Jangan Meremehkan Perkara yang Sering Dianggap Kecil (Pesan Gembala, 4 Juni 2023)

JANGAN MEREMEHKAN PERKARA YANG SERING DIANGGAP KECIL

Yosua 7:3 Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: “Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja.”

Perkataan ini adalah perkataan yang diucapkan oleh salah seorang pengintai yang diutus Yosua untuk mengintai kota Ai. Kota Ai adalah tujuan berikut dalam peperangan setelah kota Yerikho ditaklukkan karena lokasinya yang strategis. Sama seperti halnya Yerikho, mengalahkan Ai penting untuk bisa menguasai seluruh tanah Kanaan. Meski Ai kotanya jauh lebih kecil dari Yerikho, namun adalah penting untuk menguasainya karena Ai akan memberi Israel kendali atas jalan utama yang membentang sepanjang pegunungan dari utara ke selatan.

Apa yang dikatakan pengintai di atas memberikan gambaran yang jelas terkait dengan alasan kekalahannya bangsa Israel. Adalah kebiasaan Musa yang diikuti oleh Yosua bahwa sebelum mereka memasuki suatu wilayah baru selalu didahului dengan mengirim pengintai terlebih dahulu. Dalam hal kota Ai, laporan para pengintai menganggap remeh kota Ai, mereka melapor pada Yosua bahwa tidak usah seluruh bangsa itu pergi berperang. Cukup kerahkan dua atau tiga ribu orang saja yang pergi untuk menggempur kota Ai. Hasilnya, mereka sungguh dipermalukan. Mereka lari tunggang langgang dalam kejaran orang-orang Ai.

Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat. Bagi bangsa Israel kekalahan tiga puluh enam orang sudah merupakan kekalahan yang besar. Menganggap remeh musuh yang terlihat mudah dengan kekuatan yang kecil membuat bangsa Israel lengah dan tidak berperang sesuai dengan tuntunan Tuhan. Mereka menggunakan hikmat perhitungan dan kekuatan sendiri.

Kekalahan terhadap kota Ai yang dianggap remeh ternyata dapat berdampak besar sebagaimana dinyatakan oleh Yosua dalam doanya kepada Tuhan. Yosua kuatir kalau-kalau penduduk kota lain akan meremehkan bangsa Israel yang selama ini ditakuti. Bayangkan mereka dikenal sebagai bangsa besar yang keluar dari Mesir dengan cara yang ajaib, membelah laut, menaklukkan bangsa demi bangsa sepanjang perjalanan. Apa jadinya apabila mereka mendengar kekalahan bangsa Israel.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Melalui pesan-Nya ini Tuhan sedang mengingatkan kita orang percaya untuk tidak meremehkan hal-hal yang sebetulnya penting, namun seringkali dianggap hal sepele. Tuhan mau kita belajar dari peristiwa kekalahan bangsa Israel dari penduduk kota Ai. Masih banyak didapati perbedaan cara pandang di antara orang percaya terhadap sesuatu yang sebetulnya harus dipandang sebagai hal yang penting seperti Tuhan memandangnya, namun dipandang sebaliknya oleh pihak orang percaya. Orang percaya menganggapnya sebagai sesuatu yang kurang penting. Di sinilah pentingnya dilakukan penyelarasan cara pandang antara umat Tuhan dengan Tuhannya.

Kadang harus diakui bahwa tidak sedikit kekalahan yang dialami oleh orang percaya justru bukan karena gara-gara tantangan yang besar, bukan karena pergumulan yang terlalu besar, tetapi justru karena dimulai dari meremehkan hal-hal kecil yang sering dianggap sepele. Mereka tidak terlalu mempedulikan hal tersebut karena mereka menganggapnya sebagai hal yang mampu mereka atasi dengan sedikit kekuatan atau kemampuan mereka tanpa perlu terlalu melibatkan Tuhan.

Beberapa prinsip yang harus kita selaraskan berkaitan dengan pesan Tuhan bagi kita ini, agar ada persamaan persepsi di dalam cara kita memandang sesuatu dengan cara Tuhan memandangnya, di antaranya adalah:

(1). Seringkali kita menganggap ukuran kemenangan adalah tentang besar atau kecilnya persoalan, sedangkan bagi Tuhan ukuran-Nya bukan itu.

Yosua 7:3 Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: “Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja.”

