Jangan Biarkan Musuh Menginjak-Injak (Pesan Gembala, 3 Desember 2023)

JANGAN BIARKAN MUSUH MENGINJAK-INJAK

2 Tawarikh 20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.”

Inilah seruan doa yang dinaikkan Yosafat, raja Yehuda, kepada Tuhan ketika ia mendengar sejumlah musuh dari berbagai wilayah (Moab, Amon, dan pasukan orang-orang Meunim) bergabung  untuk menyerang Yehuda. Posisi musuh saat itu sudah mulai memasuki perbatasan Yehuda, yaitu daerah En Gedi, dekat laut Mati. Timbul rasa kuatir Yosafat ketika menyadari bahwa musuh-musuh telah bersekutu dengan kekuatan yang besar. Di dalam seruannya kepada Tuhan, Yosafat berkata bahwa ia tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini.

Kekuatan angkatan perang yang dimiliki Yosafat sebetulnya sudah besar. Musuh pun harus berpikir dua kali untuk menyerangnya. Artinya, kalau pihak lawan tidak memiliki cukup kekuatan yang kuat lebih baik jangan coba-coba menyerang Yehuda. Itulah sebabnya, kekuatan yang dimiliki Yosafat telah mendorong bangsa Moab bersekutu dengan Amon, ditambah lagi pasukan orang Meunim untuk menyerang kerajaannya. Gabungan armada perang musuh yang besar ini telah menggentarkan hati Yosafat. Dan rasa takut yang timbul ini membuat Yosafat berseru memohon pertolongan dari Tuhan. Seluruh rakyat Yehuda berkumpul bersama beserta isteri dan anak-anak.

Pencarian mereka akan Tuhan menghasilkan Tuhan bergerak di tengah-tengah umat-Nya. Tuhan menyampaikan perkataan-Nya melalui salah seorang pemuji dari bani Asaf yang dihinggapi oleh Roh Tuhan bahwa Tuhan yang akan berperang untuk mereka (ayat 14-17). Tuhan memberikan strategi bagaimana cara menghadapi pasukan musuh yang menyerang mereka (ayat 19, 21, 22). Nyanyian syukur dan puji-pujian dengan nyaring disuarakan. Lalu Tuhan menghadang musuh, dan terjadilah kekacauan, musuh saling membunuh satu sama lain (ayat 22-24). Musuh berhasil dikalahkan. Yosafat tampil sebagai sebagai pemenang dengan diiringi sukacita dan nyanyian pujian.

Peristiwa serupa bisa terjadi pada kehidupan kita sebagai orang percaya di masa sekarang, dimana musuh bisa bersiasat merencanakan untuk melakukan sesuatu terhadap kehidupan orang percaya. Artinya, apabila musuh bergerak untuk melakukan sesuatu sudah pasti itu sesuatu yang merugikan, menyesatkan, mengacaukan, melemahkan, dan sebagainya. Jangan kita baru menyadari setelah musuh sudah masuk ke wilayah dimana kita tinggal atau berada, atau yang lebih parah lagi adalah belum juga menyadari walaupun musuh sudah masuk dan sedang melakukan aksinya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan sedang memeringatkan kita agar jangan menjadi orang percaya yang tidak melakukan apa-apa pada saat si musuh mencoba untuk masuk ke dalam sektor-sektor hidup kita, atau bahkan sama sekali tidak menyadari akan kehadiran si musuh yang sedang melakukan sesuatu yang merugikan ke dalam sektor-sektor tersebut. Ingat, bahwa kehidupan kita memiliki banyak sektor. Bagaikan penjahat yang sedang masuk ke dalam rumah kita lalu dia mengobrak-abrik rumah kita atau keluar masuk mengangkut sesuatu di depan mata kita dan kita tidak menyadarinya. Satu hal yang perlu kita sadari, musuh tidak pernah menyayangkan apapun yang ada pada kita termasuk nyawa kita. Ingat, pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan.

Pesan ini Tuhan berikan dan menekankan bahwa jangan sampai musuh masuk dan menginjak-injak hidup kita dan kita orang percaya seperti diam saja dalam keadaan tidak berdaya. Tuhan ingin kita bertindak seperti raja Yosafat yang menyadari bahwa akan ada ancaman dari musuh yang sedang menggalang kekuatan untuk menyerang Yehuda. Dibutuhkan kejelian dari pihak orang percaya.

Beberapa hal yang perlu kita miliki dan pahami berkaitan dengan pesan tentang adanya musuh yang mencoba menerobos masuk ke dalam kehidupan orang percaya. Tujuannya agar jangan sampai musuh bisa masuk dan mengacak-acak atau mencuri sesuatu. Beberapa di antaranya adalah:

(1). Miliki ketajaman sehingga dapat mengantisipasi siapa dan apa yang akan dilakukan si musuh

2 Tawarikh 20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: “Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar,” yakni En-Gedi.

