Pahami Kembali Kunci Keberhasilan (Pesan Gembala, 8 Agustus 2021)

PAHAMI KEMBALI KUNCI KEBERHASILAN Yosua 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 

Sejarah mencatat bahwa Musa adalah seorang pemimpin besar bangsa Israel. Di bawah kepemimpinan Musa, bangsa Israel berhasil keluar dari tanah Mesir berjalan selama empat puluh tahun dibawa menuju ke negeri yang dijanjikan oleh Tuhan. Menjelang bangsa Israel menyeberang sungai Yordan untuk memasuki tanah perjanjian, kepemimpinan Musa diganti dengan Yosua. Pada awal kitab Yosua ini diceritakan bahwa Yosua menerima tugas maha berat untuk menggantikan peran Musa. Siapapun tentu tidak ada yang tidak takut menerima tugas besar seperti ini.

Meskipun Yosua tanpa sepengetahuannya sudah dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi penerus Musa. Tetapi tetap saja pada saat Yosua memimpin tiba, ia sempat merasa ragu dengan kesanggupannya. Hal memasuki tanah Kanaan bukanlah perkara yang mudah, sebab untuk bisa memasuki tanah tersebut, bangsa Israel harus menaklukkan penduduk-penduduk yang ada di sekitarnya. Sebagai seorang manusia, Yosua merasa cemas, gelisah dan kuatir. Namun demikian, panggilan Tuhan atas Yosua tidak pernah salah. Di saat perasaan gentar dialami Yosua, Firman Tuhan datang untuk menguatkan hatinya. 

Dan Tuhan pun memberi perkataan kepadanya seperti yang tertera pada awal kitab Yosua ini (ayat 8). Dan disinilah kita kemudian menemukan kata ‘berhasil dan beruntung’, yang ternyata bukan sekedar kata-kata hiasan atau penghiburan semata-mata bagi Yosua, namun perkataan yang mengandung makna suatu pencapaian yang Tuhan janjikan kepada umat-Nya. Di saat Yosua sedang mengalami kegentaran, justru disitu Tuhan memberikan kunci kemenangan. Apa yang ditakutkan oleh Yosua sehingga Tuhan menjanjikan keberhasilan dan keberuntungan? Yosua takut ia tidak bisa memimpin secakap Musa pendahulunya. Ia juga takut tidak bisa membawa bangsa Israel menduduki tanah yang dijanjikan Tuhan. Dan sejumlah rasa takut lainnya. 

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan merasa perlu untuk menyatakan kembali kepada kita umat-Nya tentang janji ‘keberhasilan dan keberuntungan.’ Luar biasa bukan? Siapapun tentu ingin mengalami keberhasilan dan keberuntungan. Secara normal tidak ada orang yang mau mengalami kegagalan atau masa depan yang suram dalam hidupnya. Namun kita perlu memahami makna ‘keberhasilan  dan keberuntungan’ yang dimaksud Tuhan melalui pesan-Nya ini. Dunia mendefinisikan keberhasilan dan keberuntungan dengan cara yang berbeda. Ada yang menganggap berhasil itu apabila keuangannya bertambah, ada yang apabila meraih gelar tinggi, ada yang apabila masalah yang dihadapi selesai. Apabila ia seorang pedagang mendapat keuntungan besar. Apabila ia karyawan mendapat kenaikan gaji, dan lain-lain. 

Banyak orang yang merasa baru mengalami keberhasilan dan keberuntungan dengan pengertian seperti umumnya dunia memahaminya. Sehingga tanpa disadari tidak sedikit cara orang percaya berlomba untuk menjadi besar tidak berbeda dengan cara yang digunakan dunia. Namun seberapa banyak orang yang mau menjadi berhasil atau “besar” di mata Tuhan dan dengan cara Tuhan. Tidak salah apabila seorang percaya mengalami pertambahan dan kelimpahan materi. Tapi alangkah indahnya apabila orang percaya menangkap makna keberhasilan seperti yang Tuhan maksud. Yosua di tengah problem yang ia hadapi, dijanjikan Tuhan keberhasilan dan keberuntungan berikut cara memerolehnya. 

