Makna di Balik Ucapan Syukur Yesus (Pesan Gembala, 30 Oktober 2022)

MAKNA DI BALIK UCAPAN SYUKUR YESUS

Matius 11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

Kita sering mendengar ayat-ayat yang menyatakan tentang pentingnya orang percaya mengucap syukur kepada Tuhan, bahkan mengucap syukur di dalam segala hal seperti perintah yang tertulis di dalam 1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Atas dasar ayat-ayat tersebut, maka mulailah orang percaya mengucap syukur kepada Tuhan di berbagai keadaan.

Memang adalah mudah mengucap syukur di kala keadaan sedang dalam keadaan baik, sehat, aman dan berkecukupan di dalam banyak hal. Kita begitu mudah berterimakasih kepada Tuhan untuk hal-hal baik yang Ia berikan. Perkataan mengucap syukur dimaknai hanya sebagai ucapan “balasan” atas apa yang telah diberikan Tuhan bagi kita. Namun ketika ada firman Tuhan yang memerintahkan orang percaya untuk mengucap syukur di dalam segala hal, yaitu baik dalam keadaan baik maupun dalam keadaan tidak baik, maka mulailah makna perkataan mengucap syukur mulai menjadi rancu, sehingga seringkali hanya sekedar diucapkan meski tanpa mengerti makna yang sesungguhnya. Akhirnya tidak jarang perkataan mengucap syukur menjadi ucapan “lip service” belaka. Mengucapkan namun tanpa disertai hati yang memahami.

Jadi kalau begitu, bagaimana kita dapat memahami makna ucapan syukur yang sebenarnya? Pertama-tama kita harus mengetahui bahwa hal mengucap syukur itu bukan sekedar perintah yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk mengucapkannya, namun disadari sebagai gaya hidup Kerajaan Sorga, dimana ini pula yang sering diucapkan Yesus kepada Bapa sorgawi pada saat keberadaan-Nya di bumi. Perkataan itu dapat kita temukan di berbagai keadaan yang dihadapi Yesus. Dari situlah dapat kita temukan makna-makna penting di balik ucapan syukur yang diucapkan Yesus tersebut.

Sebagai contoh, ketika Yesus hendak memberi makan kepada 5.000 orang, disaat murid-murid-Nya hanya memiliki 5 roti dan 2 ikan yang didapat dari seorang anak kecil. Maka seberapa yang terkumpul, Yesus lalu menerima roti dan ikan yang diserahkan murid-murid kepada-Nya, kemudian Ia menaikkan tangannya kepada Bapa sorgawi sambil mengucap syukur. Dan lihat, apa yang selanjutnya terjadi. Pelipatgandaan! Luar biasa bukan? Jadi sadari, betapa luar biasa makna ucapan syukur kepada Tuhan yang sering kita ucapkan apabila kita memahami maknanya dan menyikapinya dengan benar. Nah, ini yang perlu kita ketahui, jangan sekedar melakukan”copy paste” tanpa tahu memahaminya.

Makna ucapan syukur dari peristiwa tersebut adalah tentang pribadi yang menghidupi prinsip Kerajaan Sorga, dimana pribadi tersebut menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari Kerajaan Sorga. Atas kesadaran itulah, maka segala tindakannya akan selalu dipengaruhi oleh cara pandang Kerajaan Sorga atau Kingdom of God’s mindset, di mana di dalam Kerajaan Sorga segala kebutuhan terpenuhi dan tidak ada kekurangan di Kerajaan Sorga. Maka ketika Yesus mengangkat tangan sambil mengucap syukur kepada Bapa sorgawi tanda bahwa Ia adalah bagian dari Kerajaan Sorga, maka Sorga mengetahui ada warganya yang membutuhkan penyediaan. Kuncinya adalah, hiduplah sebagai representatif dari Kerajaan Sorga yang tahu menaikkan ucapan syukur.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau kita menjalani hidup yang penuh dengan ucapan syukur dalam pengertian yang benar. Hari-hari ini, tidak sedikit orang percaya hidupnya diwarnai dengan berbagai keluhan. Keluhan yang kadang memertanyakan penggenapan dari apa yang dijanjikan Tuhan. Hidup dalam penantian yang tidak kunjung datang. Apalagi kalau mulai membanding-bandungkan diri dengan orang lain, serasa sepertinya Tuhan itu pilih kasih. Inilah yang akhirnya membuat perkataan ucapan syukur hanya perkataan yang sekedar diucapkan di mulut, namun tidak selaras dengan apa yang dirasakan di hati.