Betapa kekuatan dan ketajaman pengintai dari kerajaan Yehuda pada waktu itu patut diacungi jempol. Seorang yang tajam dimana jauh sebelum musuh menyerang gerak-gerik mereka sudah tercium. Dengan segala kesederhanaan teknologi yang ada pada waktu itu orang tersebut datang kepada raja Yosafat melaporkan apa yang ia amati dengan sangat detail, yaitu seberapa besar kekuatan musuh, dari mana arah datangnya serangan, dan titik posisi terkini keberadaan musuh.

Gambaran peristiwa datangnya laporan dari seorang pengintai kepada raja Yosafat ini seharusnya juga dimiliki oleh orang-orang percaya. Ada ketajaman dan kejelian sehingga dapat segera menyadari akan datangnya sesuatu yang tidak beres atau gangguan dari pihak musuh yang mencoba mengganggu sektor-sektor kehidupannya. Ketajaman yang dimiliki ini membuat orang percaya akurat di dalam mengidentifikasi apa yang akan dilakukan si musuh. Sebaliknya,  iblis sangat suka sekali membuat orang percaya salah mengidentifikasi (satan loves you to cause to misidentify).

Iblis senang sekali melihat orang percaya tidak memerhatikan dia sebagai musuh, namun sebaliknya menjadikan sesama manusia sebagai musuh, atau ketika orang percaya membiarkan segala pelanggaran terjadi atau mengabaikan apa yang firman Tuhan katakan. Hidup dengan mengabaikan fungsi yang seharusnya kita lakukan di masing-masing posisi yang telah Tuhan tetapkan dalam sebuah struktur. Atau ketika hidup membiarkan karakter dan perilaku si iblis menguasai diri kita, seperti iri hati, benci, kepahitan, kesombongan, tidak peduli akan prinsip penundukan yang benar, pemberontakan, memecah belah, dosa tersembunyi yang tidak mau diakui, dan sebagainya.

(2). Miliki mentalitas bahwa kita bisa mengatasinya bersama dengan Tuhan

2 Tawarikh 20:3a Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN.

Adalah hal yang wajar ketika Yosafat menjadi takut melihat keberadaan musuh yang besar jumlahnya mulai memasuki tanah Yehuda, maka tanpa berlama-lama ia memutuskan untuk segera mencari Tuhan. Yang tidak wajar adalah ketika Yosafat mendengar kekuatan musuh yang begitu besar mulai memasuki tanah Yehuda, ia kemudian menjadi pasrah dan membiarkan musuh berbuat apa saja karena merasa dirinya tidak mampu berbuat apa-apa.

Tidak sedikit ditemui orang percaya yang hidup hari lepas hari dalam keadaan dimana si musuh dengan leluasa melakukan aksinya tanpa mampu berbuat apa-apa. Hidup dalam keterikatan dengan kebiasaan buruk tanpa dapat melepaskan diri padahal diri sendiri menyadari bahwa itu adalah sesuatu salah. Bahkan tidak sedikit orang percaya hidup dalam belenggu dosa, namun tidak berusaha untuk melepaskan diri. Orang dewasa maupun anak-anak muda tidak sedikit yang terjerat dalam berbagai kebiasaan aktivitas seksual bebas maupun pribadi. Belum lagi orang-orang yang hidup dalam hati dendam dan penuh kemarahan, dan berbagai hal lainnya.

Mari kita belajar pada raja Yosafat, dimana ia tidak tinggal diam. Ia memutuskan mencari Tuhan. Pengertian mencari Tuhan bukan sekedar datang dan berdoa saja, namun mencari kehendak Tuhan, apa yang harus dilakukan ketika keadaan menjadi buruk. Datang mencari Tuhan untuk kemudian mengambil langkah pembenahan. “Tuhan keadaanku tidak baik, apa yang harus dilakukan untuk membereskannya kembali. Apa kata firman-Mu tentang langkah apa yang harus aku ambil untuk pulihnya keadaanku?” Tidak sedikit orang percaya membiarkan keadaannya terus berjalan buruk sambil tidak melakukan tindakan apa-apa.

Mari jemaat Tuhan, pesan ini Tuhan berikan agar kita menjadi orang percaya yang selalu bangkit dan menang di dalam berbagai situasi dimana musuh dan antek-anteknya selalu berusaha untuk mengancam, menekan, mengobok-obok di berbagai sektor kehidupan manusia. Kita menyadari bahwa memang kekuatan kita terbatas, namun kita punya Tuhan Yesus yang selalu dapat diandalkan. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Selamat berperang!

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Biarkan Musuh Menginjak-Injak (Pesan Gembala, 3 Desember 2023)

| Warta Jemaat |
About The Author
-