Bangkitkan yang Lumpuh (Raise the Paralyzed) – Visi 2024

BANGKITKAN YANG LUMPUH (RAISE THE PARALYZED) – VISI 2024

Kisah Para Rasul 14:8-10 (10) Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: “Berdirilah tegak di atas kakimu!” Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.

Apabila kita perhatikan, Kisah Para Rasul pasal 11-14 merupakan rangkaian perjalanan penginjilan rasul Paulus dan Barnabas ke berbagai wilayah dari titik awal sebuah kota bernama Antiokhia. Anthiokhia adalah awal mula terjadinya kegerakan orang-orang percaya sejak kematian Stevanus. Melihat banyaknya orang-orang yang menjadi percaya, maka para rasul di Yerusalem mengutus Barnabas ke sana. Dan bersama rasul Paulus mereka memulainya dengan mengajar banyak orang di Anthiokhia. Di kota ini untuk pertama kalinya orang-orang percaya dipanggil sebagai orang-orang Kristen. Dari Anthiokhia mereka terus melebar ke wilayah-wilayah lainnya seperti Ikonium, Listra, derbe, dan kota-kota lainnya.

Di Listra ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir dan belum pernah sekali pun dapat berjalan. Saat rasul Paulus berbicara ia duduk dan mendengarkan apa yang dikatakan rasul Paulus. Dan rasul Paulus dalam ketajamannya menatap orang lumpuh itu dan melihat bahwa orang itu memiliki iman dan dapat disembuhkan. Oleh karena itu, rasul Paulus menyuruh orang itu berdiri tegak di atas kakinya, dan muijizat pun terjadilah. Orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. Luar biasa bukan?

Dengan pulihnya orang lumpuh tersebut, terjadilah kehebohan. Bayangkan orang yang sudah dikenal sebagai seorang yang lumpuh sejak lahir, tiba-tiba sekarang ia bisa berdiri dan berjalan kian kemari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus dan kawan-kawan, mereka menyangka bahwa dewa-dewa telah turun ke atas mereka dalam rupa manusia.

Mendapat perlakuan begitu, Paulus dan Barnabas menjelaskan kepada orang banyak bahwa mereka adalah manusia biasa yang sama dengan mereka. Dari situlah rasul Paulus dan Barnabas kemudian memberitakan kabar kebenaran dan menjelaskan tentang pentingnya mereka meninggalkan kepercayaan mereka yang sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan memberikan mandat baru bagi kita sebagai duta Kerajaan-Nya untuk membangkitkan orang-orang yang lumpuh. Kita harus memahami bahwa apabila menyangkut visi Tuhan bagi gereja-Nya, Tuhan sangat konsisten dengan rencana-Nya. Perhatikan visi demi visi sejak tahun-tahun ke belakang selalu tentang apa yang Tuhan ingin kita lakukan agar banyak jiwa-jiwa yang dibebaskan dan diselamatkan.

Visi 2023 adalah tentang jiwa-jiwa yang harus kita celikkan matanya. Kali ini Tuhan mau agar orang-orang yang lumpuh dapat bangkit dan berjalan. Dimulai dari adanya pemberitaan Injil keselamatan yang harus disampaikan terlebih dahulu. Kita tahu bahwa orang yang lumpuh itu sulit untuk bergerak apalagi melakukan apa-apa. Ada begitu banyak keterbatasan yang dialami oleh orang yang lumpuh. Perlu ada orang-orang yang membangkitkannya.

Beberapa pengertian yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:

(1). Sadari bahwa diri kita harus merdeka dari kelumpuhan terlebih dahulu

Kis. 14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.

Hal yang pertama-tama harus kita pahami adalah bahwa apapun jenis kelumpuhan yang diderita oleh seseorang, ketika orang tersebut mendengarkan kebenaran firman Tuhan dan beriman, maka ia dapat disembuhkan. Artinya, tidak ada yang tidak dapat disembuhkan oleh Tuhan.

Berbicara tentang “kelumpuhan”, pertama-tama kita harus memahami definisi dari kelumpuhan terlebih dahulu. Definisi dari kelumpuhan adalah kondisi yang menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan untuk menggerakkan sebagian atau seluruh tubuh yang diakibatkan hilangnya fungi penggerak baik seluruh ataupun sebagian (parsial). Ada berbagai penyebab kelumpuhan, misalnya: gangguan syaraf yang berperan dalam mengatur gerakan otot tubuh, mengalami cedera syaraf tulang belakang, mengalami kecelakaan, atau lumpuh sejak lahir.