Orang-orang yang ditugasi sebagai pengintai pada waktu itu bukan orang-orang sembarangan, karena para pengintai ini harus memberikan laporan yang akurat dari hasil pengintaian mereka. Demikian pula pengintaian dilakukan Yosua pada kota kecil yang bernama Ai. Arti dari ‘Ai’ adalah puing-puing. Jadi bisa dibayangkan kota ini tidak semegah Yerikho, kota yang berkubu tinggi. Strateginya tetap sama, yaitu Yosua kembali mengutus pengintai untuk melakukan pengintaian dan pencatatan data atas kota Ai. Dan hasilnya, mereka pulang dengan membawa data yang akurat, yaitu bahwa kota Ai penduduknya hanya sedikit sehingga disarankan agar Yosua tidak usah mengerahkan seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang saja yang pergi untuk menggempur Ai.

Di sinilah kesalahan Yosua dan tim inteligennya. Betul, bahwa mereka telah membawa data yang akurat tentang keadaan kota Ai, namun keputusan untuk mengirim berapa jumlah pasukan kali ini ditentukan hanya berdasarkan hasil pengintaian, berbeda ketika mereka hendak melawan kota Yerikho. Artinya, mereka memandang bahwa kunci kemenangan kekuatan pasukan yang dikirim berdasarkan keadaan dan jumlah penduduk kota Ai. Mereka lupa datang dan melibatkan Tuhan mengenai strategi apa yang harus mereka lakukan.

Bagi manusia seringkali ukuran kemenangan adalah berupa besar dan berapa kecilnya masalah atau persoalan yang mereka hadapi. Kondisi dan ukuran persoalan yang menentukan akankah mereka menang atau tidak atau apakah mereka perlu melibatkan Tuhan atau tidak. Sedangkan bagi Tuhan, ukuran kemenangan adalah bukan besar atau kecilnya masalah, tetapi seberapa si orang percaya mau datang dan melibatkan Tuhan atau tidak. Persoalan besar, tetapi datang kepada Tuhan, maka kemenanganlah yang diraih. Persoalan kecil, namun tidak datang dan melibatkan Tuhan yang ada hanyalah kekalahan.

(2). Seringkali ukuran kesetiaan kita adalah asal tidak meninggalkan Tuhan, sedangkan bagi Tuhan ukuran-Nya bukan itu.

Yosua 7:1 Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, …

Kemenangan yang mudah dan spektakuler atas Yerikho telah membuat mereka “over confident” alias terlalu percaya diri. Mereka berubah setia, karena bersandar pada pengalaman mereka dan bukan pada Tuhan. Keberhasilan berpotensi membuat seorang percaya menjadi sombong dan lengah karena mengira keberhasilannya merupakan pencapaian dirinya. Terbukti sampai hari ini masih dilakukan tidak sedikit orang percaya. Apabila mereka sudah berhasil, maka greget pencarian akan Tuhan seringkali mulai berkurang.

Kata “berubah setia” dikatakan dalam bahasa aslinya adalah ma’al, yang artinya act unfaithfully atau berlaku tidak setia. Namun jangan terburu-buru mengatakan bahwa mereka telah meninggalkan Tuhan. Karena terbukti bahwa mereka tidak meninggalkan Tuhan. Mereka hanya sudah tidak terlalu lagi mengandalkan Tuhan dan tidak terlalu memegang akan perjanjian yang telah mereka ikat dengan Tuhan.

Seringkali ukuran kesetiaan orang percaya adalah asal tidak meninggalkan Tuhan. Dan terbukti memang sudah sekian lama mengiring Tuhan. Di satu sisi tidak salah iring Tuhan sekian lama, namun bagi Tuhan, ukuran kesetiaan tidak diukur dari sekedar panjang pendeknya pengiringan, namun dari penundukan dan ketaatan pada firman-Nya atau kehendak-Nya. Kata ma’al  ini berlaku juga bagi suami terhadap isteri dan sebaliknya. Berubah setia jangan langsung diartikan dengan berpisah atau berselingkuh, namun apakah masih mengasihi, mengayomi, dan membimbing pasangannya? 

Mari jemaat Tuhan, belajar dari peristiwa bangsa Israel dalam menghadapi kota Ai, jangan kita meremehkan sesuatu yang Tuhan sendiri tidak menganggapnya remeh. Terbukti ketika Yosua akhirnya datang memohon petunjuk Tuhan untuk menghadapi Ai, maka Tuhan menyuruh Yosua menyiapkan tiga puluh ribu pasukan berikut sejumlah langkah strateginya. Jelas berbeda dari perkiraan awal pengintai bukan? Selamat menyelaraskan cara pandang kita dengan cara pandang Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Meremehkan Perkara yang Sering Dianggap Kecil (Pesan Gembala, 4 Juni 2023)

| Warta Jemaat |
About The Author
-