Ulangan 28:13  TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,

Berhasil dalam pekerjaan, bersinar di dalam pelayanan, karir meningkat, itulah impian semua orang. Tidak ada seorang pun yang mau mengalami stagnasi apalagi merosot dalam karirnya. Betapa bahagianya jika pekerjaan kita berhasil, terus mendapat promosi hingga naik lebih tinggi lagi. Kita rindu selalu mengalami keberhasilan dalam semua usaha yang dilakukan, bahkan dalam setiap aspek kehidupan. Semua orang ingin berhasil membangun keluarga yang berbahagia, anak ingin berhasil di mata orang tua, orang tua ingin berhasil mendidik anak-anak, dan sebagainya. Tidak ada orang yang memimpikan kegagalan.

Namun kenyataannya ada orang-orang yang masih bergumul dengan hal itu. Bukannya mendapatkan promosi, tapi malah degradasi ke tingkat yang lebih rendah. Penyebabnya bisa karena berbagai hal. Ada yang mengalaminya sebagai bagian dari proses pembentukan Allah tapi ada juga karena hal yang lain. Tapi percayalah bahwa seharusnya situasi itu tidak terjadi untuk selamanya. Apa yang diinginkan Tuhan adalah menempatkan setiap umat-Nya menjadi kepala, bukan ekor, tetap naik dan bukan menjadi turun.

Ketika Tuhan berkata bahwa apabila umat-Nya mendengarkan perintah-perintah-Nya dan melakukannya dengan setia maka Tuhan akan mengangkatnya menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, apakah ini berarti bahwa orang-orang yang berada di posisi kepala dan orang-orang yang karirnya sedang menanjak sudah pasti karena hasil dari mendengar dan melakukan perintah Tuhan? Ternyata belum tentu. Apakah orang-orang yang masih bergumul di posisi bawah sudah pasti seorang yang tidak melakukan firman? Belum tentu juga. Jadi, apakah sesungguhnya yang Tuhan maksud dengan menjadi “kepala” dan “naik” itu?

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Jelas Tuhan mengatakan bahwa Ia tidak menghendaki umat-Nya menjadi turun. Ia ingin setiap kita terus naik bahkan menjadi pemimpin-pemimpin yang luar biasa. Oleh sebab itu, melalui pesan-Nya ini mari kita sama-sama belajar tentang apa yang dimaksud dengan “menjadi kepala dan bukan menjadi ekor” dan “naik bukan menjadi turun.”

(1).  Kualitas hidup yang mampu menjadi teladan

Kejadian 39:5  Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Makna “kepala” (Ibr. rosh) dalam bahasa aslinya memiliki arti yang luar biasa, yakni pemimpin, orang yang utama, pengatur, atau orang yang mampu menjadi teladan dan memiliki dampak bagi orang lain. Terlepas dari jabatan atau posisi yang sedang dipercayakan kepada kita saat ini, entahkah posisi tinggi sebagai seorang pemimpin ataupun posisi rendah sekalipun, Tuhan mau kita menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kualitas hidup yang dapat memberikan pengaruh positif.

Yusuf merupakan contoh pribadi yang meskipun sedang berada di garis bawah dalam kehidupannya, namun ia menunjukkan kualitas hidup sebagai seorang kepala. Sebagai seorang budak, Yusuf bisa saja bertindak sebagai seorang “pengekor” yang berarti hanya pengikut yang tidak memiliki inisiatif apa-apa. Pengekor hanyalah seorang yang berjalan membuntuti tuannya tanpa mengerti maksud dan tujuannya selain menempel di belakang. Pengekor adalah seorang yang harus diperintah terlebih dahulu untuk melakukan tugasnya. Namun sebaliknya, Yusuf malah menunjukkan “kelasnya” sebagai seorang yang bisa dipercaya, bahkan oleh karena keberadaan Yusuf, maka Tuhan memberkati Potifar, rumahnya, dan segala yang dimilikinya.

Ternyata kualitas hidup sebagai seorang kepala tidak selalu harus dimiliki seseorang yang memiliki posisi tinggi dan memiliki banyak hal terlebih dahulu. Yusuf telah membuktikannya, bahkan sekalipun saat penjara yang harus ia terima sebagai “upah” atas kejujurannya, hal itu tidaklah menyurutkan hatinya untuk terus memberi pengaruh positif. Dan ia terus melakukannya di mana pun ia ditempatkan.

(2). Mentalitas pribadi yang menangkap visi Tuhan

Kejadian 39:9B  Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”

Ternyata kata “kepala” tidak hanya memiliki makna sebagai penunjuk identitas  jabatan atau posisi seseorang saja, namun juga untuk menunjukkan mentalitas seseorang. Ternyata tingginya jabatan atau pangkat seseorang tidaklah berbanding lurus dengan sikap dan mentalitasnya, dan sebaliknya. Orang yang tinggi posisinya tidak menjamin bahwa ia memiliki akhlak dan mentalitas yang terpuji. Sebaliknya, orang-orang yang memiliki posisi rendah dan jabatan yang mungkin dipandang sebelah mata oleh orang-orang, tidak menjamin bahwa ia pasti memiliki moral yang rendah. Kata “kepala” yang dimaksudkan Tuhan di sini adalah orang-orang yang memiliki visi dan mentalitas Kerajaan Sorga, terlepas dari posisi dan jabatannya, yang sepatutnya memiliki mentalitas Kerajaan yang diwakilinya.

Yusuf, meskipun ia tidak tahu kapan waktu penggenapan dari mimpi yang pernah ia terima dari Tuhan, yaitu menjadi seorang penguasa, namun mentalitas sebagai seorang duta Kerajaan Sorga telah melekat pada dirinya. Terbukti ketika isteri Potifar berulang kali menggodanya untuk tidur bersamanya, Yusuf sedikitpun tidak tergoda untuk meladeninya, karena ia sadar bahwa seorang yang membawa visi Kerajaan Sorga tidak akan melakukan hal-hal yang rendah di hadapan Allahnya. Hal yang sama dilakukan pula oleh Yusuf ketika ia bertemu dengan saudara-saudaranya saat ia telah menjadi seorang penguasa, ia mengampuninya.

Mari umat Tuhan, tidakkah kita menyadari bahwa Tuhan sedang membawa kita untuk menjadi orang yang semakin naik, bukan turun dan menjadi kepala, bukan ekor dalam arti yang sesungguhnya. Namun, untuk mencapai posisi seperti itu dibutuhkan kualitas dan mentalitas ilahi dalam diri pribadi setiap kita.

Tuhan Yesus memberkati!

10 Mei 2015 – Menjadi Kepala, Bukan Ekor

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.