Yohanes 9:1- 7 (4) Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
Matahari dan bulan diciptakan Tuhan untuk memberikan sinar kepada bumi, untuk memisahkan siang dari malam, dan juga untuk menandai musim, hari, dan tahun. Berdasarkan tanda-tanda tersebut, maka terjadilah yang dinamakan waktu. Tuhan menciptakan langit, bumi dan segala yang ada di dalamnya dalam hitungan waktu. Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat kita beli atau jual. Satu-satunya tanggung jawab yang dapat kita lakukan mengenai waktu yang Tuhan ciptakan adalah dengan menggunakannya. Apabila kita memilih untuk tidak menggunakannya, maka kita akan kehilangan waktu tersebut karena tidak pernah ada waktu yang sama dan waktu juga tidak akan pernah bisa diulang kembali.
Waktu dan musim ternyata merupakan sarana yang Tuhan gunakan dalam pengukuran, perhitungan, perencanaan, dan penilaian-Nya atas kita. Waktu merupakan alat yang efektif di tangan Tuhan dalam merencanakan dan melaksanakan rencana-Nya, karena di dalam waktu ada bagian “permulaan” dan ada bagian “akhir”nya. Prestasi seseorang sering dinilai Tuhan berdasarkan hitungan waktu. Ketika Allah turun ke dunia dalam rupa manusia, ada rentang waktu yang harus diselesaikan oleh Pribadi yang bernama Yesus. Dari sejak lahirnya hingga tuntasnya mandat Kerajaan Sorga di atas kayu salib, ditandai dengan keluarnya ucapan dari mulut Yesus, yang berbunyi, “Sudah selesai!” Artinya, ketika Sorga mengutus Yesus, ada periode waktu yang terlibat di dalamnya dan itu diselesaikan oleh Yesus tepat sesuai waktu dan musim yang dikehendaki Sorga.
Hal yang sama pula Tuhan Yesus perintahkan kepada murid-murid-Nya, ketika Ia dalam ayat pembuka di atas, sedang berhadapan dengan seorang yang buta sejak lahirnya. Yesus menghendaki agar murid-murid melakukan pekerjaan yang sama dengan yang Ia lakukan, yaitu mencelikkan mata orang-orang buta. Buta di sini bukan berarti tidak dapat melihat secara jasmani saja, tetapi juga secara rohani. Dan untuk itu, Tuhan mau setiap murid melakukan tugas “pencelikkan mata” ini di waktu dan musim yang sudah Tuhan tetapkan, karena dikatakan oleh-Nya, akan datang malam, dimana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Ada waktu dimana setiap kita tidak dapat mengerjakan pekerjaan Bapa lagi.
Inilah pesan yang Tuhan berikan kepada kita di minggu ini, yaitu melakukan pekerjaan Tuhan pada musimnya. Artinya, ada satu tugas dari Tuhan dan Ia ingin setiap kita melakukannya, yaitu mencelikkan mata-mata yang buta dari orang-orang di sekeliling kita, baik dalam arti buta jasmani (kesembuhan fisik), maupun dalam arti rohani (memenangkan jiwa). Dan Ia melibatkan waktu dan musim di dalam penugasan ini. Ia ingin kita melakukannya tepat di rentang waktu yang dikehendaki-Nya, yaitu saat sekarang ini, di Tahun Kerelaan Memberitakan Injil Damai Sejahtera yang sedang kita jalani.
Beberapa hal yang ditekankan berkaitan dengan waktu dan musim Tuhan ini adalah sebagai berikut:
(1). Lakukan pekerjaan Tuhan pada musim yang telah ditentukan
Yoh. 9:4A Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; …
Ketika Tuhan memerintahkan Musa untuk pergi ke Mesir menghadap Firaun, tidak berarti Musa dapat pergi sekehendak hatinya dengan alasan Tuhan tidak menyebutkan waktu secara spesifik mengenai keberangkatan Musa itu. Namun Musa mengerti, bahwa apabila Tuhan memerintahkannya untuk pergi menghadap Firaun, artinya Musa memang harus segera pergi pada saat itu. Musa menyadari bahwa apabila ia pergi pada waktu dan musim yang Tuhan tetapkan, ia tidak akan kehilangan penyertaan Tuhan yang luar biasa.
