WASPADALAH! (BE ALERT!)
1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Berjaga-jaga dalam ayat ini bukan tentang seorang tidak boleh tidur. Karena tidak seorang pun sanggup untuk tidak tidur bukan? Ayat ini tentang pentingnya orang percaya hidup dalam kewaspadaan atau ketajaman.
Di salah satu suratnya, rasul Paulus berkata, “Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar” (1 Tesalonika 5:6). Ayat ini tidak berbicara dalam konteks tidur atau beristirahat yang sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh kita. Kata “tidur” di sini menjelaskan tentang kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan agar selalu berjaga-jaga. Tidur di sini diparalelkan dengan mabuk waktu malam.
Orang yang mabuk adalah orang yang tidak sadar, baik pikiran, emosi, maupun kehendaknya. Rasul Paulus menyebut anak-anak Tuhan sebagai “orang-orang siang.” “Orang-orang siang” menjalani hidup mereka dengan penuh kesadaran, bukan dalam keadaan tidak berawas-awas. Hidup dalam kesadaran adalah hidup yang tahu dan bisa membedakan mana yang benar dan yang salah, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak diperkenan oleh Tuhan.
Kembali kepada surat Petrus di atas. Di situ orang percaya diperingatkan untuk selalu sadar dan berjaga-jaga, karena “lawanmu” si iblis berjalan keliling. Kalimat ini jelas mengatakan bahwa iblis itu adalah lawan kita, bukan teman. Digambarkan seperti singa yang berjalan berkeliling mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang waspada dan tajam, bukan orang-orang percaya yang sembarangan yang mudah sekali menjadi incarannya si musuh. Waspada itu bukan menjadi orang percaya yang hidup dalam ketegangan atau ketakutan, karena takut akan sergapan “si singa” tadi, namun menjadi orang percaya yang sadar akan siapa dirinya di hadapan Tuhan. Bukankah kita ini adalah prajurit-prajurit-Nya Tuhan? Sikap seorang prajurit adalah memiliki kewaspadaan yang baik. Entahkah ia sedang mengenakan seragamnya ataupun tidak, ia akan selalu sadar bahwa ia adalah seorang prajurit. Demikian pula halnya dengan kita sebagai orang prajurit Kristus.
Jadi apa yang harus kita tingkatkan berkaitan dengan pesan Tuhan bagi kita tentang pentingnya menjadi orang percaya yang selalu waspada ini? Beberapa di antaranya adalah:
(1). Menjadi orang percaya yang menyadari jati dirinya dengan baik
1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah!…
Kata “sadarlah” berasal dari bahasa aslinya nepho, yangmemiliki arti waras atau bebas dari kondisi mabuk anggur (wineless) atau bebas dari pengaruh racun (free from being intoxicated). Bebas dari segala jenis bentuk “keracunan” mental dan spiritual.
Hari-hari ini dunia terus mencoba menawarkan sesuatu yang memabukkan, sesuatu yang memikat hati, termasuk juga sesuatu yang menakutkan. Mereka menawarkan sesuatu yang mudah untuk menggugah kedagingan. Daging yang teracuni akan membuat seseorang tidak menyadari akan jati dirinya.
Jadi sikap waspada seperti apa yang harus dibangun oleh orang percaya di tengah dunia yang terus “meracuni” orang-orang dengan segala tawarannya? Jadilah orang percaya yang tahu tujuan Tuhan dalam hidup (memiliki visi Tuhan, tahu panggilan Tuhan, dan kehendak Tuhan), orang percaya yang tahu akan status dirinya (sebagai duta Kerajaan Sorga, pelayan Tuhan, imam dalam keluarga, dan berbagai status lainnya), orang percaya yang tahu fungsinya (status yang diaktivasi akan membuahkan revival dalam hidup), dan sebagai orang percaya yang tahu membedakan siapa yang seharusnya menjadi lawannya.
(2). Menjadi orang percaya yang tidak sembarangan menyerang musuh secara membabi buta, namun hidup dalam kebenaran (melek hukum).
1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling…
Kata “lawan” dalam 1 Petrus 5:8 (Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling…) adalah antidikos. Kata antidikos ini memiliki makna lawan di pengadilan. Ini secara implisit menunjukkan bahwa musuh sering menggunakan hukum-hukum Tuhan untuk menyerang kita sebagai orang percaya. Apabila orang percaya tidak berdiri, bersikap, dan bertindak tepat sesuai dengan firman Tuhan, maka sudah pasti akan menjadi sasaran empuk si musuh.
Musuh tahu bahwa apabila seorang percaya tidak mau berdamai itu salah, tidak mau mengampuni itu tidak berkenan di hadapan Tuhan, dan hati yang menyimpan kepahitan itu akan menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang. Maka belum apa-apa si orang percaya sudah mengalami banyak dakwaan yang berat.
Orang yang dalam keadaan under influence atau tidak sadar karena pengaruh racun akan sulit untuk bersikap benar dan bertindak benar. Bayangkan, orang yang dalam keadaan setengah sadar, kemudian didakwa bertubi-tubi dengan segala hukum pasti akan sulit mempertahankan dirinya. Tentu kita ingat bagaimana pencobaan yang dilakukan iblis terhadap Yesus di padang gurun. Semua pihak menggunakan hukum, baik pihak yang mendakwa maupun pihak yang memertahankan.
Mari jemaat Tuhan, bukan kebetulan apabila berturut-turut Tuhan menyampaikan pesan tentang pentingnya orang percaya bersikap waspada terhadap segala tipu muslihat iblis. Tuhan mau kita menyikapinya dengan benar. Hidupi jati diri kita dengan benar sesuai dengan yang Tuhan telah tetapkan pada masing-masing kita, dan berdirilah di atas kebenaran Tuhan. Selamat memenangkan peperangan!
Tuhan Yesus memberkati!