11 September 2017 – Lompatan Yang Mengubahkan

Mazmur 18:30 Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dan dengan Allahku aku berani melompati tembok. 
 
Mazmur ini merupakan kitab nyanyian syukur Daud kepada Tuhan karena Ia telah melepaskan hidupnya dari cengkeraman semua musuhnya dan dari tangan Saul yang selalu mengejarnya. Daud mengalami begitu banyak kesesakan dalam hidupnya. Tetapi pada akhirnya Tuhan mengangkat dia dan memuliakan namanya atas seluruh bangsa.
Tuhan menjaganya dan melepaskanya dari marabahaya yang mengancam keselamatan jiwanya.
 
Dalam mazmur ini pemazmur mengatakan bahwa Allah adalah “Bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” Hal ini menggambarkan bagaimana Daud telah melewati berbagai keadaan yang genting dimana Allah berperan menjadi penyelamatnya. Setelah penyelamatan terjadi maka pemazmur menyatakan pujian syukurnya. Ada lompatan besar telah terjadi dalam hidupnya.
 
Kata “melompat” dalam pengertian umum adalah suatu gerakan yang diambil oleh seseorang dengan mengambil sebuah ancang-ancang terlebih dahulu, lalu menghentakkan kaki lebih jauh dan lebih tinggi dari langkah biasa demi untuk melewati suatu jarak tertentu atau ketinggian tertentu. Dibutuhkan sebuah keputusan untuk bersedia mengeluarkan tenaga ekstra dalam melakukannya. Apabila berani melakukan hal itu, maka sesungguhnya kita sudah memindahkan tubuh kita dari tempat semula ke tempat lain yang lebih jauh atau lebih tinggi.
 
Berbagai situasi sulit pernah dihadapi Daud. Entah dirinya dikejar-kejar hendak dibunuh, berlari dari tempat satu ke tempat yang lain, ataupun dikepung serta dihadang oleh musuh yang besar jumlahnya. Namun ia menyadari bahwa tanpa pertolongan Tuhan ia tidak akan mampu melalui semuanya itu. Satu hal yang patut kita pelajari adalah, Daud tidak duduk diam begitu saja menantikan pertolongan Tuhan. Ia mengambil sebuah keputusan yang tidak biasa, yaitu berani melangkah bersama Tuhan menghadapi setiap hadangan dari musuh-musuhnya. Itulah sebabnya, dikatakan dalam mazmurnya, bahwa “dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dan dengan Allahku aku berani melompati tembok.”
 
Dengan melakukan “lompatan” bersama Tuhan posisi Daud telah berpindah dari tempat semula yang penuh tekanan dan ketakutan, ke tempat baru yang lebih jauh dan lebih tinggi, yaitu kemenangan.
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau membawa kita ke sebuah posisi yang baru, entah posisi itu bernama kemenangan, jabatan dan tanggung jawab yang baru, ataupun sebuah level baru dalam kehidupan kita. Namun untuk masuk ke posisi yang baru itu kita tidak dapat menempuhnya hanya dengan berjalan biasa, apalagi diam. Tuhan mau kita melakukan sebuah “lompatan”. Dan seperti kita ketahui, untuk terjadinya lompatan dibutuhkan sebuah keputusan untuk mau “menghentakkan” kaki kita dan mengeluarkan “tenaga” ekstra untuk melakukannya.
 
Lompatan-lompatan apa yang dimaksudkan oleh Tuhan?
 
(1). Lompatan iman
 
Maz.18: 29 Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya; Tuhan, Allahku, menyinari kegelapanku.
 
Ketika nabi Samuel mengurapi Daud muda yang ketika itu sedang bertugas sebagai seorang penggembala kambing domba kepunyaan ayahnya, Daud menyadari bahwa suatu hari kelak ia akan menjadi raja bagi bangsa Israel. Ia mungkin sudah membayangkan bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan mulus. Ia berharap dipanggil ke istana lalu menjalani proses pendidikan sebagai seorang pejabat kerajaan yang suatu hari kelak dipanggil oleh raja Saul untuk menggantikannya. Namun harapan itu pupus ketika melihat kenyataan bahwa alih-alih menjadi raja, ia malah menjadi buronan nomor satu raja Saul yang demikian gigih mengejarnya. Daud punya banyak alasan untuk menyerah dan mengubur dalam-dalam setiap janji Tuhan. Semua jalan terlihat begitu gelap. Namun Daud memilih untuk tetap percaya dan menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya pelita yang menerangi jalannya.
 
Sama halnya dengan Abraham. Ia meninggalkan sanak keluarganya di Ur Kasdim untuk berkelana menuju ‘tanah perjanjian’ yang tidak diketahui persis di mana lokasinya. Ia hanya berbekal iman kepada Tuhan yang telah memanggilnya. Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran” (Kej. 12:1-4). Bergeraklah ketika Tuhan berfirman, dan percayalah bahwa apabila kita taat, maka akan terjadi hal-hal luar biasa. Hari-hari ini Tuhan sedang mencari orang-orang yang mau mendengar suara-Nya, sehingga mengalami lompatan-lompatan yang luar biasa dalam hidupnya.
 
(2). Lompatan keberanian
 
Maz. 18:38 Aku mengejar musuhku sampai kutangkap mereka, dan tidak berbalik sebelum mereka kuhabiskan;
 
Ketika diperhadapkan dengan pihak musuh yang sedang menghadangnya, Daud memiliki beberapa pilihan. Pertama, duduk diam sambil bersembunyi menunggu langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh pihak musuh, dengan konsekuensi musuh akan mendapatkan dirinya lalu menangkapnya hidup-hidup atau mati. Kedua, berdoa kepada Tuhan memohon tuntunan Tuhan untuk strategi apa yang harus ia lakukan. Dan Daud senantiasa mengambil pilihan kedua ini. Itu pun dengan catatan bahwa seringkali tuntunan Tuhan tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Arahan Tuhan seringkali membuat tidak nyaman pada waktu kita melakukannya. Dibutuhkan sebuah ketetapan hati untuk tetap melakukannya jua. Inilah yang dinamakan “lompatan keberanian.”
 
Tembok Yerusalem yang dihadapi Daud bukanlah tembok setinggi pagar pembatas di halaman depan rumah, melainkan tembok besar setinggi puluhan meter dengan dijaga oleh pasukan bersenjata lengkap. Rasanya akan ciut hati setiap orang ketika menghadapinya. Namun Daud adalah seorang prajurit sejati, ia tahu apa yang harus dilakukannya. Sebuah tanggung jawab dari Tuhan yang harus ia laksanakan. Bersama Tuhan akhirnya ia, bersama-sama dengan seluruh pasukannya, berhasil menaklukkan Yerusalem yang menjadi pusat pemerintahannya kelak. Tanpa melakukan lompatan melampaui tembok yang ia hadapi, maka keadaan tidak akan berubah.
 
Umat Tuhan, melompat adalah sebuah tindakan yang tidak biasa. Dibutuhkan sebuah keputusan untuk mau mengeluarkan tenaga ekstra, mengambil ancang-ancang, cucuran keringat dan bahkan resiko. Namun ingat, kita tidak melakukannya sendiri, melainkan melibatkan Tuhan. Dan lihatlah posisi baru apa yg akan kita dapati setelah lompatan itu. 
 
Tuhan Yesus memberkati!

11 September 2017 – Lompatan Yang Mengubahkan

| Warta Jemaat |
About The Author
-