1 Korintus 3:10-11 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menggambarkan dirinya sebagai seorang ahli bangunan yang cakap yang telah meletakkan dasar atau fondasi, dan jemaat Korintus diibaratkan sebagai sebuah bangunan. Seorang ahli bangunan (Yun. architekton) ternyata tidak hanya sekedar merancang sebuah bangunan agar terlihat indah dan menarik saja, tetapi juga bertanggung jawab atas seluruh penggunaan bahan-bahan yang digunakan pada bangunan tersebut, termasuk jenis fondasi apa yang akan digunakan. Seorang ahli bangunan juga bertanggung jawab atas seluruh proses pengerjaan bangunan, mulai dari tahap pengerjaan awal hingga selesainya seluruh proses pembangunan.

Alkitab mencatat ada dua dasar yang seringkali digunakan untuk membangun rumah: batu dan pasir. Batu berbicara tentang sesuatu yang kuat dan kokoh, sedangkan pasir tentang sesuatu yang mudah diterpa angin, berubah, bergerak. Kita harus meletakkan dasar ‘rumah’ kita di atas batu karang rohani yaitu Yesus Kristus, supaya rumah kita tetap kuat dan kokoh, karena di dalam Dia ada jaminan keselamatan, ada masa depan, ada harapan dan juga kepastian hidup yang kekal.

Yesus adalah Pribadi yang tidak pernah berubah, Dia tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Jika dasar pembangunan “rumah rohani” kita adalah Tuhan Yesus, maka seberat apa pun badai persoalan  yang mungkin melanda, rumah kita akan tetap kokoh berdiri. Namun jika yang menjadi dasar “rumah rohani” kita adalah pasir (gambaran dari sesuatu yang tidak tentu, bergerak dan mudah berubah), maka ketika hujan turun, banjir datang dan angin persoalan melanda, rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.

Oleh sebab itu, dalam hidup ini jangan sekali-kali berharap dan mengandalkan sesuatu yang tidak berlandaskan kebenaran firman Tuhan, karena semuanya itu tidak tentu dan bisa lenyap seketika. Memang, membangun rumah di atas batu itu tidaklah mudah, melainkan perlu perjuangan. Ada harga yang harus kita bayar! Tetapi ketika angin dan badai melanda, rumah itu akan tetap bertahan. Sebaliknya membangun di atas pasir sangatlah mudah, tetapi bila angin atau badai datang, rumah itu akan mudah hancur pula.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di awal tahun 2017 yang baru kita masuki ini, Tuhan mau kita memerhatikan dasar bangunan yang kita gunakan di dalam setiap proses pembangunan kehidupan kita. Bertindaklah seperti rasul Paulus yang menyebut dirinya sebagai ahli bangunan yang cakap yang telah meletakkan dasar yang benar pada jemaat yang dibangunnya, sebagaimana ia sendiri telah meletakkan dasar yang benar bagi dirinya sendiri. Kita sedang memasuki sebuah zaman yang “berbeda” apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Apabila kita tidak mendasari hidup kita dengan dasar kebenaran yang kokoh, maka ketika angin dan badai melanda mudahlah menjadi hancur.

Apa yang harus kita lakukan agar senantiasa berjalan dalam fondasi yang kokoh?
(1). Menjadi pribadi yang bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalam firman Tuhan

Yos. 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Yosua mendapat tugas penting untuk menggantikan Musa, membawa bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian. Yosua tahu bahwa ini bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Tetapi Yosua tahu bahwa Tuhan akan menyertai dia, asalkan selalu berpegang teguh pada Firman-Nya. Kita semua tahu bahwa pada akhirnya Yosua berhasil membawa umat Israel masuk ke Tanah Kanaan. Demikian juga dengan kita, Tuhan ingin agar kita senantiasa berhasil dalam setiap langkah hidup kita. Tuhan ingin agar kita senantiasa beruntung dalam apapun yang kita kerjakan. Dia ingin agar keluarga, rumah tangga, pekerjaan, keuangan, bisnis, studi dan segala aspek kehidupan kita dapat berhasil dan sukses.

Minimal ada tiga kata kunci yang terdapat pada ayat di atas, yaitu memperkatakan firman, merenungkan firman tersebut siang dan malam dan bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalam firman Tuhan. Memperkatakan dan merenungkan firman Tuhan adalah sesuatu yang mungkin sudah sering kita dengar dan lakukan. Namun mulailah kita juga belajar untuk bertindak hati-hati dengan segala yang tertulis di dalam firman Tuhan. Salah satu tanda manusia akhir zaman adalah: tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah (2 Timotius 3:4). Dan realita menunjukkan, bahwa banyak orang percaya cenderung bertindak tanpa berpikir panjang, baik itu di dalam perbuatan atau perkataan.

(2). Menjadi pribadi yang mau ditanam dan diajar

Ef. 4:11-14 (11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Bagaimana kita mengukur kedewasaan kita. Kedewasaan tidak berbanding lurus dengan bertambahnya usia manusia. Usia bukanlah jaminan seseorang telah dewasa. Dalam sudut pandang rohani yang ditulis rasul Paulus, seseorang akan disebut dewasa jika memenuhi beberapa standar kebenaran, di antaranya: Tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran (ay. 14). Hari-hari ini kita tahu bahwa ada begitu banyak pengajaran yang mencoba “mewarnai” kehidupan kekristenan. Mulai dari pengajaran-pengajaran yang sehat dan Alkitabiah, pengajaran-pengajaran yang kelihatannya baik namun tidak Alkitabiah, hingga pengajaran-pengajaran yang jelas sembrono dan menyesatkan.

Untuk bisa menjadi orang-orang dewasa yang bertumbuh dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran dan cakap untuk membedakannya, pastikan kita berada dan ditanam di dalam sebuah jemaat lokal dimana Tuhan telah mengaruniakan seorang gembala untuk memperlengkapi kita dalam segala hal sehingga kita bisa berfungsi sebagaimana mestinya dalam tubuh Kristus. Untuk itu pastikan kita berada di tempat yang Tuhan maksudkan, dan mari kita dengan rendah hati dan lembut hati mau tunduk di bawah otoritas pemimpin rohani, mau diajar, mau dipimpin dan dibapai demi pertumbuhan rohani kita.

Mari umat Tuhan, kita sedang memasuki sebuah masa yang tidak mudah dimana berbagai “angin” mencoba melanda. Apabila kita tidak sungguh-sungguh berjalan dalam keintiman bersama Tuhan Yesus Sang Sumber kebenaran sejati yang membuat fondasi kita kokoh, maka akan sangat mudah merobohkan apa yang telah kita bangun.

Tuhan Yesus memberkati!

01 Januari 2017 – Berjalan dengan Fondasi yang Kokoh

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.