Sadari Senjata yang Dimiliki (Pesan Gembala, 22 Agustus 2021)

SADARI SENJATA YANG DIMILIKI

2 Korintus 10:4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.

Surat yang ditulis oleh rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ini dimulai ketika adanya tuduhan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab yang meragukan kepribadian, pelayanan, dan kerasulan Paulus. Ia dituduh hidup secara duniawi dan tidak konsisten, yang hanya berani jika di belakang saja. Tuduhan ini dialamatkan kepada rasul Paulus karena ada pihak yang ingin memengaruhi jemaat Korintus untuk tidak mau menerima pelayanannya.

Dalam menghadapi masalah ini, rasul Paulus tidak menggunakan cara yang dunia umum gunakan, melainkan menggunakan “senjata” yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yaitu dengan cara mematahkan siasat, merobohkan segala keangkuhan, dan lain-lain. Hal ini pula yang ia ajarkan kepada jemaat-jemaat Tuhan yang ia dirikan. Betapa setiap orang percaya telah diberikan Tuhan sarana dan kemampuan untuk menggunakan semua itu.

Setiap mahluk hidup pada dasarnya memerlukan senjata, baik untuk melawan atau bertahan, agar dapat hidup di alam dunia yang penuh dengan tantangan dan ancaman sehingga dapat memerpanjang kelangsungan hidupnya maupun kelestarian keturunannya. Demikian juga dengan manusia. Manusia diberikan Tuhan segenap kelengkapan sebagai alat atau senjata, seperti anggota-anggota tubuh seperti misalnya tangan dan kaki. Lalu di bagian jiwa ada pikiran, perasaan dan kehendak agar dapat memutuskan banyak hal di dalam menjalani hidup di dunia ini.

Namun ada satu senjata lainnya yang hanya dimiliki oleh manusia, khususnya orang percaya, yaitu senjata rohani yang dikaruniakan Tuhan, agar manusia dapat melawan segenap tipu muslihat dari si kuasa gelap. Senjata ini bukan saja dapat berperan dalam pikiran manusia, tetapi lebih dari itu, senjata ini dapat mengobrak-abrik segala daya kuasa iblis yang mencoba menguasai jiwa dan tubuh manusia dalam bentuk berbagai benteng. Senjata itu adalah senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah atau kuasa Roh Kudus.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau kita menyadari tentang siapa sesungguhnya diri kita di hadapan-Nya. Bahwa sebagai orang-orang percaya yang telah dilahirkan baru di dalam Kristus, kita telah diperlengkapi dengan segenap kuasa dari Tuhan. Kita adalah laskar-laskar Kristus yang siap melaksanakan tugas Kerajaan Sorga di bumi ini. Sebagai laskar, tentunya kita harus menyadari bahwa ada senjata yang Tuhan telah berikan. Ada berbagai peperangan yang harus dihadapi, ada “benteng-benteng” yang harus dirobohkan, ada kuasa-kuasa si musuh yang harus kita patahkan. Cara kita memeranginya tentunya berbeda dengan cara yang digunakan dunia.

Melalui pesan-Nya ini juga, Tuhan mau kita turut memerlengkapi anak-anak atau generasi muda sejak usia dini tentang kuasa Tuhan. Kesadaran akan hal ini akan membuat kita dan para orang percaya berbagai usia bergerak dengan cara yang berbeda. Apapun gangguan, tantangan, dan problema yang dihadapi, semua akan dihadapi dengan hikmat dan kuasa Tuhan. Ini yang membedakan kita dari cara yang dilakukan dunia.

Beberapa prinsip yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:

(1). Mengenali wilayah peperangan akan menentukan sikap dan senjata yang digunakan

2 Korintus 10:3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi,

Pesan Tuhan bagi kita ini sedang menyadarkan kita, bahwa kita sedang berada dalam peperangan. Perang yang dimaksud bukanlah tentang jenis perang seperti yang umumnya negara-negara lakukan pada waktu perang dunia. Ini bukan perang antara bangsa-bangsa. Ini adalah jenis perang yang berbeda. Ini adalah perang yang jauh lebih besar daripada semua itu. Kita tidak bisa memenangkan perang ini dengan menggunakan senjata, granat tangan, bom atau kekuatan manusia lainnya. Mengapa? Karena peperangan yang dihadapi adalah bukan terhadap sesama manusia, melainkan terhadap si kuasa kegelapan yang berada di wilayah alam rohani.

Itulah sebabnya, ketika rasul Paulus berhadapan dengan sekelompok orang-orang yang mencoba menyerang dirinya dengan cara menghasut pribadinya dengan tujuan agar orang-orang percaya menjauhinya, ia tidak balik melakukan hal yang sama dengan balik menghasut seperti yang umum dilakukan orang-orang. Ia pun tidak menjadi terluka dan sakit hati ketika orang-orang tersebut menyerang langsung sikap dan kondisi fisiknya. Mengapa bisa demikian? Karena rasul Paulus menyadari bahwa ada “dalang” di balik semua yang terjadi, yaitu si kuasa kegelapan yang mencoba menghalangi pelayanannya terhadap orang-orang di Korintus. Si musuh tahu, bahwa apabila rasul Paulus sampai melayani orang-orang di sana, maka akan terjadi banyak pemulihan. Melalui pesan-Nya ini, Tuhan mau gereja dan orang-orang percaya memahami hal ini.

