Kokohkan Kembali Lutut yang Goyah (Pesan Gembala, 6 Maret 2022)

KOKOHKAN KEMBALI LUTUT YANG GOYAH

Ibrani 12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;

Lutut jelas merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting. Lutut menopang beban tubuh terutama saat kita berdiri, berjalan, berlari, serta melompat. Disamping itu, sendi lutut juga berperan sangat besar untuk memobilisasi atau bergerak berpindah tempat dari satu titik ke titik lain bagi tubuh kita. Jadi jelas perannya sangat vital bagi hidup manusia. Nah, bisa dibayangkan apabila lutut yang vital ini menjadi goyah. Dalam bahasa aslinya bukan hanya goyah, namun juga adalah paraluo yang artinya melemah, bahkan lumpuh (paralyzed). Akibatnya, fungsi menahan/menopang tubuh dan bergeraknya seseorang menjadi terganggu.

Tangan dan lutut adalah indikator yang cukup bagus tentang apa yang terjadi di hati seseorang. Ketika hati kita penuh dengan keyakinan dan keberanian, maka tangan kita siap aktif melakukan fungsinya. Lutut menjadi kuat, membawa kita pergi atau bergerak ke mana Tuhan membawa kita. Namun, ketika hati tertekan atau merasa putus asa, tangan biasanya terkulai di sisi tubuh kita. Ketika takut, lututpun gemetar dan tidak bekerja dengan benar, bahkan bisa menjadi tidak bisa bergerak, lumpuh karena ketakutan.

Prinsip yang sama, dalam kehidupan rohani, apabila seorang percaya membiarkan hatinya lemah, membiarkan kekuatiran dan keraguan berkecamuk, membiarkan kemarahan dan kekecewaan menguasai, atau membiarkan kemalasan menghinggapi, perhatikan tangan yang tergantung di sisinya dan lutut di kakinya.

Tangan mulai terasa berat memberikan pelayanan aktif kepada Tuhan. Si tangan-tangan ini menjadi lemah, tepat pada saat Tuhan sebetulnya membutuhkan pekerja-pekerja-Nya untuk bekerja di ladang Tuhan. Lutut mulai melemah dengan cara yang sama. Seseorang mulai menjadi tidak mampu melipat lututnya untuk berdoa, mulai berat untuk berdoa dan berjuang untuk suatu kemenangan.

Apa yang menyebabkan orang percaya membiarkan dirinya lemah dan lututnya goyah sampai-sampai mereka tidak berdaya? Kemungkinan pertama mereka adalah orang-orang percaya yang masih dalam keadaan “bayi,” yaitu mereka yang belum terlalu lama dilahirkan kembali. Namun juga ternyata tidak sedikit orang-orang percaya lama yang masih ingin terus menjadi “bayi” untuk waktu yang panjang. Mereka adalah orang-orang yang enggan bertumbuh, karena bertumbuh adalah tentang memikul tanggung jawab. Penyebab lain mengapa terjadi kelemahan pada lutut adalah salah “mengkonsumsi makanan,” kurang berlatih dan kurangnya persekutuan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Bukan pertama kali kita mendapatkan pesan yang serupa, yaitu tentang lutut yang goyah ini. Dan kita sudah dapat menerka, bahwa apabila Tuhan menyampaikan pesan tentang lutut yang goyah, artinya tidak sedikit hari-hari ini di antara orang-orang percaya yang mengalami “lutut yang goyah.” Dan istilah lutut yang goyah ini merupakan gambaran adanya topangan atau pijakan hidup orang percaya yang mulai melemah oleh karena berbagai situasi yang terjadi. Akibatnya, diri mulai menjadi ragu untuk percaya bahwa kuasa Tuhan mampu untuk melakukan perkara yang besar atas dirinya, enggan untuk melangkah maju lebih jauh lagi, dan merasa nyaman dengan apapun keadaannya saat ini.

Hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar tidak menjadi orang percaya yang goyah lututnya, adalah:

Menyadari bahwa ada perlombaan yang wajib kita ikuti. Persiapkanlah diri kita.

Ibrani 12:1 “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita”

Penulis Ibrani mengingatkan bahwa ada set perlombaan yang Tuhan berikan kepada kita masing-masing. Jadi jangan berlama-lama dengan keadaan tangan yang lemah dan lutut yang goyah. Ada perlombaan yang diwajibkan dan ada perlombaan yang tidak diwajibkan. Perlombaan yang wajib dilakukan berkaitan dengan melakukan perjalanan pengiringan ke tujuan yang Tuhan sudah rancangkan, ada iman dan kesetiaan yang dibangun, dan kesungguhan hidup di dalam Kristus, yang berlangsung seumur hidup. Sementara, perlombaan yang tidak wajib diikuti adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan yang tidak selaras dengan kehendak Tuhan.

Daud pernah melakukan perlombaan yang tidak diwajibkan. Ketika seharusnya raja-raja maju berperang pada suatu musim semi, Daud memilih untuk tinggal diam di istana. Ia memilih untuk berjalan-jalan di sotoh istananya sambil memerhatikan keadaan yang terjadi di sekeliling, hingga akhirnya matanya tertuju pada seorang wanita yang sedang mandi, yang bernama Batsyeba.

Satu hal yang menarik, penulis Ibrani mengatakan bahwa karena perlombaan ini adalah perlombaan jangka panjang yang harus dilakukan dengan tekun, salah satu syaratnya adalah peserta harus siap menanggalkan segala beban dan dosa yang begitu merintangi. Bayangkan, mungkinkah seseorang melakukan perlombaan sambil mengenakan “ransel yang berisi barang atau peralatan yang berat” di pundaknya dan berharap dapat menjalaninya dengan baik dan menang? Tentu tidak mungkin bukan.

Apa yang dimaksud dengan “beban”? Di dalam terjemahan Alkitab versi The Message, kata “beban” ditulis dengan menarik, yaitu Extra spiritual fat (unrenewed mind), pikiran yang belum diperbaharui. Pikiran yang belum diperbaharui akan menjadikan seorang percaya memiliki cara berpikir dunia, namun selalu merasa benar sendiri. Pikiran seperti ini akan menghambat perjalanan dan pertumbuhan rohani seseorang ke tujuan Tuhan. Pikiran yang belum dibaharui membutuhkan pembaharuan, dan itu dapat terjadi ketika seorang percaya bertumbuh secara aktif di dalam pengenalan akan Tuhan dan aktif memasukkan kebenaran atau pikiran Kristus ke dalam dirinya.

Mari jemaat Tuhan, melalui pesan-Nya ini Tuhan mau kita terus bergerak maju di dalam Dia. Apapun situasi dan kondisi yang terjadi, jangan membiarkan pikiran kita “disusupi” oleh berbagai prasangka dan kecemasan sehingga menjadikan kaki kita enggan untuk bergerak lebih lanjut di dalam Kristus. Selamat berlomba.
Tuhan Yesus memberkati!

Kokohkan Kembali Lutut yang Goyah (Pesan Gembala, 6 Maret 2022)

| Warta Jemaat |
About The Author
-