang percaya yang merasa dirinya telah gagal dan meratapi betapa malang nasibnya, maka sesungguhnya ia akan kehilangan banyak hal yang luar biasa yang sedianya Tuhan akan memercayakannya.

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Biarkan Si Musuh Mencuri Sesuatu Darimu (Don’t Let The Enemy Steal Something from You)

| Warta Jemaat |
About The Author
-