Lukas 5:37-38 (37) Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. (38) Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.

Pada masa kehidupan Yesus, anggur biasanya disimpan di dalam kantong kulit binatang (umumnya kulit kambing). Sebuah kantong kulit biasanya akan meregang setelah dimasuki anggur, karena anggur terus mengalami fermentasi, dan kemudian mengeras. Bisa dibayangkan jika kantong tua yang sudah mengalami peregangan diisi kembali dengan anggur baru. Anggur baru itu akan melanjutkan proses fermentasinya dan beresiko mengoyak kantong tua yang sudah lapuk akibat terus mengalami peregangan dan pengerasan itu. Jika ini terjadi akhirnya, anggur akan tumpah dan terbuang percuma. Terlebih jika sudah terlanjur sobek, kantong itu tidak akan bisa dipergunakan kembali. Intinya adalah, kita tidak akan bisa menampung apa-apa lagi apabila wadah yang dipakai sudah terlalu tua dan tidak lagi layak pakai.

Apakah yang dimaksud dengan “anggur baru” itu? Anggur baru di sini berbicara tentang sesuatu yang illahi dari Tuhan yang belum pernah kita terima atau alami sebelumnya. Bisa berupa hikmat atau suatu pengertian yang Tuhan bukakan, berkat-berkat yang tidak terpikirkan, dll. Namun, banyak orang Yahudi pada zaman Yesus yang masih terikat pada “kantong kulit” tua. Jika anggur baru diberikan, maka akan terkoyaklah “kantong kulit” tua, dan anggur baru pun akan terbuang sia-sia. Kantong kulit yang tua menggambarkan sistem keagamaan yang lama, dan telah bercampur dengan tradisi manusia. Hal itulah yang menghalangi tersimpannya anggur baru, yaitu kebenaran dan prinsip hidup yang diajarkan oleh Kristus kepada mereka.

Demikian pula yang kerap terjadi sekarang. Gereja masa kini kurang lebih hampir sama keadaannya dengan di zaman Yesus, dimana sebenarnya banyak “anggur baru” yang telah disediakan Tuhan bagi gereja dan para pemercaya-Nya, tapi mereka lebih memilih mempertahankan “kantong kulit” tua, yaitu sistem yang dipengaruhi tradisi manusia yang bertentangan dengan kebenaran. Hal inilah yang membuat banyak gereja dan orang percaya masa kini tidak mengalami anggur baru dan cara hidup baru sesuai apa yang disediakan oleh Kristus bagi gereja-Nya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini, yaitu apabila kita merindukan hal-hal yang baru dari Tuhan (anggur baru) dicurahkan kepada kita, maka kita harus mempersiapkan diri untuk mengubah kantong kulit tua menjadi kantong kulit baru. Kantong kulit seringkali berkaitan dengan kondisi hati kita. Apakah kita bersedia memiliki hati yang siap sedia untuk berubah? Apakah kita mau membiarkan Tuhan mengubahkan (membongkar) konsep dan sistem hidup lama, yang dipengaruhi tradisi manusia yang acapkali bertentangan dengan firman Tuhan. Tradisi manusia adalah kebiasaan-kebiasaan hidup yang sudah tertanam dan dijalani sekian lama, tanpa menyadari apakah kebiasaan itu sejalan dengan kebenaran Tuhan atau tidak.

Bagaimana cara kita mempersiapkan kantong anggur yang baru, supaya anggur baru dapat kita terima?
(1). Bersedia dipenuhi dan dipimpin Roh Kudus

Galatia 5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Satu perbedaan yang sangat nyata antara kantong kulit untuk anggur yang tua dan yang baru itu tidak hanya dalam umurnya, tetapi ada atau tidaknya minyak dalam kulit itu. Unsur minyak dalam kantong anggur yang baru membuatnya menjadi fleksibel dan mampu mengembang. Bilamana anggur baru dituang ke dalam kantong yang baru itu, maka kantong itu beradaptasi dengan tekanan yang ditimbulkan oleh anggur baru tersebut. Sebaliknya kulit yang sudah tua sudah menjadi keras dan kaku tidak mampu lagi berkembang. Kantong tua yang diisi dengan anggur baru dapat rusak/robek atau malah meletus karena ketiadaan minyak.