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:

(1). Pahami makna ‘berhasil dan beruntung’ yang dimaksud Tuhan

Yosua 1:8b … sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 
Apabila kita ditanya, mana yang akan kita pilih: mengalami keberhasilankah atau keberuntungankah? Mungkin orang akan menimbang-nimbang, karena keduanya terdengar sama baiknya. Banyak orang yang mengira bahwa keduanya sama saja, padahal ada perbedaan mendasar diantara kedua hal ini. Kata ‘berhasil’ (Ibr.: tsalach) yang dimaksudkan ini adalah hasil dari sesuatu yang diraih melalui ketekunan, kerja keras, perjuangan bahkan pengorbanan. Keberhasilan biasanya merupakan buah yang diperoleh setelah menempuh sebuah proses tertentu, membutuhkan waktu dan usaha serius. Ada masa-masa pembelajaran, ada masa perbaikan jika ada yang masih harus diperbaiki, ada masa-masa peningkatan dan sebagainya sebelum seseorang bisa mencapai sebuah keberhasilan atas apa yang ia kerjakan.

Sementara kata ‘beruntung’ (Ibr.: sakal) mengacu kepada suatu hasil yang diakibatkan dari sebuah penggemblengan penting sehingga orang yang mengalaminya menjadi pribadi yang lebih bijak dan berhati-hati dalam bertindak. Hasil dari tindakan yang demikian, tidak jarang membuahkan peristiwa yang terjadi di luar dugaan atau prediksi kita, dimana peristiwa itu membawa kebahagiaan, kesenangan atau rasa puas pada yang mengalaminya. Orang-orang yang menyaksikannya mungkin mengatakannya bahwa orang itu “sedang beruntung.” Lewat pemahaman ini kita pun sadar bahwa keberuntungan bukanlah suatu kebetulan semata, tetapi merupakan hasil dari campur tangan Tuhan setelah kita melakukan perintah-Nya. Melalui masalah yang dialami Yosua, sesungguhnya Tuhan sedang menuntun Yosua untuk mengalami “tsalach” dan “sakal” (keberhasilan dan keberuntungan) yang sudah menunggu di depan. 

(2). Pahami kunci penting untuk menjadi ‘berhasil dan beruntung.’ 

Yosua 1:8a Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,…Tuhan tahu bahwa tugas yang diemban Yosua tidaklah mudah. Tuhan memersiapkan Yosua sejak awal agar ia tidak patah semangat dalam menjalankan tugasnya. Pada dasarnya orang lebih tertarik melihat janji berkatnya saja. Betul bahwa Tuhan menjanjikan keberhasilan dan keberuntungan buat umat-Nya. Tetapi perhatikan bahwa itu tidak serta merta datang begitu saja. Yosua 1:8 ini bukan hanya tentang Tuhan memberi sebuah janji berkat yang luar biasa bagi kita, tetapi juga mengajarkan langkah-langkah yang harus kita lakukan terlebih dahulu agar kita bisa memperolehnya. Apabila kita memerhatikannya, maka kita akan menemukan tiga langkah keberhasilan dan keberuntungan, yaitu memperkatakan Firman,merenungkannya siang dan malam. Lalu bertindak hati-hati sesuai Firman Tuhan, atau menjadi para pelaku Firman.

Dari ayat ini, Tuhan menyatakan bahwa ada kunci yang akan membuat apapun yang kita lakukan saat ini bisa berhasil dan membawa keberuntungan, meski mungkin hari ini kita belum melihatnya. Yosua pada saat mendengar Tuhan mengatakan bahwa perjalanannya akan dibuat Tuhan berhasil dan beruntung, ia belum melihat ada tanda-tanda ke arah sana. Namun Yosua tidak memfungsikan mulut dan perkataannya secara salah. Tanpa disadari seringkali mulut digunakan hanya untuk mengucapkan hal-hal yang tidak baik tentang suatu keadaan, keluhan, kekecewaan, bahkan ucapan menyalahkan siapapun yang dapat disalahkan, dan sebagainya. Yosua paham hal itu. Tuhan mau kita mulai berkata-kata dan bertindak benar terlebih dahulu. 

Mari jemaat Tuhan, apabila kita menangkap maksud Tuhan ini, maka sesungguhnya memerkatakan dan merenungkan firman Tuhan itu harus menjadi gaya hidup orang percaya. Bagaimana agar kita bisa tetap semangat mengikut Tuhan, kita harus terus mengisinya dengan Firman Tuhan. Selamat berjalan dalam firman Tuhan dan selamat menikmati keberhasilan!

Tuhan Yesus memberkati! 

Pahami Kembali Kunci Keberhasilan (Pesan Gembala, 8 Agustus 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-