Mengenali Gerakan Si Musuh (Pesan Gembala, 31 Oktober 2021)

MENGENALI GERAKAN SI MUSUH

Nehemia 6:3 Lalu aku mengirim utusan kepada mereka dengan balasan: “Aku tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku meninggalkannya dan pergi kepada kamu!”

Setelah 70 tahun di pembuangan, sisa-sisa kecil bangsa Israel mulai kembali ke tanah airnya. Tuhan menggerakkan Nehemia, seorang pria yang sedang melayani raja Persia, untuk kembali ke Yerusalem dan menggerakkan sisa kecil tersebut untuk membangun kembali tembok ibu kota dan membantu memulihkan kehidupan penyembahan bangsa Israel. Dikisahkan dalam pasal 6, singkat cerita, Nehemia telah menyelesaikan pendirian kembali tembok tetapi belum menambahkan gerbang. Karena kemajuan dan kepastian penyelesaian, serangan musuh meningkat.

Sejak awal proyek pembangunan kembali tembok ini, Nehemia dan bangsa Israel memiliki musuh yang berusaha menghentikan pekerjaan tersebut. Sanbalat dan orang Samaria lainnya telah mencoba untuk mengecilkan hati Israel. Mereka menjadi marah karena Nehemia dan rombongannya dianggap telah datang untuk mempromosikan kesejahteraan orang Israel (2:10). Ketika Israel mulai membangun, mereka mengolok-olok mereka dengan berbagai kata yang melemahkan.

Namun, ketika mereka melihat bahwa pembangunan tembok berlangsung pesat, maka mereka memutuskan untuk diam-diam membentuk pasukan dan menyerang Israel (4:8). Ketika Nehemia mendengar tentang hal ini, dia memeringatkan kaum Israel dan membentuk penjaga untuk berperang jika terjadi invasi. Pembangunan berlanjut sementara mereka bekerja dengan batu bata di satu tangan dan senjata di tangan lainnya (4:17), dan sekarang yang tersisa hanyalah menambahkan gerbang.

Karena hal itu, musuh Israel berusaha melakukan satu serangan besar terakhir, khususnya menargetkan Nehemia. Jika mereka dapat menghentikan Nehemia, mereka dapat mengecilkan hati orang-orang dan akhirnya menghentikan penyelesaian pekerjaan ini. Apa yang dilakukan oleh Nehemia dan apa yang dilakukan oleh musuh-musuhnya merupakan gambaran peperangan yang dialami orang percaya saat ini. Ketika pekerjaan Tuhan berlangsung, maka musuh tidak tinggal diam. Mereka dengan segala cara berusaha menjegalnya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan memeringatkan kita sebagai orang percaya untuk berhati-hati terhadap segala tipu muslihat si jahat. Kita dipanggil untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Entahkah itu berupa tugas pelayanan formal yang dipercayakan kepada kita, ataupun sesuatu yang kita bangun yang secara tidak langsung merupakan kehendak Tuhan yang harus dilakukan umat-Nya seperti membangun keluarga, mendidik generasi penerus, dan lain-lain. Juga termasuk pekerjaan yang kita lakukan di market place untuk menghadirkan Kerajaan Sorga di masing-masing profesi. Sama dengan yang dilakukan Nehemia pada waktu ia membangun tembok. Semua itu adalah pekerjaan Tuhan. Dengan cara yang sama, ketika kita melakukan kehendak Tuhan, di mana pun Dia memanggil kita, kita bekerja untuk-Nya dan, oleh karena itu, akan menimbulkan serangan musuh dalam berbagai bentuk.

Salah satu alasan banyak orang percaya menjadi tidak bisa bergerak dan tidak efektif dalam panggilan mereka adalah karena mereka tidak menyadari strategi musuh. Kita akan melihat banyak dari strategi yang dilakukan musuh melalui kisah Nehemia ini. Ini akan menjadi sangat penting bagi mereka yang memegang peran kepemimpinan seperti Nehemia. Musuh akan pertama-tama menghabisi pemimpinnya terlebih dahulu, karena itu akan mempengaruhi lebih banyak orang yang ada di bawahnya.

