TUHAN SEDANG MEMBAWA KITA KE TEMPAT YANG LEBIH TINGGI
Yesaya 48:17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.
Latar belakang pasal ini diawali ketika nabi Yesaya menyampaikan pesan Tuhan kepada orang-orang Israel di pembuangan Babel. Di satu sisi mereka rindu pulang ke kampung halaman mereka, namun tidak sedikit dari mereka yang sudah merasa nyaman tinggal di Babel dengan segala adat istiadat dan budayanya, bahkan turut menyembah apa yang bangsa Babel sembah. Nabi Yesaya menegur mereka yang sudah tidak lagi hidup sesuai dengan perintah Allah dan kehilangan semangat untuk menjadi saksi Tuhan untuk memenuhi rencana-Nya atas dunia. Jangan sampai mereka kehilangan hal-hal bernilai yang sedianya diperuntukkan bagi mereka.
Dari situ Tuhanpun menguatkan mereka yang lemah supaya kembali percaya kepada janji-janji Tuhan. Mereka diserukan untuk bertobat dan memperbaharui komitmen iman mereka atas panggilan Tuhan. Mereka diserukan untuk keluar dari tanah pembuangan Babel, karena memang masa depan umat Allah bukan di tempat itu. Dan mereka didorong untuk tidak hanya sekedar pergi meninggalkan Babel, tetapi juga untuk menjadi saksi Tuhan sampai ke ujung bumi (ayat 20). Mereka akan bersaksi bahwa Tuhan telah menebus mereka dari pembuangan, dari penindas mereka. Mereka memaklumkan bahwa Allah Bapa Sorgawi adalah Penguasa atas semesta.
Apabila kita perhatikan, betapa Tuhan sangat menyayangi umat Israel, sekalipun mereka telah bertindak tidak setia terhadap Tuhan, namun Tuhan tetap setia kepada umat-Nya ini. Tuhan bukan saja sekedar melepaskan Israel dari pembuangan untuk kembali ke Yerusalem, namun Tuhan berkata bahwa Ia hendak membawa umat-Nya ini naik ke posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Yesaya 48:17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kutempuh. Dalam bahasa aslinya ya’al, kalimat “mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, …” artinya adalah to ascend atau naik posisi. Jadi secara keseluruhan dikatakan bahwa Tuhan akan mengajari umatnya bagaimana umat-Nya dapat naik ke posisi yang lebih tinggi dari posisi sebelumnya: “I am the Lord your God, Who teaches you to ascend, Who leads you by the way you should go” (Isaiah 48:17). Luar biasa bukan? Bukti bahwa sebagaimana Tuhan ingin umat Israel maju, demikian juga Tuhan ingin kita maju dan naik. Tidak menetap terus di satu posisi yang itu-itu saja. Meskipun Israel itu bandel dan tegar tengkuk, namun Tuhan ingin mereka naik ke posisi dimana Tuhan dapat mudah memakainya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan ingin membawa setiap kita anak-anak-Nya untuk naik ke posisi yang lebih tinggi dari posisi hari ini. Istilahnya, Tuhan mau bawa kita naik level. Tetapi ingat, Tuhanlah yang akan menaikannya, bukan kita. Oleh karena dorongan ambisi, manusia bisa saja menjadikan dirinya sesuatu dan berkata bahwa Tuhan telah membawanya ke tingkat next level. Ingat, bukan kita yang menaikkannya, namun perhatikan baik-baik bahwa Tuhanlah yang akan menaikkannya, dan Tuhan sedang membawa kita naik. Hanya cara Tuhan membawa kita naik, kadang melalui cara yang mungkin “tidak enak”, mengapa? Karena Tuhan bukan sekedar membawa umat-Nya naik dan kemudian menduduki jabatan atau posisi tertentu semata-mata, namun membawa umat-Nya ke level iman yang lebih baik, pengenalan akan Tuhan yang lebih matang, memahami apa yang disebut dengan kehendak Tuhan, memahami kemana harus melangkah dalam tuntunan Tuhan, dan berfungsi dengan lebih efektif bagi Kerajaan Sorga.
Apa yang harus kita lakukan agar ketika Tuhan sedang membawa kita naik ke posisi yang lebih tinggi kita menangkapnya, sehingga kita sungguh naik ke posisi yang Tuhan kehendaki?
(1). Perhatikan perintah-perintah atau arahan-arahan yang Tuhan berikan (berbicara tentang ketaatan)
Yesaya 48:18 Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,
Ayat ini menegaskan bahwa naiknya posisi kita dan tercapainya kebahagiaan hanya bisa didapatkan apabila kita memerhatikan perintah Tuhan. Setiap kita pasti ingin mengalami perubahan posisi kehidupan kita. Apabila siap mengalami perubahan yang Tuhan sediakan, maka bersiap-siaplah memerhatikan perintah-perintah Tuhan. Dan untuk menjadi pelaku dari perintah Tuhan dibutuhkan kerendahan hati, yaitu hati yang mau dididik, ditegur dan diajar. “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.” (Amsal 3:11).
