22 April 2018 – Apa Isi Buku Diary Kita?

Mazmur 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.
 
Mazmur 139 muncul dalam kondisi yang tidak biasa. Pada zaman itu kebanyakan orang percaya kepada dewa dan raja yang tidak maha tahu. Ketika Daud mengatakan bahwa Tuhan itu Mahatahu maka hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak biasa. Di sisi lain pada zaman itu raja dianggap mengetahui segala sesuatu, sedangkan Daud berkata bahwa dirinya tidak tahu segala sesuatu. Daud mau mengatakan bahwa Tuhannya melebihi semua dewa yang ada pada bangsa-bangsa lain. Ia sebagai raja yang dianggap harus tahu segala sesuatu justru mau mengatakan bahwa ia tidak tahu segala sesuatu. Padahal orang Israel yang mau tahu tentang Tuhan atau kehidupan kerohanian akan datang bertanya kepada Daud sebab dia dianggap serba tahu.
 
Daud berkata bahwa terlalu ajaib baginya, pengetahuan itu terlalu tinggi, tidak sanggup ia mencapainya. Dengan kata lain Daud mau berkata bahwa pengetahuan itu seharusnya membuat ia tahu bagaimana harus bersikap di hadapan-Nya. Dalam Mazmurnya tersebut Daud mencatat keterlibatan Tuhan mengenai kehadiran manusia di dunia ini. Tuhan telah melihat kita sebelum kita dilahirkan. Mata-Nya melihat kita ketika kita masih janin dalam kandungan ibu kita dan Dialah yang membentuk tubuh kita. Ia menjadikan kita dengan cara yang dahsyat dan ajaib. Semua karya Tuhan sungguh ajaib dan kita adalah salah satunya.
 
Ada hal menarik yang Daud ungkapkan di sini, yaitu bahwa hari-hari yang akan kita alami, baik hari-hari sebelum kita dibentuk, maupun yang akan kita jalani telah tertulis di dalam kitab-Nya sebelum satu pun dari hari-hari itu terjadi. Artinya, Tuhan memiliki sebuah perencanaan yang begitu matang dan sempurna ketika Ia mempersiapkan kelahiran dan hari depan kita.
 
Para pakar sering mengatakan tentang pentingnya perencanaan hidup. “Tentukan Tujuan Anda sendiri,” kata mereka. “Putuskan Anda ingin jadi apa dan apa yang ingin Anda lakukan satu tahun dari sekarang, 5 tahun dari sekarang, 10 tahun dari sekarang. Namun ingat, Tuhan sudah memiliki perencanaan yang jauh lebih dahsyat dibandingkan perencanaan yang kita buat. Keberhasilan sejati dari sudut pandang Tuhan hanya bisa dicapai kalau kita mengikuti rencana-Nya, bukan rencana kita.
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Masih banyak orang percaya yang ternyata memiliki isi “buku harian (diary)” yang berbeda dengan isi buku yang Tuhan  tulis dan rancangkan jauh hari sebelumnya bagi kita. Banyak “buku harian” yang isinya mencatat berbagai peristiwa yang ternyata merupakan hal yang sia-sia. Berisi rencana-rencana dan keinginan manusia semata-mata. Lewat pesan ini kita juga tidak dapat berkata bahwa, “Pantas saja hidupku menderita, karena aku tidak mengikuti rencana Tuhan” atau “Bersyukur hidupku nyaman karena aku berjalan dalam rencana Tuhan.” Mengapa? Karena patokan seseorang mengikuti rencana Tuhan tidak ada kaitannya dengan keadaan menderita atau keadaan nyaman.
 
Yang Tuhan inginkan adalah sadarilah bahwa bukan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa Tuhan pakai sebagai alat yang dahsyat di tangan Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya yang luar biasa. Tuhan mau memakai setiap kita tanpa memandang seberapa berbedanya kondisi kita dengan orang lain. Kuncinya adalah:
 
(1). Menyadari bahwa setiap kita diciptakan dengan sebuah tujuan dahsyat
 
Mazmur 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. 
 
