UNGKAPKAN KEKAGUMANMU, SEBAB TUHAN KITA DAHSYAT!
Mazmur 47:1 Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Mazmur. (47-2) Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!
Di dalam setiap ajang pemberian penghargaan bergengsi dimana pemberian penghargaan tersebut biasanya didasarkan pada penilaian terhadap seseorang yang dianggap telah memiliki prestasi tertentu atau seseorang yang telah mendedikasikan diri dan berkontribusi besar bagi perkembangan suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang perfilman, musik, politik dan lain-lain, biasanya ketika pemenangnya di umumkan, seluruh tamu yang hadir akan memberikan standing ovation. Apa yang biasanya dilakukan ketika orang melakukan standing ovation? Apakah cuma berdiri saja? Tidak. Biasanya disertai dengan tepuk tangan yang meriah dari hadirin yang hadir.
Apa makna dari semuanya itu? Tindakan ini menunjukkan rasa “hormat, kagum, bangga” yang tinggi diberikan pada orang tersebut. Tidak bisa kita pungkiri bahwa memang dapat dirasakan apa yang telah orang itu perbuat selama hidupnya. Manusia memang akan selalu demikian, sadar atau tidak sadar, kita sebenarnya mampu menghargai, memberikan rasa hormat dan pujian kepada pribadi yang telah kita tahu betul sudah berbuat sesuatu yang baik, apalagi itu bagi kita.
Tepuk tangan yang menyertai adalah ungkapan penghargaan dan antusiasme yang menandakan apresiasi, dan kebahagiaan kita pada suatu pribadi. Ternyata tepuk tangan sudah lama menjadi budaya di kekaisaran Romawi. Selama pertunjukan teater atau saat pengutusan berperang, tepuk tangan menjadi cara bagi para pemimpin untuk memberi support dan apresiasi.
Bagaimana dengan apresiasi kita terhadap Tuhan? Dengan diterimanya pesan ini, apakah selama ini kita sudah memberikan rasa “hormat, kagum dan bangga” yang layak kepada-Nya? Ataukah justru keluh kesah dan kekecewaan atas segala permintaan yang tidak kunjung dikabulkan?
Mazmur 47 di atas berasal atau digubah oleh bani Korah. Siapa bani Korah? Bani Korah adalah keturunan suku Lewi yang bertugas menjaga kemah Tuhan (1 Tawarikh 9:19), penjaga pintu Bait Allah dan sekaligus menjadi pemuji di Bait Allah pada zaman Yosafat (2 Tawarik 20:19), para pengolah roti. Sebagai para penjaga kemah Tuhan, mereka memahami sekali keberadaan Kemah Tuhan sebagai tempat kehadiran Tuhan sekaligus tempat dimana Tuhan memperdengarkan suara-Nya, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kuasa Tuhan. Hal-hal tersebutlah yang mereka respon dalam nyanyian dan pujian yang mereka lakukan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tidak sedikit rasa kekaguman orang percaya akan Tuhan seakan-akan telah tertutupi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di hari-hari ini. Fokus perhatian orang-orang seperti telah tergantikan dengan berbagai berita dan kejadian yang tanpa disadari telah diakui sebagai hal-hal yang “seolah-olah lebih dahsyat” dibandingkan kuasa Tuhan.
Meskipun setiap orang percaya mengakui bahwa ia memiliki Tuhan, Juruselamat, dan Raja di atas segala raja, namun kekaguman itu seringkali hanya berhenti sampai pada level pengetahuan saja. Sedangkan respon, tindakan, gairah dan ekspresi hidup menunjukkan bahwa Tuhan seolah-olah “tidak sedahyat” yang seharusnya. Ingat tentang pesan Tuhan beberapa minggu terakhir, bahwa tidak sedikit orang percaya telah kehilangan “nilai mahal” yang berhubungan dengan hal Kerajaan Sorga.
Beberapa hal yang perlu kita lakukan berkaitan dengan pesan Tuhan bagi kita ini, di antaranya adalah:
(1). Sadari kembali bahwa semua karena pertolongan Tuhan. Apresiasi kita akan semakin melengkapi kemenangan.
Mazmur 47:2-3 (2) Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! (3) Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.