Seringkali kita ingin berlaku taat kepada Tuhan, namun tidak jarang kita mengabaikan waktu dan musim yang telah Tuhan tetapkan. Kita pikir kita dapat melakukannya kapan saja sekehendak hati kita. Ketika Tuhan menetapkan sebuah perintah pada suatu waktu dan sebuah musim, artinya Ia ingin melibatkan kita dalam pekerjaan besar-Nya dan menginginkan kita untuk bersegera melakukannya. Keselamatan jiwa pada diri seseorang ibarat seorang wanita yang hendak melahirkan, tidak dapat ditunda.
(2). Setiap musim memiliki ciri khasnya masing-masing
Pkh. 3:1- 2 (1) Untuk segala sesuatu ada masanya (=musimnya), untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. (2) Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
Salah satu kerinduan yang timbul di dalam hati seorang hamba Tuhan bernama Billy Graham apabila ia boleh mengulang kembali waktu hidupnya, adalah ia rindu untuk memuridkan hanya dua belas orang dan menduplikasikannya sama seperti dirinya, sehingga tugas penginjilan besar dunia tidak hanya ia lakukan seorang diri saja, melainkan dilakukan oleh belasan orang lainnya yang memiliki satu visi dan satu DNA dengan dirinya. Namun sayang, tugas-tugas yang telah ia jalani di zamannya tidak dapat diulang kembali, karena setiap waktu dan musim memiliki ciri khas dan kegerakannya masing-masing.
Kalau kita perhatikan dalam Alkitab tidak pernah ada kegerakan yang sama persis atau pengulangan kembali ketika Tuhan memercayakan sebuah tugas besar kepada masing-masing tokoh di setiap waktu dan di setiap generasi yang berbeda. Setiap kegerakan memiliki ciri khas dan kemuliaan yang berbeda satu dengan yang lain. Apabila saat ini kita dipercayakan sebuah kegerakan untuk memberitakan Injil damai sejahtera, tentu ada hal yang hendak Tuhan nyatakan secara khusus, yang tidak akan dapat terulang kembali pada musim manapun juga. Ketika kita melakukan penundaan, jangan berharap bahwa kita dapat melakukannya di musim selanjutnya, karena di musin yang akan datang sudah ada tugas lain yang akan Tuhan percayakan dengan kemuliaannya masing-masing.
(3). Ada masa di mana kita tidak dapat melakukannya lagi
Yoh. 9:4B … akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
Salah satu bentuk pertanggungjawaban yang diminta Tuhan dari kita pada hari kedatangan-Nya adalah bukan seberapa hebat gereja kita, bukan pula seberapa banyak kita telah melakukan mujizat, tetapi apakah kita sudah melakukan segala sesuatunya sesuai kehendak Tuhan di generasi kita atau tidak.
Ketika Yesus berhadapan dengan seorang yang buta sejak lahirnya bersama-sama dengan murid-murid-Nya, Ia berkata bahwa setiap murid harus melakukan pekerjaan yang sama dengan yang Ia lakukan, yaitu “mencelikkan mata” setiap orang yang mengalami kebutaan selagi hari masih siang. Akan datang masa di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja lagi, yaitu masa kedatangan-Nya kali yang kedua.
Mari umat Tuhan, lagi-lagi Tuhan memberikan pesan-Nya kepada kita tentang waktu dan musim. Tidak ada musim yang paling tepat untuk “mencelikkan mata” orang-orang yang buta selain musim yang sedang kita jalani ini. Bersegeralah memberitakan kabar baik, dan pada hari Rabu mendatang bagikan dan diskusikanlah di kelompok sel Saudara masing-masing. Bagi jemaat yang belum bergabung, segeralah ikut ambil bagian dalam kelompok sel terdekat. Inilah waktu dan musim-Nya Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati!

01 Februari 2015 – Melakukan Pekerjaan Tuhan Pada Musimnya

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.