Yosua 3:7 Dan Tuhan berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.

Inilah perkataan yang disampaikan Tuhan kepada Yosua, ketika bangsa Israel, untuk pertama kalinya, hendak menyeberangi sungai Yordan di bawah kepemimpinan Yosua, untuk memasuki Tanah Perjanjian. Setelah beberapa saat sebelumnya bangsa Israel mempersiapkan diri, melewati pergumulan demi pergumulan yang tidak mudah, akhirnya tibalah saat penggenapan dari apa yang telah dijanjikan Tuhan jauh hari sebelumnya. Akhir yang menggembirakan dari sebuah perjalanan panjang bangsa Israel setelah menghabiskan masa empat puluh tahun berjalan berputar-putar di padang gurun.

Melalui pesan ini, Tuhan kembali mengingatkan kita bahwa Ia selalu menggenapi janji-Nya bagi kita, umat Tuhan, yang telah sekian lama menanti-nantikan Dia. Selain itu, masih ada hal lain yang Tuhan mau ajarkan kepada kita lewat peristiwa ini, di antaranya adalah:

(1). Mempersiapkan generasi berikutnya
Yosua 3:7 Dan Tuhan berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.

Lewat kisah kemenangan Yosua ini, ternyata Tuhan juga sedang mengajarkan tentang pentingnya regenerasi kepemimpinan, dari generasi lama ke generasi baru, bahkan generasi yang baru inipun harus mempersiapkan pengganti bagi generasi berikutnya lagi. Artinya, Tuhan konsekuen dengan rencana utamanya (God’s masterplan), bahwa manusia ciptaan-Nya yang serupa dan segambar dengan diri-Nya bukan hanya sekedar bisa melahirkan anak secara fisik, namun juga harus bisa mempersiapkan suatu generasi ilahi, generasi penerus yang memenuhi dan menguasai bumi (Kej. 1:26- 28), sehingga bumi penuh dengan kemuliaan-Nya.

Ayat 7 di atas adalah bukti bahwa kemenangan yang diraih Yosua adalah kemenangan spektakuler yang dipercayakan Tuhan kepada seorang pribadi muda usia dan bahkan juga minim dalam pengalaman kepemimpinan. Hal ini menegaskan bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja asalkan mau berjalan dalam tuntunan-Nya. Yosua digambarkan dalam Yos. 1 sebagai seorang anak muda biasa yang juga mengalami kegentaran dan kegamangan ketika dipercayakan suatu tugas penting, yaitu menjadi pemimpin suatu bangsa yang besar menggantikan Musa dan harus membawa umat Tuhan menyeberangi sungai Yordan memasuki Tanah Perjanjian. Berkali-kali Tuhan perlu menguatkan Yosua agar tetap kuat dan teguh di dalam menjalankan tugas barunya ini.

Hal inipun mengingatkan kita kepada seorang anak muda dalam PB yang bernama Timotius, yang juga sempat mengalami masa-masa ketakutan dan keragu-raguan ketika dipercayakan tugas besar oleh Paulus, bapa rohaninya. Berkali-kali pula Timotius diyakinkan bahwa Tuhan tidak pernah memberikan roh ketakutan kepadanya (2 Tim. 1:7). Paulus juga menguatkan Timotius tatkala ia merasa rendah diri karena harua mengemban tugas besar dan penuh tantangan di usianya yang masih muda (1 Tim. 4:12).

Kalau kita perhatikan, semua keberhasilan yang diraih oleh pemimpin-pemimpin muda ini tidak terlepas dari hasil tempaan generasi pendahulunya. Yosua dipersiapkan oleh seorang pribadi yang bernama Musa. Musa berbicara tentang sosok orangtua kandung ataupun orangtua rohani yang bukan hanya mengajar lewat perkataan saja, namun juga lewat contoh kehidupan yang dapat dilihat dan dipelajari langsung oleh anak-anaknya. Hasilnya, ketika hendak mengadakan regenerasi kepemimpinan atas bangsa Israel, sangatlah mudah bagi Tuhan untuk menemukan pengganti Musa, karena Yosua, sekalipun masih muda, namun ia merupakan duplikasi dari Musa. Regenerasi yang sama juga dilakukan oleh Elia kepada Elisa.

