Menikmati Apa yang Kita Bangun Hari ini (Pesan Gembala, 26 November 2023)

MENIKMATI APA YANG KITA BANGUN HARI INI

Kejadian 7:13 Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu,

Inilah peristiwa penting dimana setelah Nuh menyelesaikan pembangunan bahtera yang memakan waktu kurang lebih hampir 100 tahun Tuhan memerintahkan Nuh dan keluarganya untuk masuk ke dalam bahtera yang ia bangun tersebut. Dan bukan hanya Nuh dan keluarganya saja, namun Tuhan juga memerintahkan segala binatang dari berbagai jenis jantan dan betina mulai dari binatang merayap, berkaki, bersayap datang mendekat masuk ke dalam bahtera.

Di situlah Nuh baru menyadari persisnya apa yang akan Tuhan lakukan atas bahtera yang telah ia buat selama itu. Tujuh hari setelah ia masuk ke dalam bahtera Tuhan katakan bahwa Ia akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya sambil menghapuskan dari muka bumi segala yang ada yang Tuhan telah jadikan. Jadi selama Nuh melakukan pembangunan bahtera ia tidak terlalu tahu persisnya seperti apa kelak penggunaan bahtera tersebut meski di bagian awal Tuhan sudah memberitahukan sekilas bahwa Ia akan mendatangkan air bah untuk memusnahkan segala yang hidup di kolong langit.

Itulah yang dinamakan ketaatan. Melakukan sesuatu yang Tuhan perintahkan dengan tekun meski tidak tahu persis seperti apa yang akan Tuhan lakukan. Mungkin masih banyak pertanyaan yang muncul di dalam hati Nuh tentang apa yang ia kerjakan ini. Mengapa bahtera yang ia buat besar sekali ukurannya? Mengapa bentuknya tidak seperti kapal pada umumnya? Mengapa tidak ada ruang kemudi di dalamnya? Dan lain sebagainya.

Berbagai pertanyaan mungkin berkecamuk di dalam hati Nuh. Namun ia tahu bahwa apa yang Tuhan rancangkan adalah sesuatu yang luar biasa meski tidak bisa ia cerna dengan akal pikirannya yang terbatas. Bukankah seringkali manusia atau khususnya orang percaya kerap lebih banyak pertanyaan-pertanyaannya ketimbang melakukannya? Atau berhenti di tengah-tengah karena merasa apa yang dilakukan sepertinya tidak dapat dimengerti.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Bahwa apa yang sedang kita jalani ini seringkali kita tidak memahaminya secara persis maksud Tuhan. Kita paham bahwa betul kita harus menjadi duta Kerajaan Sorga sementara kita tinggal di bumi. Namun akan menjadi seperti apa bumi ini sekian tahun ke depan dan apa yang akan terjadi masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Yang kita tahu bahwa kita harus membangun diri dan memersiapkan segala sesuatunya. Akan ada “kapal” yang akan kita masuki suatu hari kelak, yang mana “kapalnya” harus kita persiapan sejak sekarang.

Lain halnya apabila kita hendak mendirikan sebuah bangunan, katakanlah sebuah rumah. Semuanya serba jelas dan terukur di bagian awal bukan? Ada perencanaannya, ada anggaran biayanya, designnya mau seperti apa, kegunaan ruang demi ruangannya untuk apa saja. Namun apa yang sedang kita dirikan ini banyak hal yang tidak kita pahami sekarang. Sama seperti Nuh ketika diperintahkan Tuhan, bangun dahulu mengerti nanti. Kita tidak tahu hari-hari ke depan seperti apa. Memahami kondisi geo politik, akan ada sesuatu perubahan besar sedang terjadi. 

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar kita paham dengan apa yang Tuhan sedang lakukan terhadap pribadi kita masing-masing. Beberapa di antaranya adalah:

(1). Lakukan apa yang Tuhan mau kita lakukan. Ikuti tuntunan-Nya.

Kejadian 6:14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.