Hal yang sama, Abraham tidak pernah mengalami pengenalan yang lebih baik akan Tuhan dan tidak akan pernah mengalami perkara-perkara baru apabila ia mengabaikan untuk pergi naik gunung yang ditunjukkan Tuhan sambil membawa Ishak dan sejumlah kayu bakar. Bisa dibayangkan sangat tidak mudah ketaatan yang dilakukan Abraham bukan? Naik ke atas gunung untuk akhirnya mengorbankan Ishak anak satu-satunya. Bukankah lebih baik apabila ia tidak naik, dan anaknya akan tetap aman? Apabila Abraham mengambil keputusan ini, maka ia akan tetap berada di sebuah level yang tetap sama sepanjang usia pengiringannya pada Tuhan. Dari dulu akan tetap biasa-biasa saja.
Sebaiknya, ternyata berbeda hasil yang dicapai Abraham pada waktu ia memilih untuk taat dan naik ke atas. Ia menjadi lebih mengenal siapa Tuhan yang ia sembah selama itu. Tidak ada julukan “Jehova Jireh” (di atas gunung Tuhan menyediakan) apabila ia tetap berada di bawah. Dan kemudian kepada Abraham selanjutnya dipercayakan Tuhan sesuatu yang lebih besar lagi.
Sayangnya, tidak banyak orang percaya yang menyadari bahwa Tuhan sedang membawa umat-Nya naik ke posisi yang baru dengan memberikan arahan-arahan tertentu yang tujuannya membuat umat-Nya naik ke posisi atas. Mereka lebih memilih untuk tinggal di zona nyaman, yaitu di posisi asalnya. Ingat, tidak ada perpindahan ke posisi yang baru tanpa keputusan untuk mau bergeser dari zona nyaman.
(2). Perhatikan kondisimu. Jangan puas dengan kondisi hari ini (berbicara tentang perubahan).
Yesaya 48:20a Keluarlah dari Babel, larilah dari Kasdim!
Di satu sisi bangsa Israel berseru kepada Tuhan untuk minta kembali ke tanah air mereka untuk mengalami hidup yang diberkati Tuhan, namun di satu sisi mereka sudah terlalu nyaman dengan keadaan Babel. Mereka sudah merasa nyaman dengan segala adat istiadat Babel, bahkan dikatakan mereka turut menyembah apa yang bangsa Babel sembah. Namun Tuhan melalui Yesaya menyerukan, bahwa apabila mereka ingin mengalami perubahan hidup, hidup yang mengalami berkat dan kebahagiaan dari Tuhan seperti yang Tuhan janjikan. Maka mereka harus berani mengambil tindakan bersegera untuk keluar dari Babel. Artinya harus berani mengambil keputusan untuk menggeser posisinya, dari posisi lama (hal-hal yang lama yang tidak berkenan) ke posisi yang baru yang dikehendaki Tuhan.
Seringkali hal ini juga banyak dialami oleh tidak sedikit orang percaya, di satu sisi mereka ingin kehidupan yang baru bersama Tuhan dengan janji-janji-Nya yang dahsyat, namun di sisi yang lain mereka masih ingin hidup dengan pola hidup yang lama dengan segala prinsip-prinsip yang tidak Alkitabiah, termasuk di dalamnya masih melakukan praktek kebiasaan-kebiasaan buruk.
Atau contoh lain, seorang pria dewasa sadar bahwa ia harus berfungsi sebagai pemimpin dan imam di dalam keluarganya, namun kadang merasa masih belum berani untuk melakukannya. Akhirnya, tidak sedikit orang percaya yang hanya berjanji bahwa suatu hari ia akan melakukannya. Kapan sesungguhnya waktu yang tepat untuk melakukan firman Tuhan? Firman Tuhan di Ibrani 3:7-8 “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu…” Artinya, disaat kita mengetahui kebenaran, maka disitulah kita harus berani mengambil keputusan. Kadang ada orang-orang percaya yang terlalu lama mengambil keputusan. “Mulai tahun depan atau mulai bulan depan aku akan berubah!”
Mari jemaat Tuhan, ternyata perkara dibawa naik ke posisi yang lebih tinggi bukanlah semata-mata tentang usaha Tuhan membawa kita umat-Nya naik ke posisi yang baru tersebut, namun ini adalah tentang kerja sama antara Tuhan dengan kita umat-Nya. Seseorang tidak akan otomatis berpindah posisi apabila ia sendiri tidak menolong dirinya untuk memutuskan apa yang benar dan melakukannya dengan segera. Hal yang sama pula, apabila kita rindu untuk mengenal Tuhan dengan lebih baik lagi, mari mulailah mengambil langkah untuk mulai bersekutu dengan lebih intens lagi. Maka percayalah, kita akan mengalami betapa posisi kita mulai bergeser naik ke level yang lebih tinggi.
Tuhan Yesus memberkati!