WASPADA TERHADAP “PANAH-PANAH” YANG DITUJUKAN KE ARAHMU!
Mazmur 91:5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,
Ayat ini merupakan sebuah ayat penghiburan yang menguatkan sekaligus ayat peringatan bagi umat Tuhan yang menerimanya, mengingat adanya “kedahsyatan di waktu malam” dan “panah yang diarahkan di waktu siang.”
Sebelum disampaikan jenis serangan yang diarahkan pihak musuh, Tuhan terlebihdahulu mengatakan agar umat-Nya tidak usah takut. Kata “takut” yang digunakan di sini adalah yare, yang berarti ketakutan atau takut yang berlebihan. Takut adalah hal wajar, namun ketakutan dapat berdampak signifikan pada kehidupan orang percaya. Ketakutan yang dibiarkan akan dapat mengikis iman, kasih, dan kepercayaan seseorang kepada Tuhan.
Ancaman “kedahsyatan di waktu malam” dalam pengertian bahasa aslinya, pachad, merujuk pada sesuatu yang membuat seseorang menjadi ketakutan luar biasa yang membuatnya terpaku, hingga kehilangan kemampuan untuk bertindak apa-apa.
Dalam Talmud Yahudi dikatakan orang Yahudi menggunakan mazmur 91 ini salah satunya untuk mengusir setan, yang konon bertanggung jawab atas serangan penyakit dan kejahatan. Dan ayat yang merujuk akan hal itu adalah ayat 5. Jadi, ketakutan itu didalangi oleh si iblis, atau dihembuskan oleh si iblis.
Sedangkan serangan “anak panah yang terbang di waktu siang” merujuk pada suatu gambaran tentang pertempuran. Pada zaman dahulu, panah adalah senjata utama peperangan dan banyak digunakan oleh berbagai pasukan untuk menghabisi lawan. Makna dari “panah yang terbang” ini melambangkan adanya suatu “serangan” dengan cara ditembakkan atau dilesatkan untuk tujuan menusuk, melukai, bahkan menghancurkan siapapun yang dianggap lawan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan sedang memberikan peringatan kepada kita umat-Nya agar mewaspadai adanya berbagai “serangan” yang sedang dilesatkan pihak lawan kepada kita. Apa tujuan dari “serangan-serangan” yang dilontarkan tersebut? Banyak hal tentunya. Di antaranya adalah untuk mematikan ruang gerak orang percaya, melumpuhkan orang percaya dari fungsi-fungsi yang seharusnya dilakukan, mematikan iman, membunuh karakter, dan berbagai hal buruk lainnya.
Apa yang musuh coba lesatkan? Pertama, berupa teror ketakutan. Sesuatu yang ditebar si musuh untuk membuat orang percaya menjadi terkejut dan cemas tanpa dapat berbuat banyak. Artinya, seseorang bisa mengalami kekhawatiran, tekanan, atau kecemasan yang disebabkan oleh sesuatu yang penyebabnya diketahui dengan jelas, maupun dari sesuatu yang tidak diketahui pasti.
Seperti misalnya tiba-tiba takut akan masa depan, takut akan bencana alam, takut akan pasangan hidup, takut karena suatu penyakit, takut kehilangan anggota keluarga, takut karena intimidasi seseorang, takut karena merasa tidak mampu, dan berbagai ketakutan lainnya.
Yang kedua adalah “serangan panah” yang pada masa sekarang lebih merujuk kepada perkataan. Seperti perkataan yang menghina, yang negatif, yang menyakiti, yang menebar gossip, yang merendahkan, yang mengandung prasangka atau tuduhan yang salah, perkataan yang tidak membangun, perkataan ancaman, perkataan sampah dengan segala uneg-uneg, termasuk kabar busuk, dan lain-lain.
Begitu seseorang membiarkan satu “anak panah” mengenai dirinya, maka dengan mudah anak-anak panah lainnya akan melesat masuk secara beruntun tanpa dapat mengelaknya, karena melihat ada celah yang terbuka. Akhirnya, diri orang tersebut akan menjadi pribadi yang penuh dengan luka dan kalah. Ada prinsip kebenaran yang mengatakan, bahwa kita tidak bisa meminta kepada Tuhan untuk meniadakan serangan yang ditujukan kepada kita, melainkan kitalah yang harus mampu menghadapi dan mengatasinya dengan kekuatan Tuhan.