Segera sesudah bangsa Israel berhasil menyeberangi sungai Yordan,  hal pertama yang dilakukan Yosua adalah mempersiapkan generasi selanjutnya, yaitu dengan cara memerintahkan setiap kepala suku untuk mengangkut batu dari dasar sungai yang kemudian dijadikan sebagai batu peringatan bagi anak-anaknya, dengan maksud supaya keturunan mereka kelak mengetahui betapa dahsyatnya Allah yang disembah orangtuanya, yaitu Allah yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan masuk ke tanah yang berlimpah susu dan madu, seperti yang dijanjikan-Nya. Yos. 4:6 supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu?

(2). Generasi yang berjalan dengan iman
Yos. 3:13 Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut Tuhan, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.”

Peristiwa ini berbeda dengan peristiwa terbelahnya Laut Teberau. Ketika itu Musa berseru-seru kepada Tuhan meminta pertolongan, lalu Tuhan menjawab dengan menyuruh Musa mengangkat tongkatnya ke arah laut dan kemudian lautpun terbelah sehingga bangsa Israel dapat berjalan di tanah yang kering. Pada peristiwa Yosua menyeberang sungai Yordan, Tuhan memerintahkan para imam pengangkat tabut untuk melangkahkan kakinya terlebih dahulu ke sungai Yordan yang sedang meluap airnya di musim menuai.  Sungai Yordan yang begitu lebar tidak membuat para imam menjadi gentar untuk tetap melangkahkan kaki mereka hingga masuk ke dalam air. Ketika kaki para imam pembawa tabut masuk ke dalam air, maka pada saat itu barulah air sungai Yordan berhenti mengalir. Melalui demonstrasi kuasa-Nya berdasarkan pengalaman iman ini, Allah bertujuan untuk melatih iman umat-Nya supaya mereka cakap dan tidak gentar untuk menghadapi berbagai tantangan dalam rangka menguasai seluruh wilayah di tanah yang dijanjikan Tuhan tersebut.

Peristiwa generasi Yosua menyeberangi sungai Yordan dengan tabut Allah berjalan di depan, memutuskan aliran air sungai, sehingga air yang turun dari hulu melonjak jauh sekali sampai dekat Adam, kota yang terletak dekat Sartan (Yos. 3:16) ini merupakan gambaran tentang kita, umat PB yang telah ditebus oleh kematian Yesus di atas kayu salib, dimana kematian Yesus (tabut yang dibawa imam sampai ke tepi sungai Yordan) telah memutuskan aliran kematian, bahkan air melonjak sampai ke kota Adam. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan Adam pertama telah digantikan oleh karya penebusan Adam yang kedua, yaitu Yesus Kristus. Dan karya penebusan Kristus inilah yang membuat orang percaya dapat masuk dan menikmati apa yang telah dijanjikan Tuhan bagi umat-Nya. Yaitu umat yang berjalan dalam iman yang diekspresikan dengan tindakan ketaatan akan segala perintah Tuhan.

Umat Tuhan, pesan yang Tuhan berikan bagi kita ini bukan hanya sekedar pernyataan kemenangan bagi kita umat-Nya saja, namun juga mengingatkan tentang siapakah kita di dalam Kristus. Kita adalah umat yang telah ditebus di atas kayu salib dimana kemenangan dan penggenapan janji-janji-Nya adalah bagian kita. Ada rencana Tuhan yang harus kita laksanakan dan dibutuhkan iman untuk mencapainya.

Tuhan Yesus memberkati!

08 Juli 2012 – Kemenangan Josua

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.