Daud berkata, “mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, …” Konteks itu meyakinkan kita bawa saat kita masih dalam kandungan ibu kita, Tuhan sudah memperhatikan, membimbing perkembangan kita. Tapi yang sangat menarik adalah Dia sudah mengetahui semua hari-hari di depan kita. Sebelum saat kita pertama kali melihat cahaya, dia telah membuat arah dalam hidup kita yang Dia ingin kita jalankan dan peristiwa yang Dia ingin mengisi hari-hari kita.
 
Prinsip ini paling jelas dinyatakan dalam ayat: “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup didalamnya.”(Ef. 2:10). Mari kita menggunakan gambaran ini untuk mengatakan: “Mobil diciptakan sebagai alat transportasi.” “Telepon diciptakan untuk menelepon.” “Radio diciptakan untuk menerima sinyal radio” dan lain-lain. Jadi, ketika Tuhan berkata bahwa kita “diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan sebelumnya,” Ia bermaksud mengatakan bahwa Ia telah menciptakan kita dengan memberi kita kemampuan penuh, Ia telah menciptakan kita untuk tujuan itu, dan DNA dari natur kita yang baru adalah untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Ia persiapkan untuk kita lakukan. 
 
(2). Menyadari bahwa berbeda itu bukanlah sebuah kelemahan
 
Mazmur 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. 
 
Daud dibukakan Tuhan betapa seseorang itu tidak ada yang dijadikan secara biasa-biasa saja. Jika Tuhan memiliki suatu rencana besar bagi seorang pengemis buta, seperti yang tercatat dalam Alkitab, Dia pasti juga memiliki rencana yang tidak kalah dahsyatnya bagi setiap kitaSudah terlalu banyak “buku harian” orang percaya yang diisi dengan kata-kata penyesalan dan ketidakpuasan mengapa ia dilahirkan dalam keadaan yang berbeda. Akibatnya, banyak orang percaya yang menjalani hari-hari hidup yang berbeda sama sekali dengan apa yang telah Tuhan tulis tentang orang itu sebelumnya dalam kitab-Nya.
 
Kita harus bisa melihat, Tuhan tidak pernah membuat manusia persis sama. Setiap kita unik dan berbeda dibandingkan dengan seluruh ciptaan lain. Dan karena Tuhan yang menciptakan kita, maka hanya Dia yang mengenal kita secara sempurna dan lengkap. Dia bahkan lebih mengenal diri kita pribadi dibandingkan dengan kita sendiri. Maka dari itu, hanya Tuhan satu-satunya yang bisa merencanakan hidup kita dengan menggunakan seluruh potensi maksimum yang ada pada kita. Tuhan tahu kelebihan dan kekurangan kita. Dia tahu beberapa hal yang mungkin kita pikir sebagai kelebihan sebenarnya kelemahan, dan sebagian hal yang kita pikir kekurangan bisa dipakainya dengan sangat luarbiasa. 
 
Mari umat Tuhan, kita bukanlah orang-orang yang kebetulan ada di sebuah tempat tanpa tujuan yang pasti. Tuhan telah mengenal dan memilih kita di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan. Ia telah memilih kita dan Dialah yang telah membentuk kita dan menjadikan kita sebagaimana kita sekarang. Sebagaimana seluruh karya-Nya, kita pun merupakan karya-Nya yang dahsyat dan ajaib. Oleh sebab itu, tangkap rencana Tuhan dan mari bergeraklah bersama-sama, penuhi “buku harian (diary)” kita dengan perkara-perkara dahsyat, sedahsyat yang Tuhan telah tuliskan di kitab-Nya tentang kita. 
 
Tuhan Yesus memberkati!

22 April 2018 – Apa Isi Buku Diary Kita?

| Warta Jemaat |
About The Author
-