Bagaimana dengan makna ucapan syukur yang terdapat dalam ayat yang diberikan Tuhan sebagai pesan-Nya bagi kita?

Pahami bahwa firman Tuhan yang dihidupi merupakan kartu akses menuju perkara-perkara ilahi yang luar biasa

Matius 11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

Bahwa firman Tuhan atau perkataan Tuhan merupakan senjata Kerajaan Sorga yang dahsyat, namun sayangnya tidak semua orang percaya dapat menggunakannya. Padahal firman Tuhan yang dihidupi merupakan “kartu akses” menuju perkara-perkara ilahi yang luar biasa. Sayangnya, tidak semua orang percaya menyukai firman Tuhan. Ada orang-orang yang menolak pengajaran atau enggan diajar, ada orang-orang yang tidak suka dimuridkan, ada orang-orang percaya yang belum memiliki kebiasaan membaca firman, ada orang percaya tidak memercayai atau memedulikan perkataan Tuhan melalui pesan-Nya, ada pula yang tidak memercayai nubuat, dan lain-lain. Akibatnya, terjadi kehidupan rohani yang tidak tumbuh. Tidak ada akses kepada perkara-perkara supranatural.

Latar belakang ayat di atas adalah diawali dengan kecaman Yesus terhadap beberapa kota seperti Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum. Padahal kota-kota tersebut adalah kota-kota dimana paling banyak Yesus mengadakan mujizat-mujizat-Nya. Bayangkan, berbagai perbuatan ajaib telah dilakukan Yesus di sana, berbagai pengajaran-pengajaran luar biasa disampaikan, namun hanya sedikit orang-orang yang meresponinya. Yesus membandingkan kota-kota itu dengan kota Tirus dan Sidon dimana apabila disana terjadi peristiwa yang sama dengan Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum, pasti sudah lama mereka bertobat.

Setiap anugerah akan datang bersama dengan tuntutan untuk berespons dengan benar. Siapa yang diberi banyak akan dituntut banyak. Siapa yang mendapat anugerah boleh mendengar pemberitaan firman adalah orang-orang yang paling berbahagia. Tetapi yang paling celaka adalah orang-orang yang mendapat anugerah boleh mendengar pemberitaan firman tetapi tidak memedulikannya. Tuhan akan menghakimi dengan penghakiman yang tidak ringan bagi orang-orang yang mendapatkan keistimewaan sedemikian.

Yesus bersyukur kepada Bapa sorgawi bahwa sekalipun ada orang-orang yang merasa bijak dan pandai yang menolak pemberitaan-Nya, namun ada orang-orang “kecil” (NLT. Childlike), orang-orang seperti anak kecil yang polos dan tulus hati, yang mau membuka hati. Jadi makna mengucap syukur orang percaya dalam bagian ini menjadi jelas, bukan semata-mata perkataan ucapan syukur kepada Tuhan, namun datang dengan sikap hati”childlike”, yaitu orang-orang yang sadar bahwa mungkin keadaannya saat ini sedang tidak baik, namun tetap mau merendahkan diri untuk mendengar dan memercayai perkataan Tuhan. Orang-orang yang mau menyelaraskan hidupnya dengan jalan dan cara Tuhan. Kepada orang-orang seperti ini Tuhan akan membukakan banyak pintu akses.

Mari jemaat Tuhan, mungkin perkataan ucapan syukur sepertinya adalah perkataan sederhana dan bermakna biasa. Namun apabila kita memahami bahwa ada makna dahsyat di balik perkataan yang sederhana ini, kita akan tercengang. Kuncinya adalah pahami makna dahsyat di balik setiap perkataan syukur yang diucapkan Yesus kepada Bapa Sorgawi dan sikapi dengan sikap hati yang benar, bagaikan seorang anak kecil yang tulus dan polos hatinya.

Tuhan Yesus memberkati!

Makna di Balik Ucapan Syukur Yesus (Pesan Gembala, 30 Oktober 2022)

| Warta Jemaat |
About The Author
-