Namun jangan lupa, bahwa sesuai dengan definisi kelumpuhan di atas, ada “kelumpuhan-kelumpuhan” yang terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk melakukan fungsinya baik sebagian maupun seluruhnya atas apa yang seharusnya ia dapat lakukan. Artinya, jangan sampai kita sebagai orang percaya juga mengalami “kelumpuhan.” Tahu apa yang harus dilakukan sebagai orang percaya, namun tidak atau enggan melakukannya.

Tahu bahwa dirinya harus beribadah, namun enggan melakukannya; orang-orang percaya yang menyadari bahwa ia harus melakukan fungsinya dengan baik sesuai dengan kodratnya, misalnya: sebagai suami, isteri atau anak, namun tidak melakukannya; pelayan Tuhan atau hamba Tuhan yang hanya menyandang status saja, namun tidak melakukan fungsi dan tanggung jawabnya; orang yang berada dalam usia produktif namun memilih untuk menjadi beban bagi orang lain; orang yang tahu harus melakukan kebenaran namun memilih untuk tidak melakukannya.

Nah, apabila kita sebagai orang percaya masih berada dalam satu atau lebih dari kategori-kategori di atas, maka pertama-tama kitalah yang harus bangkit terlebih dahulu dari “kelumpuhan.” Sebetulnya lebih mudah bagi kita untuk bangkit, karena kita telah sering mendengar kebenaran firman Tuhan. Ketika beriman, maka seharusnya dapat disembuhkan.

(2). Sadari bahwa ada orang-orang yang hendak melumpuhkan kita sebagai orang percaya. Bagian kita adalah tetap berjalan maju.

Kisah Para Rasul 14:5-6 (5) Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu.  sekitarnya.

Apabila kita memerhatikan rangkaian perjalanan rasul Paulus dan Barnabas dari sejak Antiokhia, ada sebagian orang-orang Yahudi yang menerima dan ada orang-orang yang menolak pemberitaan mereka. Namun orang-orang yang menolak ini bukan hanya menolak, mereka juga memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah untuk membuat mereka menjadi marah terhadap rasul Paulus. Namun rasul Paulus dan Barnabas tetap mengajar orang-orang di sana.

Dan kemudian, orang-orang ini mengumpulkan orang-orang dan mulai melempari rasul Paulus dan Barnabas dengan batu. Akibat pelemparan batu tersebut, rasul Paulus dan Barnabas tidak menghentikan langkahnya lalu bersembunyi, melainkan pergi ke Listra. Sekalipun ia dilempari dengan batu, hal itu tidak menyurutkan hatinya untuk tetap pergi ke wilayah lain untuk memberitakan Injil. Ketika rasul Paulus memberitakan Injil di Listra, terdapatlah seorang lumpuh yang mendengarkan ia berbicara dan beriman sehingga dapat disembuhkan.

Mungkin tidak sedikit tantangan yang akan kita alami. Karena orang-orang yang berkedok agama yang kerjanya menghasut orang akan selalu ada dari sejak zaman dahulu. Namun ingat fokus kita bukan pada orang-orang tersebut, namun semangat yang dimiliki rasul Paulus dan Barnabas itu. Mereka tetap semangat di tengah tantangan yang ada.

Janganlah kita menjadi orang yang lumpuh atau yang mudah dilumpuhkan. Apa yang membuat rasul Paulus dan Barnabas bisa terus tetap maju di tengah berbagai tantangan yang terjadi? Karena pada mereka ada visi Kerajaan Sorga. Ada rencana Tuhan yang terus membakar diri mereka. Bersyukur bahwa kepada kita gereja-Nya ini Tuhan terus berbicara menyampaikan pesan dan visi-Nya kepada kita.

Mari jemaat Tuhan, kita tangkap dan “terbakarlah” dengan apa yang Tuhan percayakan kepada kita ini. Tuhan memercayakan semua ini kepada kita karena ia tahu bahwa kita mampu melakukannya. Ada Roh Kudus yang Tuhan sudah berikan untuk membantu kita dalam segala kelemahan kita. Di luar sana, banyak sekali orang-orang lumpuh yang perlu dibangkitkan, belum termasuk orang-orang percaya yang sedang mengalami “kelumpuhan”.

Tuhan Yesus memberkati!

Bangkitkan yang Lumpuh (Raise the Paralyzed) – Visi 2024

| Warta Jemaat |
About The Author
-