20 Juli 2018 – Keputusan Hari Ini Menentukan Hari Esok Kita

Mazmur 127:1-5 (1) Nayanyian Ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
 
Segala sesuatu yang kita lakukan menyatakan dan menunjukkan apa yang kita percayai. Karena kita percaya akan sesuatu maka kita memutuskan untuk melakukan hal-hal tertentu dalam hidup ini. Tapi kita harus mengerti bahwa setiap keputusan yang kita ambil ada konsekuensi – ada resiko, ada akibat – positif atau negatif, baik atau buruk. Alkitab dengan tegas berkata “apa yang kita tabur akan kita tuai.” Firman Tuhan adalah hukum dan ketetapan yang berlaku atas seluruh alam semesta ini. Keputusan apapun yang kita ambil selalu mengandung akibat dan resiko.
 
Karena apapun yang kita pilih dan lakukan itu mengandung akibat dan konsekuensi pada hari esok, maka sebetulnya kita bisa memprediksi apa yang akan kita terima atau alami di masa yang akan datang. Karena apa yang akan kita alami nanti ditentukan oleh keputusan kita hari ini. Apa yang kita bangun hari ini dan dengan cara apa kita membangunnya akan menentukan jenis bangunan seperti apa yang akan terbentuk di kemudian hari.
 
Setiap hari kita diperhadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil atau diputuskan. Apa yang kita putuskan hari ini akan menentukan apa yang akan kita terima besok atau di masa yang akan datang! Sebab itu berhati-hatilah dengan keputusan yang kita buat, sebab “Your decisions determine your future!” Keputusan-keputusan kita hari ini menentukan masa depan kita! Ini berlaku dalam seluruh aspek kehidupan kita, baik kehidupan jasmani maupun rohani.
 
Bukan tanpa alasan Salomo, penulis mazmur di atas, menuliskan hal ini. Begitu dilahirkan, ia sudah tinggal di dalam sebuah istana yang megah. Sesuai dengan arti namanya, yaitu damai sejahtera, Salomo lahir dan bertumbuh saat segala sesuatunya dalam keadaan damai sejahtera. Berbeda dengan Daud, ayahnya, yang adalah sesorang pejuang dimana tangannya telah “berlumuran darah” akibat perangan yang ia lakukan. Sebaliknya, Salomo lahir ketika segala keadaan sudah dalam keadaan aman dan tenteram. Namun akhirnya ia menyadari bahwa ketika segala usaha dan keputusan dilakukan dengan kekuatannya sendiri, maka yang terjadi adalah kehancuran di masa depan.
 
Inilah pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Jangan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan bahwa kita melakukannya atas dasar kemauan dan kesenangan semata-mata, namun pertimbangkanlah bahwa setiap keputusan yang kita ambil hari ini akan berdampak pada hari esok kita. Ketika kita mengambil keputusan yang salah, jangan berpikir bahwa itu hanyalah sebuah kesalahan saja, namun itu akan berdampak di hari-hari esok kita. Sebaliknya, ketika kita mengambil keputusan yang benar, jangan berpikir itu hanyalah sebuah keputusan yang biasa, namun sesuatu yang akan memengaruhi hari esok kita. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan selain mengambil keputusan yang tepat dan benar setiap saat.
 
Apa yang harus kita lakukan agar keputusan kita berdampak luar biasa di hari esok kita?
(1). Menjadi pribadi yang melibatkan Tuhan dalam membangun sesuatu
 
Maz. 127:1 … Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; …
 
Awal pemerintahan raja Salomo diwarnai dengan rasa syukurnya kepada Tuhan yang telah memercayakan kepadanya sebuah kerajaan yang demikian besar. Seakan-akan ia tidak percaya, masakan dirinya yang masih muda belia dan belum berpengalaman itu dipercayakan sedemikian hal yang luar biasa. Oleh sebab itu, Salomo datang memohon hikmat dan kebijaksanaan kepada Tuhan, agar setiap keputusan yang diambilnya seturut dengan kehendak Tuhan senantiasa. Ia menyadari, tanpa melibatkan Tuhan maka segala sesuatu akan menjadi sia-sia di masa depan. Oleh sebab itu, di dalam mazmur yang ditulisnya, Salomo menyadari sekali bahwa jika Tuhan tidak dilibatkan, maka sia-sialah semua usaha yang manusia lakukan.
 
Kalimat kunci dalam mazmur Salomo ini adalah “Jikalau bukan Tuhan yang…” Betul sekali, bahwa jika bukan Tuhan yang terlibat, jikalau bukan Tuhan yang memberkati, maka seberapa keras pun usaha kita di dalam membangun apa pun tidak akan membuat bangunan itu menjadi sesuatu yang indah sesuai dengan maksud Tuhan. Atau mungkin kita sering berkata, “Kalau bukan aku yang mengerjakannya…”, atau … “Kalau bukan aku yang memutuskannya …”, dan lain-lain. Hati-hati dengan pikiran seperti itu karena saat kita berpikir atau berkata demikian, sebenarnya kita sedang mengandalkan diri sendiri dan bukan Tuhan. Kita berpikir, kitalah yang menjadikan keluarga atau pekerjaan kita berjalan dengan baik. Padahal bukan begitu kebenarannya.
 
(2). Menjadi pribadi yang memiliki visi Tuhan bagi generasi berikutnya
 
Maz. 127:4  Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
 
Anak-anak digambarkan bagaikan anak-anak panah di tangan pahlawan, as arrows in the hand of a warrior. Jika kita ingin memanah sebuah target, tidakkah kita akan membidik dengan sebaik-baiknya agar bisa tepat mengenai sasaran? Seperti itulah pentingnya mengarahkan anak sejak masa kecil mereka agar mereka tampil menjadi orang-orang yang baik dan benar ketika mereka dewasa kelak. Begitu pentingnya sehingga diperlukan pahlawan/warrior untuk menggambarkan posisi orang tua bagi anak-anaknya. Artinya, jika orang tua tidak memperhatikan atau mempedulikan mereka dan lebih suka memberikan anak-anaknya ke tangan orang lain untuk mengurusnya, itu berarti mereka tidak bertindak sebagai pahlawan di mata Tuhan.
 
Lebih lanjut lagi Tuhan pun mengatakan: “Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.” (ay 5). Happy, blessed and fortunate, itu bahasa Inggris yang dipakai untuk menggantikan kata “berbahagialah” dalam versi bahasa Inggrisnya. Jika orang tua tidak mengajarkan anak dengan baik, atau tidak memberikan teladan yang baik, maka bukan hanya merugikan masa depan anak tapi juga akan membuat orangtuanya mendapat malu pada suatu saat nanti akibat perilaku anak-anak mereka yang tidak terpuji.
 
Tuhan Yesus memberkati!

20 Juli 2018 – Keputusan Hari Ini Menentukan Hari Esok Kita

| Warta Jemaat |
About The Author
-