15 Oktober 2017 – Menang Di Tengah Penghadangan

Nehemia 4:1 Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi
 
Nehemia diberi kuasa oleh raja Artahsasta untuk pergi ke Yerusalem sebagai gubernur dan membangun kembali tembok-tembok kota. Dan raja membantunya mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk sebagian pembangunan itu. Segera setelah Nehemia tiba di Yerusalem, ia menceritakan rencananya kepada orang-orang di sana. Mereka senang, dan mengatakan: ‘Marilah kita mulai membangun.” Sebagai seorang pemimpin yang inspiratif, Nehemia mengerahkan orang-orang sebangsanya untuk mulai membangun kembali seluruh tembok kota. 
 
Ketika musuh-musuh orang Israel melihat tembok itu semakin tinggi, mereka berkata: ‘Kita akan berangkat dan membunuh mereka, dan menghentikan pekerjaan pembangunan itu.’ Tetapi Nehemia mendengar hal ini, dan ia memberikan pedang serta tombak kepada para pekerja. Ia berkata: ‘Jangan takut kepada musuh-musuh kita. Berjuanglah demi saudara-saudaramu, demi anak-anakmu, demi istrimu, dan demi rumahmu.’
 
Orang-orang itu menjadi sangat berani. Mereka siap dengan senjata siang malam, sambil terus membangun sehingga dalam waktu 52 hari saja tembok itu selesai dibangun. Sekarang orang-orang itu merasa aman berada di dalam kota. Nehemia dan Ezra mengajarkan hukum Tuhan kepada orang-orang, dan mereka sangat senang.
 
Kisah Nehemia ini mengajar kita bahwa ketika umat Tuhan fokus melakukan sesuatu yang besar bagi Tuhan, maka perlawanan dari pihak musuh akan datang menghadang. Si jahat tidak akan mengganggu mereka yang sedang biasa-biasa atau pun mereka yang setengah hati untuk Tuhan. Sebaliknya, jika seorang percaya datang dengan api yang menyala-nyala untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan, maka musuh sebagai pihak oposisi akan tampil untuk menggagalkannya dengan segala cara. Tak ada sesuatupun yang diusahakan untuk Tuhan yang akan berjalan tanpa tantangan (nothing that is attempted for God will go unchallenged).
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tidak perlu terkejut dengan datangnya tantangan ketika kita justru sedang dipercayakan sesuatu oleh Tuhan. Kita baru saja memasuki visi yang baru, dimana Tuhan akan memercayakan kita suatu tanggung jawab besar, yaitu “menjadi kendaraan-Nya Tuhan.” Dapat dibayangkan hal besar apa yang akan kita lakukan di hari-hari ke depan. Ingat, musuh tidak akan menyusahkan orang percaya yang separuh kakinya masih menginjak dan memegang prinsip-prinsip dunia. Namun sebaliknya, segera setelah kita mengambil komitmen untuk taat secara radikal serta berpegang pada nilai Kerajaan Sorga, penghadangan dari sang oposan segera dimulai.
 
Hal-hal apa saja yang mungkin akan dilakukan si musuh, di antaranya adalah:
(1). Melemahkan melalui hinaan dan olok-olok
 
Neh. 4:2 dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: “Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?”
 
Sanbalat adalah gubernur Samaria, tetangga Yehuda di sebelah Utara. Tobia adalah seorang pemimpin dari daerah Amon. Karena itu ia sering disebut sebagai orang Amon. Tobia bekerja sama dengan Sanbalat dan Gesyem agar Nehemia menghentikan upaya membangun kembali tembok-tembok Yerusalem. Mereka bukan hanya berupaya merintangi, tetapi juga berusaha menghancurkan mental orang-orang Yahudi dengan kata-kata hinaan, yaitu apakah bangsa yang lemah seperti itu mampu menghidupkan kembali puing-puing yang telah runtuh dan hancur. Namun Nehemia mengabaikan semua olok-olok itu dan mengajak bangsa Israel tetap fokus pada visi bersama.
 
Satu kelemahan yang kerap masih dimiliki oleh orang-orang percaya bukanlah karena ketidakmampuannya menghadapi beban berat di dalam menjalani kehidupan, namun mudahnya menjadi lemah dan tersinggung saat menerima hinaan dan olok-olok. Bahkan tidak jarang hinaan dan olok-olok justru datang dari sesama orang percaya. Ya, tentunya orang percaya yang tidak bersungguh-sungguh di dalam Tuhan. Orang-orang inilah yang kerap menertawakan ketika melihat sesamanya sedang melakukan sesuatu untuk Tuhan. Komitmen kita untuk bersungguh-sungguh terhadap Tuhan telah mengancam gaya hidup mereka yang tidak takut akan Tuhan. Itulah yang menjadi penyebab utamanya.
 
(2). Melemahkan melalui ancaman dan intimidasi
 
Neh. 4:8 Mereka semua mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacauan di sana.
 
Apabila hinaan dan olok-olok si musuh tidak berhasil, maka mereka biasanya akan meningkatkan eskalasi serangan mereka. Apabila dalam ayat 1-3, mereka hanya menjadi marah dan mengejek, tetapi dalam ayat 7-8 sikap mereka meningkat menjadi makin jahat. Mereka menjadi begitu marah hingga merencanakan peperangan terhadap Yerusalem dan membuat kekacauan di sana. Bahkan bukan hanya itu, ternyata ada perkembangan dalam jumlah musuh dan penambahan posisi geografis dari orang-orang yang mengepungnya.
 
Melalui kisah ini kita melihat bahwa kejahatan adalah sesuatu yang bertumbuh! Bahkan juga dalam diri orang percaya, yang membiarkan kejahatan tertentu bercokol dalam hidupnya! Setiap kita pasti pernah melakukan dosa dengan pemikiran bahwa kita akan melakukan dosa itu sekali saja. Tetapi setelah kita melakukan dosa itu sekali, ternyata daya tarik dari dosa itu menjadi jauh lebih kuat, dan sebaliknya daya tahan kita terhadap dosa itu menjadi jauh lebih lemah, sehingga akhirnya kita terj­erumus dan makin lama makin dalam. Karena itu, janganlah memercayai bujukan si jahat yang mengajak Anda untuk berbuat dosa sekali saja! Dosa adalah sesuatu yang ber­tumbuh!
 
Mari umat Tuhan, sama seperti Nehemia dan orang-orang Yahudi yang mengalami tantangan ketika melakukan pekerjaan pembangunan bagi Tuhan, demikian pula musuh tidak akan tinggal diam pada waktu melihat Tuhan memercayakan sesuatu yang besar kepada kita. Ingatlah akan satu kalimat yang diucapkan Nehemia, yaitu “Jangan takut!” Mengapa jangan takut? Karena jika yang kita lakukan itu sesuai dengan kebenaran Tuhan, maka pasti akan mendapatkan penyertaan dan pembelaan dari Tuhan yang dahsyat! 
 
Tuhan Yesus memberkati!

15 Oktober 2017 – Menang Di Tengah Penghadangan

| Warta Jemaat |
About The Author
-