Tidak mudah bagi Nuh untuk mengerjakan proyek pembangunan bahtera, karena denah lengkap seperti apa bentuk akhir bahteranya tidak diketahui. Denahpun hanya diberikan secara lisan (Kej. 6:16 ). Mengenai bahan-bahan pun Tuhan hanya menyebutkan jenisnya saja, namun bahan harus mencari sendiri. 

Namun Nuh dengan teliti mengerjakannya tahap demi tahap. Apabila kita memerhatikan di Alkitab, Tuhan hanya menekankan kata “buatlah” kepada Nuh.

Kata “buatlah” menggunakan kata “asah” dalam bahasa Ibrani yang artinya “pastikan engkau membangunnya,” act with effect (lakukan dengan suatu dampak), put in order (buat sesuai urutan atau tatanan). Memang untuk membayangkan hal ini adalah seperti orang yang membuat “hobi model kit” tadi. Tetapi ini skala raksasanya.

Hal yang sama dengan kita saat ini. Tuhan sedang memerintahkan kita membangun “sebuah bahtera” yang suatu hari kita sendiri yang akan memasuki dan menggunakannya. Saat ini kita bagaikan Nuh yang sedang merakit dan menyambungkan bagian demi bagian dari sebuah denah besar. Sesuatu yang tidak diberikan secara detail dan tergambar dengan jelas dalam sebuah denah, namun berupa suatu perintah atau pesan. Itulah yang dikatakan dalam pengertian “asah” tadi. Pastikan kita membangunnya atau melaksanakannya dengan tepat.

(2). Lakukan dengan melibatkan seluruh anggota keluarga. Berapa pun jumlahnya.

Kejadian 6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.

Meskipun di perkenalan awal tentang Nuh disebutkan bahwa hanya Nuh seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah, namun di bagian akhir penyelesaian bahtera menjelang datangnya air bah dikatakan bahwa Nuh dan seisi keluarga memasuki bahtera. Seakan-akan anggota keluarga Nuh ikut terbawa benar. Ingat, bahwa keselamatan itu tidak bisa ikut “terbawa” atau “nunut/nebeng” orang lain (Yeh. 14:18).

Jadi apabila Nuh, isterinya, ketiga anak dan ketiga menantunya masuk ke dalam bahtera itu karena mereka juga adalah orang-orang yang menjadi benar. Orang benar seperti Nuh tidak hanya hidup benar untuk dirinya sendiri, namun Nuh, sebagai seorang pemimpin keluarga menyadari bahwa seluruh anggota keluarganya harus ikut ambil bagian ke dalam rencana Tuhan. Di dalam surat 2 Petrus 2:5 dikatakan bahwa Nuh adalah seorang pemberita kebenaran. Ini artinya Nuh adalah orang yang pertama-tama memberitakan kebenaran kepada anggota keluarganya.

Pekerjaan pembangunan yang Tuhan percayakan bukan untuk diri kita sendiri saja, namun pertama-tama kitalah yang harus menjadi pemberita kebenaran bagi anggota keluarga kita sendiri. Untuk itulah Tuhan memercayakan para pemimpin keluarga untuk menangkap hal ini, yaitu melibatkan seluruh anggota keluarga masuk ke dalam rencana Tuhan dengan turut serta membangun bersama-sama.

Mari jemaat, ada “kapal” yang harus kita bangun. Berbeda dengan mereka yang memiliki hobi model kit dimana denah lengkap dan peralatan sudah tersedia di depan mata, kita membangun kehidupan berdasarkan tuntunan Tuhan, bagian demi bagian hingga menjadi suatu bangunan yang besar dan lengkap. Itulah sebabnya perlunya ada relasi keintiman yang harus kita bangun seperti Nuh yang hidup bergaul dengan Allah. Bangunlah hari lepas hari mulai dari sekarang.

Tuhan Yesus memberkati!

Menikmati Apa yang Kita Bangun Hari ini (Pesan Gembala, 26 November 2023)

| Warta Jemaat |
About The Author
-