Masih banyak pemercaya yang memiliki pemikiran yang salah tentang perlu tidaknya mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Mereka melihatnya hanya sebatas apakah seseorang bisa berbahasa roh atau tidak, yang acapkali dinilainya tidak memberikan dampak apa-apa selain perkataan yang aneh. Pendapat ini sebetulnya tidak tepat. Kepenuhan seorang pemercaya oleh Roh Kudus bukan hanya soal berbahasa roh, bukan hanya untuk membangun dirinya serta berkomunikasi rahasia dengan Allah saja, tetapi juga menolong si pemercaya untuk dipimpin dan dikuasai Roh Kudus. Dengan demikian oleh pertolongan Roh Kudus si pemercaya dikembangkan kapasitasnya untuk menerima hal-hal yang luar biasa, dan supranatural dari Tuhan (anggur baru), dan mampu menolak apa yang berasal dari daging (Gal. 5:17).

(2). Bersedia mengembangkan potensi yang sudah ada

Matius 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Seorang tokoh terkenal pernah berkata: “Are you green and growing or ripe and rotting?” (Apakah anda masih hijau dan bertumbuh, ataukah sudah ranum dan membusuk?) Kalimat ini mengambil sebuah permisalan dari buah. Jika buah masih hijau, artinya buah itu masih akan tumbuh untuk mencapai saat dimana buah itu nantinya akan ranum atau matang. Tetapi ketika buah sudah matang, maka artinya buah itu tinggal menanti untuk membusuk dan akhirnya tidak lagi berarti. Ini bisa diaplikasikan dalam hidup yang kita jalani saat ini. Selama masih hijau, artinya kita masih akan terus bertumbuh, namun begitu kita merasa sudah tahu segalanya dan tidak punya keinginan lagi untuk terus bertumbuh atau belajar, maka itu berarti tinggal menunggu waktu untuk membusuk dan tidak bermakna apapun lagi.

Tuhan ingin kita terus bertumbuh dan berkembang. Tuhan ingin kita terus menemukan potensi-potensi yang ada pada diri kita, lalu mengasahnya terus baik lewat belajar, latihan dan sebagainya dan kemudian mempergunakan itu semua untuk tujuan yang baik. Sesungguhnya Tuhan ingin terus memberikan atau melimpahi kita dengan berkat-berkat-Nya (anggur baru), tetapi yang jadi masalah adalah sebesar apa kapasitas wadah yang ada pada kita untuk menampungnya? Anggaplah kita memiliki kantong-kantong untuk menampung berkat Tuhan, bagaimana kondisi kantong kita saat ini? Apakah kita memiliki kantong-kantong baru yang kuat atau kita masih terus bertahan dengan kantong lama yang usang dan lapuk?

Mari umat Tuhan, adalah kerinduan Tuhan untuk selalu mencurahkan anggur baru yang terbaik buat kita semua. Anggur baru akan memberi kita kapasitas maksimal dalam kehidupan, pekerjaan dan pelayanan. Jika kita tidak mempersiapkan wadah hati kita untuk menerima anggur yang tercurah dari Tuhan, kita bisa kehilangan begitu banyak berkat. “Kantong” hati kita tidak mampu menampung curahan berkat, dan akibatnya berkat akan terbuang sia-sia tanpa kita sadari. Oleh sebab itu, segera persiapkanlah kantong yang baru!

Tuhan Yesus memberkati!

29 Januari 2017 – Menampung Anggur Baru Ke Dalam Kantong Yang Baru

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.