Mengapa bani Korah bisa begitu menghargai Tuhan sebagian Tuhan yang dahsyat? Posisi bani Korah ini unik. Mereka bertugas menjaga pintu kemah Tuhan yang senantiasa dapat merasakan dan menyaksikan kehadiran Tuhan yang nyata, ditambah kehadiran Tuhan dalam bentuk firman yang berkuasa. Kehadiran Tuhan yang demikian direspon dan disambut mereka dengan rasa hormat dan bangga sambil mengelu-elukan Tuhan dengan sorak-sorai. Bukan saja mereka menikmatinya sendiri, namun pemazmur Korah mengajak segala bangsa untuk turut bertepuk tangan menyatakan sukacita mereka di hadapan Tuhan. Tepuk tangan adalah salah satu sikap bentuk apresiasi dan sukacita.
Pada saat yang sama bani Korah sebagai pelayan di Kemah Tuhan juga melihat saat Tuhan melindungi Bait kudus-Nya dari tangan musuh terutama ketika mengingat Yerusalem dikepung oleh Sanherib raja bangsa Asyur (2 Raj. 8:13-19:37). Dalam peristiwa pengepungan tersebut Tuhan begitu dahsyat mengalahkan pasukan Asyur dan memukul kalah raja Sanherib. Oleh Kuasa Tuhan Yerusalem tidak dapat dimasuki pasukan Asyur sebab Tuhan sendiri memagari kota itu sehingga selamat dari tangan Sanherib sementara itu Tuhan melalui malaikat-Nya membunuh pasukan Asyur sebanyak 185.000 orang (2 Raj. 19:32-35). Demikian Bani Korah mengungkapkan pengakuannya terhadap Tuhan dan sekaligus mengajak semua bangsa-bangsa mengakui kedahsyatan Allah yang Mahatinggi itu. Dalam pengakuan itu dikatakan bahwa Tuhan adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.
(2). Sadari dan fokus kembali kepada Tuhan yang berkuasa membentengi kita
Mazmur 47:10 Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah Abraham. Sebab Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat dimuliakan.
Apabila diperhatikan, dimana umumnya fokus pandangan orang percaya hari-hari ini tertuju? Tidak sedikit fokusnya tertuju kepada berbagai hal-hal yang ada di seputar masalah pandemi. Entahkah mengenai jumlah orang-orang yang terpapar dan yang meninggal, kepanikan akan terkena paparan, virus yang dapat bermutasi menjadi berbagai varian baru, berbagai jenis vitamin dan obat-obatan yang perlu dikonsumsi, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit orang-orang yang telah mengkonsumsi obat-obat Covid sebelum terkena. Inilah bukti bahwa banyak fokus orang hari-hari ini lebih tertuju kepada kepanikan. Bukan artinya hidup berjaga-jaga dan menjalani pola hidup sehat boleh diabaikan, namun jangan sampai fokus tentang kedahsyatan Tuhan teralihkan oleh hal-hal yang oleh sebagian orang dianggap sebagai “sesuatu yang dahsyat.”
Pemazmur Korah mengingatkan bangsa-bangsa khususnya bangsa Israel agar kembali memfokuskan pandangannya kepada Tuhan, bahwa betapa Tuhan yang layak disembah adalah Tuhan yang empunya perisai bumi. Raja-raja pada waktu itu memerlengkapi diri mereka dengan berbagai senjata dan perisai. Hal-hal itulah yang membuat mereka mengalami kedamaian, namun kedamaian yang semu. Ketika datang ancaman dari bangsa lain yang lebih besar daripadanya, apa yang dapat dilakukan dengan segala persenjataan dan perisai yang mereka miliki? Menjadi takutlah mereka dan mulai mencari pertolongan kepada bangsa yang lain lagi. Sebaliknya, ketika mereka memfokuskan pandangan dan datang sungguh-sungguh mencari Tuhan, mereka mengalami pertolongan Tuhan dengan cara yang ajaib.
Mari jemaat Tuhan, apapun yang dapat kita lakukan dengan kekuatan sendiri tidak pernah sebaik apa yang Tuhan dapat lakukan dengan kuasa-Nya yang ajaib. Tuhan mau kita memfokuskan pandangan kita hanya kepada Dia yang dahsyat, berikanlah sikap hormat, kagum dan bangga akan Dia dengan senantiasa mengelu-elukan-Nya sambil bertepuk tangan melalui cara hidup percaya kita. Selamat mengalami kemenangan!
Tuhan Yesus memberkati!