Beberapa hal yang perlu kita pahami mengenai cara kerja si musuh, agar tidak mudah masuk ke dalam permainannya, di antaranya adalah:

(1). Pentingnya ketajaman agar tidak mudah tertipu

Neh. 6:2 maka Sanbalat dan Gesyem mengutus orang kepadaku dengan pesan: “Mari, kita mengadakan pertemuan bersama di Kefirim, di lembah Ono!” Tetapi mereka berniat mencelakakan aku.

Tobia menghubungi Nehemia untuk memintanya bertemu di tempat yang netral. Musuh Yehuda ini sedang menjalankan strategi dengan berpura-pura mencari jalan perdamaian dan menginginkan sebuah pertemuan untuk mencapai hal ini.
Nehemia, dalam posisinya sebagai gubernur Israel, menyadari bahwa mungkin bijaksana secara politik baginya untuk berdamai. Banyak pembesar Yahudi yang turut menekan dia untuk berdamai. Bukan cara berpolitik yang baik untuk mengabaikan permintaan musuh untuk mengadakan pertemuan. Namun, Nehemia menyadari bahwa pihak musuh hanya berpura-pura, mereka mencoba untuk mencelakannya. Nehemia menolaknya.

Nehemia melakukannya kerena ia tahu membedakan kebohongan musuh. Ia tidak mau membuang-buang waktu untuk masuk ke dalam permainan si musuh. Ia tidak peduli dengan jabatannya sebagai gubernur, ia juga tidak peduli dengan tekanan-tekanan dari para pembesar. Yang dilakukan Nehemia adalah menolaknya dan terus melakukan pekerjaan yang Tuhan percayakan baginya. Seringkali begitu mudahnya fokus orang percaya teralihkan oleh sesuatu yang kelihatannya baik. Ia tidak ingin namanya menjadi buruk apabila menolak permintaan orang lain, yang sebetulnya memiliki niat tidak baik dibaliknya. Ketegasan dan ketajaman ini penting untuk dimiliki oleh orang-orang percaya.

(2). Pentingnya persistensi, karena musuh tidak kenal menyerah

Nehemia 6:4-5 (4) Sampai empat kali mereka mengirim pesan semacam itu kepadaku dan setiap kali aku berikan jawaban yang sama kepada mereka. (5) Lalu dengan cara yang sama untuk kelima kalinya Sanbalat mengirim seorang anak buahnya kepadaku yang membawa surat yang terbuka.

Selanjutnya, Tobia mengirim empat bahkan lima kali permintaan untuk bertemu dengan Nehemia dan setiap kali Nehemia menolaknya. Musuh dalam narasi ini menunjukkan kegigihan yang luar biasa. Sepertinya ia pantang mundur mencoba membujuk dan melemahkan Nehemia dengan berharap akhirnya menyerah. Bagaimana Nehemia membalas semua “serangan” itu? Dia memberi mereka jawaban yang sama setiap kali. Ia mengatakan bahwa ia sedang sibuk dengan pekerjaan yang besar.

Nehemia mengambil sikap untuk tidak mudah berkompromi. Dengan cara yang sama, ketika musuh menggoda kita, keinginan Tuhan bagi kita adalah untuk tetap berdiri dan tidak menyerah. Dalam bentuk apa saja serangan si musuh itu? “Serangan” itu bisa berbentuk apa saja. Musuh membujuk terus-menerus orang percaya untuk meluangkan waktunya untuk hal-hal yang tidak membangun kehidupan rohaninya dan menjauh dari Tuhan. Misalnya, melalui multi media, games, tayangan-tayangan seri, ajakan-ajakan teman, dan sebagainya. Bujukan-bujukan melalui hal-hal ini akhirnya membuat “benteng pertahanan” orang percaya roboh dan menyerah pada musuh.

Mari jemaat Tuhan, Kadang menghadapi si musuh kita tidak selalu harus berkonfrontasi mengeluarkan segenap energi untuk melawannya. Yang dibutuhkan adalah ketajaman di dalam mengenalinya dan bertindak tepat dalam mematahkan strateginya. Prajurit-prajurit yang berfungsi aktif tentu paham melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Selamat berjuang!

Tuhan Yesus memberkati!

Mengenali Gerakan Si Musuh (Pesan Gembala, 31 Oktober 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-