(2). Mengenali “benteng” mana yang harus dirobohkan terlebih dahulu

2 Kor. 10:4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.

Ketika Yosua dan bangsa Israel menginjakkan kaki mereka di tanah perjanjian, mereka tidak serta merta dapat tinggal dan langsung membangun kehidupan yang baru di atas tanah tersebut. Ada wilayah-wilayah yang harus mereka kuasai terlebih dahulu, ada penduduk yang harus mereka kalahkan lebih dahulu, dan ada benteng-benteng yang harus mereka robohkan sebelum mereka dapat menikmati apa yang telah Tuhan janjikan pada mereka. Minimal ada tiga buah benteng penting yang harus mereka robohkan terlebih dahulu sebelum mereka dapat menguasai kota-kota selanjutnya.

Benteng merupakan pagar berbatu besar yang sengaja dibangun penduduk suatu kota dengan tujuan melindungi kota dan penduduknya itu dari serangan musuh. Biasanya ketika hendak membangun sebuah kota, mereka memilih dataran tinggi seperti bukit berbatu, kemudian baru membuat tumpukan batu-batu besar di sekeliling kota tersebut setinggi dan selembar mungkin. Ternyata “benteng-benteng” yang dimaksud dengan ayat di atas adalah bukan benteng yang terbuat dari batu secara fisik seperti benteng kota, melainkan “benteng spiritual” (Spiritual Stronghold). “Benteng-benteng” ini menguasai sektor hati dan pikiran banyak orang percaya. Hal inilah yang menyebabkan banyak cara pandang, cara berpikir, serta cara bersikap tidak seperti yang dikehendaki Tuhan melalui firman-Nya. Tuhan mau umat-Nya merobohkan terlebih dahulu “benteng-benteng” penghalang ini.

Beberapa type benteng spiritual yang perlu disingkirkan:

(1). Benteng Kepahitan
(rasa sebal kepada seseorang, benci, tidak mau mengampuni, amarah, kekerasan, dendam)

(2). Benteng Iri-hati
(dengki, gosip, pengkhianatan, roh kritik, menghakimi, curiga)

(3). Benteng Kenajisan
(hidup dalan hawa nafsu, hipersex, masturbasi, sex di luar nikah, perzinahan, pornografi, pornoaksi, homosexual, frigiditas, sex yang menyimpang)

(4). Benteng Tekanan
(depresi, putus asa, mengasihani diri, merasa sendiri, kecanduan, ingin bunuh diri)

(5). Benteng Pemujaan
(frustrasi, kehilangan harapan, egoisme, cinta uang, target hidup yang salah, kebingungan, hidup dalam dusta, buta rohani, apatis / tidak bersemangat akan hari depan)

(6). Benteng Penolakan
(kecanduan, pemaksaan, merasa tidak berharga, mencari pengakuan, menarik diri dari lingkungan)

(7). Benteng ketidak-amanan
(merasa rendah, merasa tidak cakap, sifat takut-takut/malu, mencari hati manusia dan bukan Tuhan, kuatir, minder, menjalin hubungan secara salah/tidak semestinya)

(8). Benteng Pemberontakan
(mencari kehendak sendiri, keras kepala, berselisih, tidak mau bergabung/berkelompok sendiri, memecah belah, senang berargumentasi, amarah, roh ketidak-bergantungan/independent spirit, tidak mau diajar/mau jalan sendiri, menganggap diri benar, tidak mau diatur, tidak mau ikut peraturan)

(9). Benteng Penipuan/ketidakjujuran
(berdusta, berfantasi, berkhayal, berangan-angan, merasionalkan segala sesuatu, senang dengan pengajaran yang menyimpang, memutar-balikkan firman, menggunakan firman secara salah, menangkap firman dengan salah)

(10). Benteng Kontrol/kendali
(senang memanipulasi, tidak mudah menaruh kepercayaan, senang berselisih, kuatir, senang mencari pengakuan, tidak sensitif)

(11). Benteng Kesombongan
(angkuh, merasa diri selalu benar, fokus pada diri sendiri, senang dipuji, bangga pada diri sendiri, tidak sensitif, materialisme, tidak suka diajar, senang mengejar jabatan, orang lain selalu salah, tidak senang dinasehati)

(12). Benteng Ketakutan
(phobia/takut yang berlebihan akan sesuatu, pemaksaan, perfeksionis, takut gagal, ketidakmampuan menset tujuan hidup, trauma).

Mari jemaat Tuhan, berbicara soal Kerajaan Allah adalah berbicara soal kuasa dan otoritas yang Tuhan sudah berikan bagi gereja-Nya. Tuhan menghendaki gereja yang menjadi perwakilan Sorga di bumi adalah gereja yang berotoritas, bukan gereja yang lemah, yang cuma bergerak mengikuti kebiasaan dunia. Selamat menggunakan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah!

Tuhan Yesus memberkati!

Sadari Senjata yang Dimiliki (Pesan Gembala, 22 Agustus 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-