Oleh sebab itu, apa yang harus kita lakukan ketika mengetahui bahwa serangan-serangan itu akan terus berdatangan? Beberapa di antaranya adalah:
(1). Jangan mengandalkan kekuatan sendiri. Bangun kekuatan dan keterhubungan di dalam Tuhan
Mazmur 91:1-2 (1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (2) akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
Umat Yahudi sejak zaman dahulu menggunakan ayat ini untuk menangkal serangan dari kuasa kegelapan. Mereka menjadikan teks dalam mazmur ini hanya sebagai bacaan atau semacam “mantera” yang digunakan ketika gangguan datang menghadang. Sayangnya, tidak sedikit pemercaya di masa sekarang masih ada yang memerlakukan ayat-ayat di Alkitab dengan perlakuan yang sama. Hanya memerkatakan, namun tidak menjalin keterhubungan dengan sang Pemilik firman.
Satu hal yang Tuhan ajarkan untuk menghidupi ayat-ayat dalam Mazmur 91 ini pertama-tama adalah pihak kitalah yang harus terlebih dahulu datang mendekat secara pribadi kepada Tuhan (ayat 1), lalu mulai bangun pengenalan akan Tuhan dengan membuka komunikasi dua arah dengan Tuhan dankatakan kepada Tuhan bahwa: “Engkaulah tempat perlindungan dan kubu pertahanan yang kupercayai” (ayat 2).
Pahami kuasa dan janji-janji-Nya (ayat 3-13), lalu nantikanlah di hadirat-Nya sampai kita mendapatkan jawaban atau impresi yang kuat dari Tuhan bahwa Ia menyampaikan sesuatu kepada kita, seperti yang ayat 14-16 nyatakan. Biarkan Tuhan secara pribadi menyampaikannya sendiri kepada kita umat-Nya, bahwa Ia akan meluputkan dan membentengi kita (ayat 14). Tuhan rindu kepada orang-orang yang bukan hanya sekedar tahu apa saja yang bisa Tuhan lakukan, namun kepada mereka yang mau datang dan menjalin kedekatan secara pribadi dengan Tuhan.
(2). Jangan salah berpihak. Pastikan kita berada di pihak-Nya Tuhan
Mazmur 91:5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa “anak panah” yang terbang di waktu siang berbicara tentang serangan-serangan berupa berbagai perkataan dari musuh yang ditembakkan atau dilesatkan kepada orang percaya untuk tujuan menusuk, melukai, bahkan menghancurkan. Muatan dari perkataan-perkataan tersebut tentunya berbagai hal yang negatif dan bertujuan untuk meruntuhkan seseorang, termasuk berita-berita yang busuk. Jelas sekali bahwa semua serangan-serangan itu hanya pihak musuhlah yang dapat melakukannya.
Yang menjadi permasalahannya, disadari atau tanpa disadari, pihak orang percaya ternyata suka turut serta “memainkan” peran yang seharusnya hanya pihak musuh saja yang melakukannya, yaitu dengan turut melepaskan banyak “anak panah” yang menyebabkan tidak sedikit pihak-pihak menjadi terluka. Ingat akan sifat anak panah. Apabila sekali dilesatkan, maka anak-anak panah tersebut akan melesat terbang menuju sasarannya, yaitu siapapun yang dapat dijangkaunya.
Jenisnya bisa beragam. Seperti misalnya, melempar kekecewaan di media sosial, menebarkan komentar negatif akan lembaga-lembaga negara, perkataan-perkataan buruk terhadap pasangan atau anggota keuarga, berkata-kata negatif di belakang teman sendiri, dan berbagai hal lainnya.
Mari jemaat Tuhan, tingkatkan kewaspadaan kita. Ada pihak musuh yang sedang meningkatkan intensitas serangan-serangannya terhadap kita sebagai orang percaya. Bangun pengenalan akan Tuhan lebih lagi. Ambil komitmen untuk masuk lebih dalam di hadirat Tuhan, dan tangkap perkataan-Nya. Jangan lengah, karena musuh juga akan mencoba melibatkan orang percaya untuk turut ambil bagian di dalam pekerjaannya sebagai “pemanah-pemanah” sesamanya.
Tuhan Yesus memberkati!